HOME VIRAL UNIK

  • Rabu, 1 Oktober 2025

Nagari Maninjau: Rinuak Dan Cerita Rasa Dari Tepi Danau

Nagari Maninjau: Rinuak dan Cerita Rasa dari Tepi Danau

Oleh: Andika Putra Wardana


Nagari Maninjau, di Kecamatan Tanjung Raya, Agam, berdiri anggun di tepi danau vulkanik yang luasnya mencapai lebih dari 9.000 hektare. Dari ketinggian Kelok 44, hamparan danau itu tampak biru berkilauan, dikelilingi perbukitan hijau yang seolah melindungi permata alam ini. Wisatawan biasanya datang untuk menikmati pemandangan atau merasakan kesejukan udara. Namun, bagi masyarakat setempat, Danau Maninjau adalah lebih dari sekadar panorama, ia adalah sumber hidup, identitas budaya, sekaligus dapur yang melahirkan kuliner khas.

Keistimewaan Maninjau berawal dari ikan mungil bernama rinuak. Bentuknya kecil, putih kekuningan, sekilas mirip ikan teri, tetapi hanya bisa hidup dan berkembang biak di Danau Maninjau. Keunikan inilah yang menjadikannya spesies endemik sekaligus kuliner eksklusif. Masyarakat setempat mengolah rinuak dalam beragam cara, dijadikan palai rinuak, dibumbui cabai dan kelapa parut lalu dibungkus daun pisang dan dipanggang hingga harum, atau digoreng garing untuk lauk sederhana sehari-hari. Di beberapa warung, rinuak bahkan diolah menjadi peyek rinuak, camilan renyah yang jadi oleh-oleh khas bagi wisatawan.

Kekayaan olahan rinuak tidak berhenti di palai atau gorengan. Ada pula gulai asam rinuak, kuahnya segar pedas dengan sentuhan asam yang mengimbangi gurih ikan. Sementara itu, pedagang di pasar sering membuat pargede rinuak, gorengan berbentuk bulat seperti perkedel, cocok disantap hangat-hangat dengan cabai hijau. Ragam olahan ini menunjukkan kreativitas masyarakat yang mampu menghadirkan cita rasa baru dari bahan sederhana yang melimpah di sekitar mereka.

Selain rinuak, Danau Maninjau juga menyumbang bahan pangan lain seperti pensi (sejenis kerang kecil) dan ikan bada. Dari bahan ini lahir masakan khas seperti rendang bada, gulai pensi, hingga lauk masiak yang akrab di meja makan warga. Ada pula kudapan seperti cubadak kicuah dan kue tradisional lain yang melengkapi kekayaan kuliner nagari ini.

Kuliner rinuak dan olahan danau bukan hanya soal rasa. Bagi masyarakat Maninjau, memasak rinuak adalah cara menjaga hubungan dengan alam sekaligus mempertahankan identitas nagari. Produk olahan seperti palai, peyek, hingga rendang rinuak kini juga dikelola oleh UMKM lokal. Menurut laporan TVRI Sumbar, inovasi ini memberi nilai tambah ekonomi bagi warga sekaligus memperluas daya tarik wisata Maninjau. Setiap wisatawan yang pulang hampir selalu membawa oleh-oleh berbahan rinuak, menjadikannya simbol keterikatan antara alam, masyarakat, dan pengunjung.

Pada akhirnya, Nagari Maninjau adalah bukti bahwa sebuah nagari bisa dikenali bukan hanya dari panoramanya, tapi juga dari rasanya. Dari palai rinuak yang harum, gulai asam yang segar, hingga pinyaram dan kudapan tradisional yang manis, setiap hidangan adalah cerita tentang alam yang memberi, masyarakat yang mengolah, dan budaya yang diwariskan. Siapa pun yang datang ke tepi Danau Maninjau, akan pulang dengan lebih dari sekadar foto , mereka akan membawa kenangan rasa yang sulit dilupakan.

Sumber: Visit Beautiful West Sumatra, Infopublik.id, Infosumbar.net, Klikpositif.com, TVRI Sumbar


Wartawan : Andika Putra Wardana
Editor : melatisan

Tag :#Rinuak

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com