- Senin, 27 Oktober 2025
Verry Mulyadi Dan 'Challenge' Jadi Ketua PSSI Sumatera Barat
Verry Mulyadi dan 'Challenge' Jadi Ketua PSSI Sumatera Barat
Oleh: Rivalwan, S.Si, M.Pd, AIFO-P
(Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FKIP Universitas Tadulako)
PSSI Sumbar selesai menggelar Kongres Biasa di Ballroom Hotel Truntum Kota Padang, Sabtu (25/10/2025). Selain sosialisasi terkait perubahan statuta, satu hal yang mencuat ke publik adalah mengenai sosok yang bakal menjadi 'next' Ketua PSSI Sumbar pengganti Indra Dt. Rajo Lelo.
Bicara sepakbola nasional, 'urang awak' nyaris tak pernah ketinggalan, baik di segmen pelatih, wasit, hingga pemain. Namun jika harus jujur, sejatinya kita mundur dalam pencapaian. Khusus PON cabang sepakbola yang jadi salah satu barometer pencapaian federasi sepakbola provinsi, Sumbar mengalami grafik penurunan. Sempat absen di dua edisi, wakil Sumbar tampil di PON XXI Aceh-Sumut yang harus mengaku kalah di fase penyisihan grup.
Kini tiba saatnya menatap ke depan. Tantangan semakin berat untuk sepakbola Sumbar.
Dari beberapa tokoh yang kenyang makan asam garam sepakbola nasional, nama Verry Mulyadi pantas diperhitungkan. Owner Solok FC sekaligus Penasehat Semen Padang FC ini menjadi sosok paling berpengalaman sejauh ini di kancah sepakbola Sumbar hingga nasional.
Verry Mulyadi adalah inisiator sekaligus pendiri Semen Pandang Fooball Akademi (SPFA). Akademi sepakbola yang pada akhirnya banyak melahirkan pemain-pemain yang mentas di profesional, semacam Aidil Usman Diara, Firza Andika, hingga Rendi Oscario. Tim yang kala itu sukses mencatatkan sejarah lolos mewakili Sumatera pada gelaran PON Remaja 1 di Surabaya 2014 setelah mengalahkan tuan rumah Sumatera Utara 0-1 di Stadion Teladan Medan.
Dengan kiprahnya tersebut 'Bang Pen' sapaan akrabnya terus merangsek ke level nasional. Pria yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Sumbar fraksi Gerindra ini terpilih menjadi Exco PSSI periode 2016-2019.
Saat menjadi Exco PSSI, Verry benar-benar 'babuek' untuk kampung halaman. Tercatat, ia pernah menggelar 3 kali kursus pelatihan Lisensi C AFC. Tentunya, melalui program ini telah banyak lahir pelatih-pelatih berbakat yang saat ini pasti berdampak kepada lahirnya pemain-pemain berbakat Sumatera Barat.
Begitu juga dengan di bidang pengadil. Melalui 'lakek tangannya', Verry banyak menghasilkan wasit-wasit berpengalaman hingga level nasional. Pernah menjabat sebagai Wakil ketua teknik dan Pengembangan PSSI dan Ketua Sepakbola Wanita membuat Verry semakin matang memahami sepakbola dalam berbagai bentuk segmen.
Berbagai kualifikasi tersebut, kiranya layak menjadi acuan untuk menjadikan sosok Verry Mulyadi maju ke pemilihan Ketua PSSI Sumbar 2025-2029. Dengan kapasitas dan 'track record'nya, Verry dianggap mampu menahkodai kapal besar PSSI Sumbar.
Jabatan Ketua PSSI Sumbar bukan posisi untuk coba-coba atau untuk belajar. Di sini sudah ranahnya aplikasi bukan lagi meraba-raba. Jadi tidak bisa 'aji mumpung'
Selain punya pengalaman, pengetahuan yang teruji, serta mahir dalam manajerial, calon Ketua PSSI Sumbar mesti memiliki visi jangka panjang dan punya kemampuan dalam sinkronisasi program dan kebijakan dengan level yang berbeda, seperti tim junior dan senior.
