HOME SOSIAL BUDAYA KABUPATEN DHARMASRAYA

  • Sabtu, 9 September 2017

Silek Pangian Menggoda Bupati Dharmasraya

Silek Pangian Batanghari
Silek Pangian Batanghari

DHARMASRAYA (Minangsatu)-- "Silek Pangian Rantau Batanghari", merupakan salah satu silat memiliki ilmu bela diri dipusatkan di Nagari Sungai dareh, Kecamatan Pulau Punjung. Keunikan tradisi dan budaya itu, menggaung diseluruh daerah sealiran batanghari. Bahkan sampai ke sepucuk jambi sembilan lurah, serta kuantan singgingi, provinsi Riau.

Silek Pangian merupakan salah satu jenis bela diri berada di Alam Minangkabau, berasal dari Nagari Sungai Dareh. Walaupun perkembangan zaman semakin canggih, namun Silek Pangian masih tetap bertahan. Bahkan orang tua persatuan Silat Pangian itu, selalu mengembangkan kepada generasi nagari tertua itu. Bahkan warisan leluhur berdiri pada abad ke-20 itu, semakin tampak perkembangannya sampai kedaerah lain.

Menurut guru besar Laman Tuo Silek Pangian Rantau Batanghari bergelar Datuk Mangku, didampingi guru lainnya, Edison Datuk Pucuk, Pandekar Sidik, Pendekar Sati, dan Pendekar Bungsu saat "Baralek Laman," digelar sekali dalam setahun, merupakan ajang tatap muka para pendekar dan seluruh murid, sekaligus menampilkan seluruh jurus dan keahlian telah diajari guru disetiap laman berada didaerah masing-masing.

Ia juga menambahkan, bahwa tradisi "Baralek Laman Tuo," sudah merupakan pesta anak nagari Sungai Dareh serta seluruh murid berada disealiran rantau Batanghari. Pasalnya, seluruh murid Silek Pangian Rantau Batanghari akan hadir di Laman Tuo selama sepekan. Guna untuk lebih mendalami ilmu kanuragan dimilikinya.

Datuak Mangku juga menjelaskan, bahwa Silek Pangian bukan sebatas kesenian silat yang dipertontonkan, melainkan Silat memiliki unsur ilmu kanuragan yang dapat untuk membela diri dari kejahatan.

Lebih jelas lagi Datuk Mangku mengatakan, asal usul Silek Pangian Rantau Batanghari datangnya dari daerah Selangor Malaysia. Pada saat itu, dua orang putra terbaik Nagari Sungai Dareh bernama Duli, dan H Moh Rasyid terkenal dengan pemberani dan bijaksana di abad ke-19 pergi merantau ke Selangor. Disaat itu, Ia menemukan perguruan silat berlandaskan agama Islam. 

Tanpa pikir panjang lagi, kedua pemuda itu langsung menuntut ilmu diperguran silek tersebut. Setelah bertahun-tahun mendalami ilmu kanuragan, akhirnya di Abad ke20, keduanya kembali kekampung halaman tepatnya di Nagari Sungai Dareh.

Setiba di kampung, mereka berdua langsung mengajarkan ilmu kanuragan tersebut kepada sanak saudaranya. Karena ilmu kanuragan tersebut, berlandaskan agama Islam, serta dapat dihandalkan untuk menjaga diri, maka akhirnya perkembangannya semakin pesat. Bahkan berita keampuhan pembelaan diri anak Silek Pangian menyebar sampai kehilir Batanghari.

Akhirnya dengan berjalannya waktu, sekarang ini murid Silek Pangian Rantau Batanghari sudah mencapai Puluhan Ribu orang, menyebar di Kampung Surau, Pulau Punjung, Sikabau, Koto Tuo, Siguntur, Sitiung, Sungai Duo, Koto Padang, Bonjol, Batu Rijal, Sipangkur, Silokek, Pulasan, Tebo, Simalidu, Tanjung, Teluk Lancang, Teluk kayu Putih, serta Kuantan Singingi, dan Ibul.

Untuk mempelajari Silek pangian, calon murid harus memenuhi syarat tertentu, berupa Satu bilah pisau, satu buah cincin terbuat dari besi putih, Celana hitam, ayam jantan, kain hitam panjang 2 meter, serta jeruk nipis guna untuk dimandikan kepada calon murid.

"Dalam latihan juga memiliki aturan tertentu, seperti tidak dibenarkan dilaksanakan latihan pada Sabtu malam, serta Selasa malam. Namun waktu latihan yang tepat serta terbaik itu, dilaksanakan pada kamis malam," pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan ikut hadir dalam acara puncak Baralek Laman Silek Pangian Rantau Batanghari Kamis (7/9). Dalam sambutannya, ia memberikan apresiasi kepada seluruh guru besar, dan murid Silek Pangian Rantau Batanghari, serta seluruh masyarakat Sungai Dareh, yang selalu mempertahankan tradisi dan budaya, secara turun temurun."Setelah melihat, penampilan serta kekompakan seluruh perguruan Silek Pangian Rantau batanghari ini, terbesit pula dihati saya untuk menjadi murid dari guru besar Datuak Mangku," sebut Bupati termuda se-Indonesia itu.

Ia juga berpesan, supaya perguruan Silek Pangian Rantau Batanghari ini, dapat dipertahankan. Karena tradisi ini juga merupakan salah satu ikon budaya daerah, yang dapat mengangkat nama daerah, pungkasnya. 

[ Syaiful Anif ]

 


Wartawan : Syaiful Hanif
Editor :

Tag :#Silek Pangian #Dharmasraya

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com