HOME BIROKRASI PROVINSI SUMATERA BARAT
- Selasa, 18 Februari 2020
Ancaman Bencana Hidrometeorologi Di Sumbar Meningkat

Padang (Minangsatu) - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur menjelaskan kepada Minangsatu, Selasa (18/2), bahwa ancaman bencana hidrometeorologi di Sumbar saat ini meningkat.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh beberapa aspek meteorologis, seperti curah hujan, kelembaban, temperatur, dan angin.
"Hari ini saja, tercatat 5 Kabupaten/Kota di Sumbar terkena banjir dan longsor, terutama di Kabupaten Solok," tutur Rumainur.
Sejak awal tahun 2020, angka kejadian bencana cukup tinggi dibandingkan sebelumnya, yakni mencapai 30 kali di 19 kabupaten/kota. Hitungan didasarkan pada jumlah kabupaten/kota per kejadian.
Beberapa faktor penyebab bencana hidrometeorologi ialah curah hujan yang tinggi mencapai 100 mm, kurangnya daya tampung, dan kurangnya daya dukung lahan.
Menyikapi bencana tersebut, BPBD Sumbar memiliki sekitar 70 personil dengan sekitar 30 personil khusus penanganan bencana. Jumlah itu pun masih ditambah dengan kontribusi relawan dari berbagai pihak.
Kemudian, terkait peralatan dan kemampuan, BPBD Sumbar hampir tidak ada kekurangan. Setiap kabupaten/kota telah dilengkapi setidaknya dengan 1 perahu karet beserta pekerja yang telah mendapatkan pelatihan evakuasi.
"Hanya saja, perahu karet tidak begitu efektif ketika masuk kawasan perkebunan karena mudah bocor saat terkena duri. Artinya dibutuhkan juga perahu plastik untuk lebih memudahkan," ungkap Rumainur.
Lebih lanjut, Rumainur menyatakan bahwa jumlah anggaran saat ini sebesar Rp15 M. Meskipun turun cukup besar, sejauh ini tidak ada kendala berarti karena turut dibantu oleh instansi lain.
"Tidak akan dibiarkan begitu saja suatu kabupaten/kota yang terkena bencana. Kabupaten/kota lain akan merapat, provinsi akan merapat, dan pusat siap untuk membantu," tuturnya.
Secara pemetaan, seluruh kabupaten/kota di Sumbar masuk dalam daerah rawan bencana. Masyarakat diminta untuk terus berhati-hati dan bersiaga. Menghentikan aktivitas di sawah saat hujan deras karena akan berisiko disambar petir, mengutamakan keselamatan saat melakukan perjalanan antarkota, dan memperhatikan kondisi sekitar terutama di daerah bantaran sungai dan lereng perbukitan.
Editor : sc.astra
Tag :#bencanahidrometeorologi
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
KEMENTERIAN PANRB AKAN MENJADIKAN SUMATERA BARAT SEBAGAI ROLE MODEL DALAM PELAYANAN PUBLIK BERBASIS DIGITAL
-
MEDI ISWANDI INGATKAN ASN TERUS BERBENAH DI ERA KETERBUKAAN INFORMASI
-
DIRSE NOVERA AKAN LANJUTKAN PROGRAM BIRO ADPIM SETDAPROV SUMBAR YANG SUDAH BAIK
-
BIRO ADPIM SERAHKAN 55 BOX ARSIP INAKTIF KE BIRO UMUM, PEMPROV SUMBAR PERKUAT TATA KELOLA KEARSIPAN
-
LANTIK 53 PEJABAT ADMINISTRATOR DAN PENGAWAS, SEKDAPROV SUMBAR TEKANKAN DAMPAK KINERJA
-
UPAYA MELINDUNGI BAHASA ABORIGIN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
-
SEPAK TERJANG BUPATI ANNISA: MEMBANGUN PERADABAN DHARMASRAYA LEWAT PENDIDIKAN
-
DARI SUMATERA BARAT UNTUK INDONESIA: 80 TAHUN SUMATERA BARAT (1 OKTOBER 1945 - 1 OKTOBER 2025)
-
TENSI POLITIK OLAHRAGA NAIK JELANG MUSORPROV KONI SUMBAR, UPAYA INTERVENSI MENGKRISTAL
-
REQUISITOIR JPU KASUS PEMBUNUHAN BERENCANA TANAH DATAR: TUNTUT PIDANA MATI