- Senin, 14 April 2025
Kato Nan Ampek: Solusi Etika Komunikasi Di Era Digita

Kato Nan Ampek: Solusi Etika Komunikasi di Era Digita
Oleh: Andika Putra Wardana
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, komunikasi menjadi semakin mudah dan cepat. Namun, kemudahan ini seringkali diiringi dengan menurunnya kesantunan dalam berinteraksi. Fenomena ini dapat diatasi dengan menerapkan prinsip "Kato Nan Ampek", sebuah konsep etika komunikasi dari budaya Minangkabau yang tetap relevan hingga saat ini.
"Kato Nan Ampek" mengajarkan kita untuk menyesuaikan tuturan dengan status sosial lawan bicara. Seperti dijelaskan oleh Prof. Oktavianus dalam penelitiannya, konsep ini adalah bentuk tatanan kehidupan bermasyarakat yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk dunia digital. Misalnya, dalam berkomunikasi di media sosial, kita dapat menerapkan Nilai Malu untuk mencegah penyebaran ujaran kebencian atau komentar yang tidak pantas.
Selain itu, Kato Nan Ampek juga dapat menjadi solusi dalam dunia kerja. Seorang atasan yang menggunakan Kato Manurun dengan bawahan akan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. Begitu pula dengan rekan kerja yang menerapkan Kato Mandata, interaksi akan terasa lebih nyaman tanpa mengurangi rasa hormat.
Menurut Navis, orang Minang yang tidak mengamalkan Kato Nan Ampek dianggap "indak tau di ampek (tidak tahu adat)". Di era modern, nilai-nilai ini justru menjadi penyeimbang dari arus komunikasi yang kian pragmatis. Dengan demikian, Kato Nan Ampek tidak hanya relevan untuk masyarakat Minangkabau, tetapi juga untuk siapa saja yang ingin menjaga etika dalam berkomunikasi.
Dengan mempelajari dan menerapkan Kato Nan Ampek, kita dapat menciptakan budaya komunikasi yang lebih santun dan beretika, baik di dunia nyata maupun digital. Seperti kata pepatah Minangkabau, Nan Baiak Iyolah Budi, Nan Indah Iyolah Bahaso" (yang baik adalah budi, yang indah adalah bahasa).
Editor : melatisan
Tag :#Kato Nan Ampek #Etika Komunikasi
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
BALIMAU BASAMO DALAM MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN DI NAGARI BIDAR ALAM
-
SALAWAT DULANG: HARMONI TRADISI MINANGKABAU MENGGEMA DI PANGGUNG INTERNASIONAL
-
GALEMBONG: PAKAIAN FUNGSIONAL DAN FILOSOFIS DALAM TRADISI MINANGKABAU
-
GOTONG ROYONG SEBAGAI CERMINAN KEARIFAN LOKAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA
-
MENJAGA WARISAN SILEK PAUH DI TENGAH KOTA: STUDI ATAS PERGURUAN SILATURRAHMI KALUMBUK
-
TRANSFORMASI PSIKOLOGI ANAK MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF DAN HUMANISTIK
-
PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI
-
MANARI DI LADANG URANG: ANTARA KEBEBASAN DAN KESADARAN SOSIAL DALAM BINGKAI KEARIFAN MINANGKABAU
-
BARA KATAJAM LADIANG,LABIAH TAJAM MULUIK MANUSIA: SEBUAH PRIBAHASA MINANGKABAU
-
BUKAN CUMA REBAHAN: CARA PRODUKTIF MENGISI LIBURAN SEMESTER