- Minggu, 26 Oktober 2025
Karupuak Leak Bukittinggi: Jajanan Legendaris Yang Tak Pernah Lekang Di Bawah Jam Gadang
Karupuak Leak Bukittinggi: Jajanan Legendaris yang Tak Pernah Lekang di Bawah Jam Gadang
Oleh: Andika Putra Wardana
Setiap daerah di Sumatera Barat punya jajanan khas yang menyimpan kenangan masa kecil. Di Bukittinggi, tepatnya di sekitar Jam Gadang dan kawasan wisata Pasar Atas, ada satu jajanan yang tak pernah absen dari masa kanak-kanak orang Minang, yaitu Karupuak Leak, atau dalam versi lain disebut karupuak kuah sate.
Dulu, jajanan ini dijual di depan sekolah-sekolah dasar oleh para pedagang yang membawa ember berisi kuah panas. Anak-anak akan mengerubungi mereka, menukar uang receh dengan sepiring kerupuk singkong besar yang disiram kuah pedas gurih. Sekarang, puluhan tahun berlalu, karupuak leak tetap hidup, bukan hanya di depan sekolah, tapi juga di tempat wisata, lapau, hingga festival kuliner.
Bentuknya sederhana, kerupuk singkong lebar yang digoreng hingga garing keemasan, disiram dengan kuah sate berwarna merah kecokelatan, lalu ditambahkan mi kuning atau bihun di atasnya.
Bagi sebagian orang, ini mungkin terlihat aneh, kerupuk diberi kuah dan mi, tapi bagi warga Minang, justru di situlah letak kenikmatannya.
Renyahnya kerupuk berpadu dengan pedas gurih kuah sate, dan lembutnya mi memberi tekstur yang unik. Setiap suapan terasa seperti ledakan rasa manis, pedas, asin, gurih berpadu dalam satu harmoni yang membangkitkan ingatan masa kecil.
Namun, di balik kepopulerannya, asal-usul nama “Karupuak Leak” justru penuh teka-teki. Tak banyak yang tahu persis dari mana kata leak berasal.
Menurut cerita yang beredar di kalangan pedagang tua di Bukittinggi, kata itu berasal dari bahasa Minangkabau “baleak” yang berarti tumpah atau berantakan. Sebab, ketika kuah disiram ke atas kerupuk dan mi, pasti ada bagian yang tumpah ke piring, bahkan ke tangan.
Setiap orang yang menyantapnya hampir pasti “baleak” kuahnya menetes ke mana-mana, tapi justru di situlah sensasinya. Makan karupuak leak itu memang tak bisa rapi, tapi selalu menyenangkan.
Secara bahan, karupuak leak dibuat dari singkong parut yang diolah hingga halus, dijemur, lalu digoreng. Setelah itu, disiram kuah sate, campuran cabai merah, bawang, kunyit, kemiri, dan santan kental yang dimasak hingga berminyak.
Setiap penjual punya racikan sendiri, ada yang kuahnya pedas menyengat, ada yang gurih manis dengan aroma kemiri panggang.
Di atasnya, mi kuning atau bihun ditaruh sebagai pelengkap, menambah isi dan rasa kenyang.
Kadang ada juga yang menambahkan potongan lontong atau telur rebus, membuatnya seperti versi “murah meriah” dari sate Padang.
Meski tergolong makanan ringan, karupuak leak punya tempat istimewa di hati masyarakat Minangkabau. Ia bukan sekadar jajanan, tapi simbol nostalgia tentang masa kecil yang sederhana, tentang tangan kotor karena kuah sate, tentang tawa teman sekolah di bawah pohon rindang.
Bagi perantau, karupuak leak sering kali menjadi rasa yang mereka rindukan saat jauh dari kampung. Bukan karena kelezatannya semata, tapi karena rasa “rumah” yang dibawanya.
Kini, di kawasan Jam Gadang, karupuak leak telah menjelma menjadi ikon kuliner rakyat Bukittinggi. Harganya masih terjangkau, mulai dari Rp2.000 hingga Rp5.000 per porsi, dan bisa ditemukan hampir di setiap sudut kota.
Setiap sore, wisatawan lokal maupun mancanegara duduk di bangku plastik sambil menikmati jajanan ini, memandangi keramaian pasar dan lonceng Jam Gadang yang berdentang di kejauhan.
Karupuak leak mungkin sederhana, tapi di balik kerenyahan dan kuah pedasnya tersimpan satu pelajaran, bahwa rasa tak selalu harus mahal untuk menjadi abadi. Di setiap suapan yang berantakan, ada kebahagiaan yang tak pernah lekang,persis seperti Bukittinggi itu sendiri, kota kecil yang hangat dan penuh cerita.
Editor : melatisan
Tag :#Karupuak Leak
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
KERIPIK SANJAI: DARI KAMPUANG WISATA SANJAI KE WARISAN BUDAYA INDONESIA
-
TAK CUMA SALA LAUAK, INILAH SALA BARAIA: MASAKAN BERKUAH KHAS MALALO YANG LEGENDARIS
-
DADIAH: YOGURT TRADISIONAL MINANGKABAU YANG MENYATUKAN ALAM DAN RASA
-
DENDENG PUCUAK UBI: CITA RASA TRADISI DARI NAGARI KOTO RANAH, DHARMASRAYA
-
NAGARI CANDUANG: LERENG GUNUNG MARAPI & WARISAN RASA YANG BERTAHAN
-
SANKSI BERAT BAGI OLAHRAGA INDONESIA
-
BERMULA DARI LUHAK KE NEGERI ORANG MEMAKNAI SUMPAH PEMUDA ALA PERANTAU MINANGKABAU
-
ILUSI KEBEBASAN; MEMBACA ULANG RUANG DIGITAL DAN RELASI TERSELUBUNGNYA
-
PENSIUNKAN SEMUA JENDERAL POLISI
-
KONFLIK POLITIK DI INDONESIA: CERMIN KETEGANGAN SOSIAL ATAU KEGAGALAN DEMOKRASI?