HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Senin, 30 Juni 2025

PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI

HAfisna
HAfisna

PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI

Oleh: Hafisna Sari Ahmad*

Karya sastra menjadi media bagi penulis untuk menyampaikan berbagai emosi dan pengalaman batin, seperti kesedihan, kebahagiaan, maupun kekecewaan. Psikologi adalah cabang ilmu yang fokus pada perilaku dan kehidupan jiwa manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari aktivitas mental dan kejiwaan. Sementara itu, istilah "humanistik" berasal dari bahasa Latin humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan bermartabat. Psikologi humanistik memandang manusia sebagai makhluk yang unik dan utuh, serta perlu dipahami secara menyeluruh.

Menurut Abraham Maslow penderitaan seperti keterasingan, kecemasan, atau rasa hampa bisa dihindari apabila manusia mampu memenuhi kebutuhannya. Ketika kebutuhan-kebutuhan tersebut tercapai, akan muncul rasa puas dan kehidupan menjadi lebih bermakna. Berdasarkan pemikiran ini, ia menyusun teori hierarki kebutuhan yang menggambarkan tingkatan-tingkatan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi secara bertahap, dimulai dari kebutuhan paling dasar hingga kebutuhan aktualisasi diri.

Novel “Totto-Chan Gadis Kecil Di Pinggir Jendela” merupakan autobiografi Tetsuko Kuroyanagi yang menceritakan pengalaman masa kecilnya sebagai siswa di Tomoe Gakuen. Sekolah ini dipimpin oleh Kepala Sekolah Sosaku Kobayashi dan memiliki pendekatan pendidikan yang tidak biasa namun sangat efektif, terutama dalam membimbing anak-anak yang dianggap "berbeda".

Psikologi Humanistik Menurut Abraham Maslow

Abraham Maslow dikenal sebagai tokoh utama dalam aliran psikologi humanistik. Ia berpendapat bahwa manusia memiliki dorongan alami untuk memahami dirinya sendiri secara lebih mendalam dan berusaha menjadi versi terbaik dari dirinya. Maslow percaya bahwa setiap

 

orang terdorong untuk mencapai tingkat perkembangan yang paling tinggi dalam hidupnya, yaitu aktualisasi diri.

Salah satu teori terkenal yang ia kembangkan adalah Hierarki Kebutuhan Manusia, yaitu teori yang menggambarkan tingkatan kebutuhan dasar manusia, mulai dari kebutuhan yang paling penting hingga yang paling tinggi. Teori ini lahir dari pengalaman dan pengamatan Maslow terhadap kehidupan dan kondisi psikologis manusia.

Dalam novel “Totto-Chan Gadis Kecil Di Pinggir Jendela” terdapat beberapa tokoh yang menjadi pusat cerita. Tokoh utama yang paling sering muncul dan memegang peran penting adalah Totto-chan dan Kepala Sekolah Kobayashi. Selain mereka, ada juga tokoh-tokoh pendukung lain seperti teman sekelas Totto-chan dan beberapa guru, yang membantu memperkuat jalannya cerita. Salah satu teman sekelas Totto-chan yang sangat berkesan adalah Yasuaki Yamamoto, ia adalah teman sekelas Totto-chan yang menderita polio sehingga menyebabkan salah satu masing-masing tangan dan kakinya lumpuh. Kehadiran Totto-chan dan Kepala Sekolah Kobayashi membuat hari-hari Yasuaki di Tamoe Gakuen penuh warna.

Lebih lanjut Maslow menyatakan bahwa motivasi manusia dipengaruhi oleh kebutuhan yang harus dipenuhi secara bertahap. Ia mengurutkan kebutuhan ini dari yang paling dasar hingga yang paling kompleks, sebagai berikut:

  1. Kebutuhan Fisiologis

Ini adalah kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup secara fisik, seperti makan, minum, tidur, dan bernapas. Tanpa kebutuhan ini terpenuhi, manusia tidak akan mampu memikirkan hal-hal lain.

