- Senin, 6 Oktober 2025
Upaya Melindungi Bahasa Aborigin Di Tengah Arus Globalisasi

Upaya Melindungi Bahasa Aborigin di Tengah Arus Globalisasi
Oleh: Kayla Najwa Kharisma Oksa
Bahasa adalah jantung dari sebuah budaya, kemampuan yang dimiliki manusia untukberkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, gerakan, ataupun kata.Melalui bahasa, manusia tidak hanya menyampaikan pikiran, tetapi juga mewariskan nilai,tradisi, dan cara pandang terhadap dunia.
Menurut AIATSIS, “Bahasa mengandung maknatentang keluarga, hukum adat, tanah, dan budaya. Bahasa menjaga hubungan denganleluhur dan tanah. Bahasa adalah inti dari identitas, serta penting untuk memperkuat budayadan kesejahteraan masyarakat Aborigin dan Torres Strait Islander.” (Sumber:indigenous.gov.au).
Seiring berjalannya waktu, bahasa pun ikut mengalami perubahan danperkembangan. Namun di era globalisasi yang penuh dengan arus budaya asing sertadominasi bahasa Inggris, banyak bahasa Aborigin kini berada di ambang kepunahan.Fenomena ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam menjaga warisan budaya masyarakat asli Australia. Penjelasan Bahasa Aborigin adalah bagian yang sangat penting dari identitas dan budaya masyarakatasli Australia.
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, diperkirakan ada lebih dari 250 bahasaAborigin yang digunakan di seluruh benua Australia, dengan ratusan dialek yang berbeda disetiap wilayah. Bahasa-bahasa ini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi jugamengandung sistem pengetahuan yang luas tentang lingkungan, flora, fauna, hukum adat,dan spiritualitas. Namun, sejarah panjang kolonisasi membuat banyak dari bahasa tersebutperlahan menghilang.
Proses asimilasi paksa dan kebijakan kolonial yang melarangpenggunaan bahasa lokal di sekolah serta ruang publik membuat generasi muda Aboriginkehilangan kemampuan berbahasa leluhur mereka.Memasuki abad ke-21, situasinya semakin mengkhawatirkan. Dari ratusan bahasa asli yangpernah ada, hanya sekitar 150 bahasa yang masih digunakan secara aktif pada awal2000-an.
Bahkan pada tahun 2020, penelitian menunjukkan bahwa 90% dari hampir 100bahasa yang tersisa terancam punah karena hanya dituturkan oleh penutur tua. Ketikaseorang penutur terakhir meninggal dunia, sering kali seluruh warisan linguistik dan budayaikut menghilang. Kesadaran akan ancaman ini mendorong komunitas adat, pemerintahAustralia, lembaga pendidikan, hingga peneliti bahasa untuk bergerak bersama melakukanberbagai upaya penyelamatan dan revitalisasi.Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah proyek dokumentasi bahasa.
Dalam proyek ini, penutur asli yang sudah lanjut usia dilibatkan untuk merekam kosakata, tatabahasa, lagu tradisional, serta cerita rakyat dalam bahasa mereka masing-masing. Hasildokumentasi ini kemudian disimpan dalam arsip digital dan digunakan sebagai bahan ajaruntuk generasi berikutnya. Selain itu, beberapa universitas dan lembaga penelitian juga ikutmengembangkan kamus dan database online agar bahasa Aborigin bisa dipelajari secaralebih luas.Pendidikan juga menjadi kunci penting dalam melestarikan bahasa.
Di beberapa wilayah seperti Northern Territory, sekolah-sekolah mulai mengajarkan bahasa Aborigin sebagaimata pelajaran tambahan. Anak-anak diajarkan bukan hanya untuk berbicara, tetapi jugamemahami makna budaya di balik setiap kata. Inisiatif ini bertujuan untuk menumbuhkanrasa bangga dan identitas budaya di kalangan generasi muda Aborigin.
Selain di sekolah formal, banyak komunitas lokal yang mengadakan kelas bahasa dan workshop budayasecara mandiri. Kegiatan ini menjadi wadah bagi orang muda untuk belajar langsung daripara tetua adat.Pemerintah Australia juga menunjukkan dukungannya melalui berbagai program pendanaandan kebijakan pelestarian bahasa.
Salah satunya adalah program Indigenous Languagesand Arts (ILA) yang mendanai proyek-proyek lokal untuk mendokumentasikan danmengajarkan bahasa Aborigin. Selain itu, pada tahun 2019, Australia bahkan menetapkan“Tahun Bahasa Penduduk Asli” sebagai bentuk penghormatan terhadap pentingnyabahasa-bahasa ini dalam membentuk identitas nasional.
Langkah-langkah ini menunjukkanadanya komitmen untuk tidak hanya mempertahankan, tetapi juga menghidupkan kembalibahasa yang hampir punah.Informasi TambahanUpaya pelestarian bahasa Aborigin kini juga merambah ke dunia digital. Teknologi menjadialat yang efektif untuk menjangkau generasi muda yang hidup di era serba cepat. Munculberbagai aplikasi belajar bahasa yang dirancang khusus untuk bahasa-bahasa Aborigin,seperti Ma! Iwaidja App atau Living Archive of Aboriginal Languages, yang memungkinkanpengguna mempelajari kosakata dan pengucapan dari penutur asli melalui ponsel mereka.
