- Minggu, 21 Desember 2025
Desa Wisata Sicincin: Jalur Sejarah, Cagar Budaya, Dan Ruang Kreatif Enam Lingkung
Desa Wisata Sicincin: Jalur Sejarah, Cagar Budaya, dan Ruang Kreatif Enam Lingkung
Oleh: Andika Putra Wardana
Selain penting secara historis dan adat, Nagari Sicincin juga berkembang sebagai Desa Wisata Sejarah yang masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Enam Lingkung dan Sekitarnya, sebagaimana tertuang dalam RIPPDA Kabupaten Padang Pariaman dan Perda No. 9 Tahun 2019.
Salah satu strategi utama pengembangan kawasan ini adalah penguatan Jalur Sejarah serta pemantapan Enam Lingkung sebagai Zona Kreatif, khususnya pada subsektor seni pertunjukan. Dalam konteks ini, Sicincin memiliki modal budaya yang sangat kuat.
Surau Atok Ijuak, Jejak Awal Islam di Sicincin
Benda Cagar Budaya paling menonjol di Nagari Sicincin adalah Surau Atok Ijuak, yang didirikan sekitar awal abad ke-18 (sekitar tahun 1700-an). Surau ini merupakan masjid pertama di Nagari Sicincin dan sebelum berdirinya bangunan surau baru, digunakan sebagai tempat pelaksanaan salat Jumat.
Secara arsitektural, Surau Atok Ijuak mencerminkan tipologi surau tradisional Minangkabau. Bangunannya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran ruang utama 9,5 × 9,5 meter, memiliki satu tiang utama (maco) di tengah dan delapan tiang pendamping yang tersusun konsentris. Atapnya bertumpang (bertingkat) dan terbuat dari ijuk, sementara lantainya ditinggikan menyerupai panggung.
Di sisi barat terdapat mihrab berukuran 4 × 1 meter, sedangkan di sisi timur terdapat teras pintu masuk berukuran 4 × 4 meter. Seluruh struktur utama terbuat dari kayu, menegaskan kearifan lokal dalam pemanfaatan material alam.
Nilai Budaya dan Potensi Wisata Sejarah
Surau Atok Ijuak bukan hanya bangunan fisik, melainkan simbol perjalanan Islam dan pendidikan keagamaan di Sicincin. Keberadaannya menjadi penanda penting dalam Jalur Sejarah Enam Lingkung dan berpotensi besar dikembangkan sebagai pusat edukasi sejarah dan budaya.
Posisi Sicincin yang berada di jalur Padang–Bukittinggi semakin memperkuat potensinya sebagai destinasi wisata sejarah yang mudah diakses. Hingga akhir dekade 1980-an, puluhan desa berada di sepanjang jalur ini, menjadikannya koridor sosial-budaya yang hidup.
Sicincin sebagai Ruang Budaya
Pengembangan Sicincin sebagai Desa Wisata tidak dapat dilepaskan dari potensi seni pertunjukan dan ekspresi budaya masyarakatnya. Strategi Zona Kreatif dalam KSPD Enam Lingkung membuka ruang bagi revitalisasi seni tradisi, pertunjukan budaya, serta narasi sejarah lokal yang dapat dikemas secara kreatif tanpa kehilangan keaslian.
Dengan memadukan cagar budaya seperti Surau Atok Ijuak, jalur sejarah Minangkabau, dan pengembangan seni pertunjukan, Desa Wisata Sicincin memiliki fondasi kuat untuk tumbuh sebagai destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya yang berkelanjutan.
Editor : melatisan
Tag :Nagari Sicincin Simpul Sejarah, Adat, Desa Wisata Sicincin, Jalur Sejarah, Cagar Budaya, Ruang Kreatif Enam Lingkung
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
NAGARI SICINCIN: SIMPUL SEJARAH, ADAT, DAN DINAMIKA SOSIAL MINANGKABAU
-
NAGARI SINTUAK SEBAGAI PUSAT SEJARAH PERANG DAN MUSEUM JUANG MILIK MASYARAKAT
-
PASA TALAOK BARUAK: KEARIFAN LOKAL DAN WISATA BUDAYA UNIK NAGARI SINTUAK
-
NAGARI KAMPUANG GALAPUANG ULAKAN: DENYUT EKONOMI RAKYAT, PASAR TRADISIONAL, DAN DINAMIKA SOSIAL PESISIR
-
KAMPUANG GALAPUANG ULAKAN: AKAR SEJARAH, ISLAMISASI, DAN LAHIRNYA SEBUAH NAGARI TUO DI PESISIR PARIAMAN
-
CHERRY CHILD FOUNDATION BERSAMA BERBAGAI KOMUNITAS SALURKAN BANTUAN KE WILAYAH TERDAMPAK BANJIR BANDANG DI PADANG
-
MENANAM POHON, MENUAI KESELAMATAN: KONSERVASI LAHAN KRITIS UNTUK KETAHANAN HIDUP KOMUNITAS.
-
MUSIBAH
-
KEMANA BUPATI TAPSEL
-
BANJIR DALAM MANUSKRIP SEBAGAI CATATAN PENGALAMAN KOLEKTIFÂ MASYARAKAT