  1. Kebutuhan Akan Rasa Aman

Setelah kebutuhan dasar tercukupi, manusia akan mencari keamanan, baik secara fisik maupun emosional. Rasa aman mencakup perlindungan dari bahaya, stabilitas dalam hidup, dan ketenangan psikologis.

  1. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki

Ketika kebutuhan aman telah terpenuhi, manusia akan mencari hubungan sosial yang memberi rasa diterima dan dicintai. Kebutuhan ini terlihat dalam keinginan untuk memiliki teman, keluarga, atau kelompok tempat mereka merasa menjadi bagian.

 
  1. Kebutuhan Penghargaan Diri (Self-Esteem)

Berikutnya, manusia membutuhkan pengakuan atas kemampuan dan pencapaian mereka. Kebutuhan ini terbagi dua: penghargaan terhadap diri sendiri (seperti kepercayaan diri) dan penghargaan dari orang lain (seperti status atau pujian).

  1. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Ini adalah puncak dari hierarki kebutuhan Maslow. Pada tahap ini, seseorang terdorong untuk mengembangkan seluruh potensi dirinya secara maksimal. Aktualisasi diri berkaitan dengan kebebasan berkreasi, pertumbuhan pribadi, dan menjadi "diri sendiri" secara utuh.

Maslow menekankan bahwa kebutuhan-kebutuhan ini bersifat berurutan. Artinya, seseorang tidak bisa mengejar kebutuhan yang lebih tinggi jika kebutuhan sebelumnya belum terpenuhi. Ia juga menambahkan bahwa kebutuhan yang lebih tinggi biasanya baru muncul ketika kebutuhan dasar telah terpenuhi cukup stabil.

Secara psikologi kepribadian dari tokoh Yasuaki Yamamoto dalam novel “Totto-Chan Gadis Kecil Di Pinggir Jendela” menunjukkan bahwa hierarki kebutuhan Yasuaki meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan penghargaan diri, serta kebutuhan aktualisasi diri.

  1. Kebutuhan Fisiologis

‘...Setelah selesai menyanyikan lagu ini semua murid mengucapkan “itadakimaaasu,” lalu mulai menyantap makanan dari laut dan dari gunung...” (hal. 35)

Kutipan novel di atas dapat diketahaui bahwa semua murid Tamoe Gakuen termasuk Yasuaki makan bersama. Hal ini menunjukkan bahwa yasuaki mendapatkan kebutuhan fisiologis berupa makan dan minum.

  1. Kebutuhan Akan Rasa Aman

“...Sebenarnya Yasuaki juga telah begitu menantikan saat ini. Totto berdiri di hadapan wajah sedih Yasuaki. la sengaja membuat wajah lucu dengan menggelembungkan pipinya lalu berkata riang, "Tunggu, ya? Saya punya gagasan yang baik..." (hal. 59)

Kutipan novel di atas merupakan adegan ketika Totto-chan membantu Yasuaki untuk memanjat pohon. Yasuaki yang bersedih karena tidak bisa naik ke atas pohon akhirnya bisa naik yang dibantu oleh Totto-chan. Walaupun awalnya tidak berhasil tapi Totto-chan dan Yasuaki tidak menyerah. Penghiburan dan pertolongan dari Totto-chan membuktikan bahwa kebutuhan akan rasa aman Yasuaki terpenuhi.

  1. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki

“...Totto menyenangi Yasuaki. Mereka selalu bersama baik pada waktu istirahat siang, waktu makan siang maupun waktu berjalan menuju stasiun setelah lepas sekolah. Segala sesuatu di-kenangnya dengan rasa rindu...” (hal. 156)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa selama di Tamoe Gakuen Yasuaki dan Totto- chan selalu bermain bersama. Hal ini menunjukkan bahwa Yasuaki mendapatkan rasa kasih sayang dari seorang teman, dan membuktikan bahwa kebutuhan cinta dan ra memiliki Yasuaki terpenuhi oleh Totto-chan beserta orang-orang di Tamoe Gakuen.