Selain itu, radio komunitas dan podcast lokal juga banyak menyiarkan program dalambahasa Aborigin untuk menjaga penggunaannya tetap hidup di tengah masyarakat.Tidak hanya itu, unsur bahasa Aborigin juga mulai masuk ke dalam musik modern danmedia populer. Sejumlah musisi muda Australia kini menulis lagu dengan lirik berbahasaAborigin sebagai bentuk kebanggaan dan penghormatan terhadap akar budaya mereka.
Melalui musik, bahasa Aborigin dapat menjangkau audiens yang lebih luas, bahkan hinggake tingkat internasional. Kreativitas ini menunjukkan bahwa pelestarian bahasa tidak harusdilakukan dengan cara tradisional saja, tetapi bisa juga dengan pendekatan yang lebihmodern dan relevan bagi generasi sekarang.Meski berbagai langkah telah dilakukan, tantangan masih tetap besar.
Para penelitimemperingatkan bahwa tanpa dukungan kebijakan jangka panjang dan pendanaan yangkonsisten, banyak bahasa Aborigin masih berisiko punah dalam satu atau dua generasimendatang. Tidak semua komunitas memiliki sumber daya untuk mendokumentasikan ataumengajarkan bahasa mereka. Selain itu, pengaruh globalisasi dan dominasi bahasa Inggrismasih sangat kuat, membuat anak-anak muda lebih memilih menggunakan bahasa yangdianggap “lebih berguna” di dunia modern.
Hal ini menjadi dilema besar: bagaimanamenjaga bahasa leluhur tetap hidup tanpa menghalangi perkembangan dan mobilitas sosialgenerasi muda?Namun, di balik tantangan itu, ada juga harapan besar. Semakin banyak orang Australianon-Aborigin yang mulai tertarik mempelajari bahasa-bahasa ini, bukan hanya sebagaibentuk penghormatan, tetapi juga untuk memahami sejarah dan keunikan budaya yangselama ini kurang mendapat perhatian.
Beberapa kota bahkan mulai menggunakan namatempat dalam bahasa Aborigin di papan jalan dan area publik sebagai simbol pengakuandan penghormatan terhadap penduduk asli. Langkah-langkah kecil seperti ini berperanpenting dalam membangun kesadaran kolektif bahwa bahasa adalah bagian dari identitasnasional yang harus dijaga bersama.PenutupBahasa Aborigin bukan sekadar alat komunikasi, melainkan penyimpan pengetahuan yangsangat luas tentang tanah, lingkungan, hukum adat, dan spiritualitas masyarakatnya.
Setiapkata dalam bahasa Aborigin mencerminkan hubungan yang mendalam antara manusia danalam, antara masa lalu dan masa kini. Menyelamatkan bahasa berarti menyelamatkanwarisan budaya yang telah hidup selama ribuan tahun.
Dalam dunia yang semakin modern dan serba cepat, pelestarian bahasa mungkin terasaseperti perjuangan yang kecil, tetapi sebenarnya ini adalah perjuangan besar untuk menjagakeberagaman dan identitas kemanusiaan. Seperti kata pepatah Aborigin, “Jika kamukehilangan bahasamu, kamu kehilangan jiwamu.” Karena itu, melestarikan bahasa Aboriginbukan hanya tanggung jawab masyarakat adat, tetapi tanggung jawab semua orang yangmenghargai nilai budaya dan sejarah manusia.
Tag :#Bahasa Aborigin
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SEPAK TERJANG BUPATI ANNISA: MEMBANGUN PERADABAN DHARMASRAYA LEWAT PENDIDIKAN
-
DARI SUMATERA BARAT UNTUK INDONESIA: 80 TAHUN SUMATERA BARAT (1 OKTOBER 1945 - 1 OKTOBER 2025)
-
REQUISITOIR JPU KASUS PEMBUNUHAN BERENCANA TANAH DATAR: TUNTUT PIDANA MATI
-
PEJUANG MUDA: HILIRISASI KOPI UNTUK DONGKRAK EKONOMI
-
GARUDA MUDA, DARI SEMIFINAL BERSEJARAH KE KUALIFIKASI YANG MEMBEKAS LUKA, BUKTI INKONSISTENSI PSSI
-
UPAYA MELINDUNGI BAHASA ABORIGIN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
-
SEPAK TERJANG BUPATI ANNISA: MEMBANGUN PERADABAN DHARMASRAYA LEWAT PENDIDIKAN
-
DARI SUMATERA BARAT UNTUK INDONESIA: 80 TAHUN SUMATERA BARAT (1 OKTOBER 1945 - 1 OKTOBER 2025)
-
TENSI POLITIK OLAHRAGA NAIK JELANG MUSORPROV KONI SUMBAR, UPAYA INTERVENSI MENGKRISTAL
-
REQUISITOIR JPU KASUS PEMBUNUHAN BERENCANA TANAH DATAR: TUNTUT PIDANA MATI