Pada akhirnya, lobi-lobi dan selera sangat menentukan arah pemilihan Ketua PSSI Sumbar kedepan. Tentunya, nalar sehat dan statistik personal tetap jadi pandangan untuk sepakbola Sumbar yang maju serta kompetitif.
Namun di balik segala dinamika itu, satu hal harus diingat, sepakbola bukan hanya urusan siapa yang berkuasa, tapi siapa yang bekerja.
Sumatera Barat sedang berada di persimpangan jalan, antara melanjutkan langkah dengan arah yang jelas, atau kembali terjebak dalam pusaran kepentingan jangka pendek yang menggerus fondasi pembinaan. Kita butuh figur yang tak hanya tahu teori, tapi juga pernah berkeringat di lapangan, pernah jatuh, pernah bangkit, dan tetap mencintai sepakbola tanpa pamrih.
Nama Verry Mulyadi memiliki rekam jejaknya yang konkret, karena sepakbola Sumbar pernah ia sentuh, bangun, dan hidupkan kembali dari akar. Dari akademi pemain muda, kursus pelatih dan wasit, hingga keterlibatan langsung dalam struktur federasi nasional, semuanya adalah bukti bahwa ia paham bagaimana sistem bekerja.
Dan di era ketika banyak organisasi olahraga lebih sibuk menata kekuasaan daripada prestasi, sosok seperti Verry layak menjadi antitesis dari kecenderungan itu. Ia datang bukan membawa slogan, tapi membawa catatan kerja.
Sepakbola Sumbar tidak butuh janji manis, ia butuh arah, butuh pemimpin yang bisa menyeimbangkan idealisme dan strategi, yang paham bahwa membangun sepakbola bukan urusan setahun kongres, melainkan proyek peradaban olahraga yang panjang.
Karena jika sepakbola diibaratkan kapal, maka PSSI Sumbar adalah kapal besar yang sedang kehilangan bintang navigasinya. Kapten berikutnya harus bisa membaca arah angin, bukan sekadar mengibarkan bendera.
Dalam konteks inilah, Verry Mulyadi dan 'challenge' menuju kursi Ketua PSSI Sumbar bukan sekadar soal kontestasi, tapi tentang uji karakter dan integritas seorang pelaku sepakbola sejati.
Apakah ia siap memikul beban sejarah yang panjang itu? Apakah publik dan para pemilik suara siap menempatkan logika di atas rasa, kerja di atas retorika?
Kini bola panas itu bergulir di tangan para pemilik suara. Pilihan mereka bukan sekadar menentukan siapa yang duduk di kursi ketua, tapi ke mana arah kapal besar bernama PSSI Sumbar akan berlayar.
Apakah menuju pelabuhan prestasi dengan layar kerja keras, atau kembali terombang-ambing di samudra retorika dan kepentingan sesaat?
Dan di panggung sepakbola Minang yang mulai kehilangan cahaya, mungkin inilah saatnya muncul sosok yang bukan sekadar bicara tentang masa depan, tapi menyalakan obor untuk menuntunnya.
Karena pada akhirnya, sejarah sepakbola tidak menulis siapa yang paling banyak berbicara, tapi siapa yang paling berani bekerja.
Sebagai penutup, kami mendorong para elit dan tokoh sepakbola Sumbar untuk berani menembus posisi penting di struktur PSSI pusat. Jangan hanya berani bersaing di level daerah, tapi juga tampil percaya diri di level nasional. Langkah ini bukan soal ambisi pribadi, melainkan bentuk tanggung jawab kolektif untuk membuka lebih banyak kesempatan bagi pemain, pelatih, dan wasit asal Ranah Minang agar bisa bersaing di kancah tertinggi sepakbola Indonesia.
Tag :#Ketua PSSI Sumatera Barat #Opini
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com