  1. Kebutuhan Penghargaan Diri

“...Di antara murid Tomoe ada beberapa anak yang menderita cacat, yaitu anak yang menderita polio seperti Yasuaki, anak yang badannya sangat pendek dan lain-lain. Karena itu kepala sekolah berpendapat bahwa bermain bersama dalam keadaan telanjang akan menghapuskan rasa malu pada anak-anak seperti itu dan membantu mereka supaya tidak dihinggapi perasaan rendah diri di kemudian hari. Dalam kenyataannya, anak-anak penderita cacat yang mula-mula ber-sikap malu-malu, lama-kelamaan terbiasa dan melupakan rasa malu itu karena terbenam dalam rasa senang..”. (hal. 53)

 

Kutipan novel di atas menunjukkan adegan murid-murid Tamoe gakuen berenang tanpa menggunakan baju. Hal ini diusulkan oleh Kepala Sekolah Kobayashi, menurutnya dengan telanjang membuat anak-anak berpikir jika mereka semua itu sama, tidak ada perbedaan di antara mereka. Oleh karena itu, Yasuaki yang menderita polio merasa dihargai karena tidak pernah ditinggalkan oleh teman-temanya. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan penghargaan diri Yasuaki terpenuhi.

  1. Kebutuhan Aktualisasi Diri

‘...Tak terkira waktu yang diperlukan sampai Yasuaki mencapai atas tangga. Di bawah terik matahari musim panas, mereka berdua tidak memikirkan apa-apa selain memikirkan tentang cara-nya agar Yasuaki bisa berhasil mencapai tangga paling atas ter-sebut. Totto masuk ke bawah kaki Yasuaki lalu mengangkat kakinya sambil

menyanggah pantat Yasuaki dengan menggunakan kepala. Yasuaki pun berusaha sekuat tenaga dan akhirnya ia berhasil memanjat sampai atas. Mereka berseru gembira, "Banzai!"...” (hal. 60)

 

Dalam kutipan tersebut, kebutuhan aktualisasi diri Yasuaki terlihat melalui usahanya yang sungguh-sungguh untuk menaiki tangga meskipun masing-masing tangan dan kakinya lumpuh. Ia menunjukkan tekad kuat untuk melampaui batas dirinya. Dengan dukungan Totto-chan yang membantunya secara aktif, Yasuaki berhasil mewujudkan potensinya dan merasakan kebahagiaan atas pencapaian tersebut. Seruan "Banzai!" menjadi simbol keberhasilan dan kepuasan batin atas perjuangannya, yang mencerminkan proses aktualisasi diri dalam bentuk yang sederhana namun bermakna.

Tokoh Yasuaki Yamamoto dalam novel Totto-Chan: Gadis Kecil di Pinggir Jendela digambarkan mengalami pemenuhan lima tingkatan kebutuhan berdasarkan teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow. Kebutuhan fisiologis Yasuaki, seperti makan dan minum, terpenuhi melalui kegiatan makan bersama di sekolah. Ia juga memperoleh rasa aman berkat perhatian dan bantuan dari Totto-chan. Dalam hal cinta dan rasa memiliki, Yasuaki merasakan kehangatan hubungan sosial melalui persahabatannya dengan Totto-chan dan penerimaan dari lingkungan sekolah. Penghargaan diri Yasuaki tumbuh karena ia diperlakukan setara dengan teman-temannya, tanpa diskriminasi terhadap kondisi fisiknya. Puncaknya, Yasuaki mencapai aktualisasi diri saat berhasil memanjat tangga dengan penuh semangat dan kerja keras, menunjukkan bahwa ia mampu mengembangkan potensi dirinya meskipun memiliki keterbatasan.

Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan pendidikan yang inklusif, penuh empati, dan mendukung mampu membantu setiap individu, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, dalam mencapai perkembangan diri yang optimal secara psikologis dan emosional.

*Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Andalas


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com