HOME OPINI OPINI

  • Selasa, 30 September 2025

Dari Sumatera Barat Untuk Indonesia: 80 Tahun Sumatera Barat (1 Oktober 1945 - 1 Oktober 2025)

Penulis: Irwan Setiawan, S. Pd
Penulis: Irwan Setiawan, S. Pd

Dari Sumatera Barat Untuk Indonesia: 80 Tahun Sumatera Barat (1 Oktober 1945 - 1 Oktober 2025)

Oleh:  Irwan Setiawan, S. Pd (Penulis Buku Bau Mesiu, H. Abdul Manan dan Perang Kamang)

Menoleh kebelakang, dulu, dulu sekali, saat masih bernama Pagaruyung. Daerah yang kekuasaan politiknya tidak begitu luas, namun hegemoni dan jaringan dagangnya serta pengaruh budaya Minangkabau menyebar luas sampai ke Aceh, masuk ke Riau, meluas ke Negeri Sembilan, menyeruak Semenanjung Malaya, menjalar sampai ke Thailand. Tokoh-tokoh Pagaruyung-pun mengambil peran penting dalam perdagangan dan penyebaran Islam ke Indonesia timur seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, bahkan Filipina.

Dahulu, saat penjajah Belanda berusaha menguasai wilayah Sumatras Westksut. Diawal abat ke XIX muncul Gerakan Padri dengan tokoh Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, harimau nan salapan, dan para tuanku lain yang dengan gigih berani menolak intervensi kolonial ke bumi Minangkabau. 

Masih kisah zaman dahulu, awal abad XX, penjajah Belanda membuat kebijakan pajak (belasting) hal ini ditanggapi serius oleh para tokoh ranah Minang. Berbagai perlawanan dilakukan untuk menentang aturan pajak oleh Belanda. Perlawanan pecah di Kamang, Manggopoh, Solok, Pariaman, Padang dan daerah lainnya. Hal ini juga menggambarkan bagaimana sikap dan komitmen nenek moyang kita menentang segala bentuk penindasan dan penjajahan.

Di masa yang lalu, Ranah Minang tercinta telah melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang jasa dan perjuangannya dicatat dengan tinta emas sejarah Indonesia. Peran dan andilnya terasa di Indonesia bahkan sampai ke mancanegara. Kita sebut saja Syekh Achmad Khatib Al Minangkabawi, anak Koto Tuo, Balai Gurah, Ampek Angkek yang menghabiskan masa sekolah di ranah Minang, kemudian menimba ilmu di negeri para nabi, hingga menjadi imam di Masjidil Haram. 

Muhammad Hatta rang Bukittinggi yang namanya tak bisa dihilangkan dalam sejarah Indonesia. Sang pemerhati pendidikan, bapak koperasi, wakil presiden pertama negeri ini. Tan Malaka anak muda Pandam Gadang yang mengayuh sepeda ontelnya untuk bersekolah ke Fort de Kock, kemudian melanjutkan pendidikan ke Belanda menyebarkan semangat kemerdekaan ke berbagai negeri. Kemudian menjadi konseptor Indonesia Merdeka. 

Sutan Syahrir lahir di Padang Panjang 1909 sang pencetus politik bebas aktif, pernah menjabat sebagai perdana menteri dengan berbagai jasa dan karyanya. H. Agus Salim sang diplomat ulung, tiada banding, menjadi tokoh penting dalam pencapaian upaya pengakuan kemerdekaan Indonesia di kancah Internasional. 

Tak lupa, para pemudi, perempuan Sumatera Barat dahulu. Mereka juga hadir dan mengisi catatan sejarah bangsa ini. Sebut saja Siti Manggopoh, pejuang dari Manggopoh yang turun ke medan perang menentang penerapan pajak oleh Pemerintah Kolonial Belanda ditahun 1908.  

Hj. Rangkayo Rasuna Said, gadis Maninjau yang ditakuti Belanda karena pidato dan narasi-narasi perjuangan yang disampaikannya. Rohana Kudus, jurnalis perempuan pertama di Indonesia yang mendirikan surat kabar khusus perempuan. Memberi pengajaran tulis baca, melatih perempuan dalam membuat karya kerajinan, memasarkan hasil karya itu sampai ke Eropa. 

Rahmah El Yunusiah, tokoh pendidikan yang jasanya tak dapat dilupakan. Pendiri pesantren khusus perempuan pertama di Indonesia, pendiri Diniyah Puteri Padang Panjang yang kemudian pola pendidikan ini ditiru oleh berbagai lembaga pendidikan lainnya.

Mari kita tambah lagi nama-nama besar tokoh-tokoh bangsa asal Sumatera Barat tercinta, yang dahulu berjuang untuk Indonesia. Buya Muhammad Natsir, dari Alahan Panjang, Solok. Dialah sang pencetus Negara Kesatuan Republik Indonesia. Buya Hamka sastrawan dengan berbagai karya novel fenomenalnya. Tokoh agama, pendakwah yang mengajarkan keteladanan dan aksi nyata. Dari Kota Padang kita kenang Bagindo Azis Chan, walikota muda yang dengan nyata menentang usaha Belanda dalam agresi militer Belanda I. 

Adnan Kapau Gani, urang awak yang berpendidikan dokter namun turun ke medan juang. Menembus blockade Belanda untuk memasok senjata bagi pejuang Indonesia. Muhammad Yamin, lahir di Talawi, Sawahlunto. Aktif dalam persiapan kongres pemuda II dan merumuskan sumpah pemuda, konseptor Pancasila, bahkan pernah menjabat dibeberapa posisi menteri.

Sejarah Minangkabau yang telah begitu panjang menorehkan berbagai kejadian dan melahirkan ratusan tokoh dan pejuang. Dalam rangka memperkokoh rasa kebersamaan dan kecintaan akan provinsi ini maka dilakukanlah upaya penelusuran sejarah untuk menetapkan sebuah peristiwa penting, hari jadi provinsi. Momen yang diambil dalam penetapan ini adalah bahwa pada tanggal 1 Oktober 1945 lah dibentuknya Keresidenan Sumatera Barat. Momentum dimana Sumatera Barat hadir sebagai sebuah kesatuan wilayah administratif. Sehingga 1 Oktober 2025 ini kita telah memasuki 80 tahun sebagai sebuah wilayah adminsitraif sendiri.

Banyak hal yang perlu kita kaji dan analisa bersama, apalagi setelah melihat bagaimana peran dan lakek tangan anak nagari minangkabau, Sumatera Barat pada zaman dahulu. Mereka muncul dari Sumatera Barat dan memberi arti untuk Indonesia, mereka besar di kampung-kampung Minangkabau dan memberi warna bagi Indonesia. Lalu bagaimana hari ini, bagaimana dimasa yang akan datang?. Apakah nama besar Minang dan tokoh-tokoh hebat itu hanya ada di zaman dahulu?. Apakah rahim bumi Minangkabau bisa melahirkan lagi tokoh-tokoh hebat, pejuang-pejuang tangguh seperti mereka? Pertanyaan besar yang seharunya ada di hati kita putra-putri Sumatera Barat.  

Alam kita memang tak sekaya tanah Riau yang menyimpan minyak bumi dan menumbuhkan minyak sawit. Tanah kita tidak sekaya Kalimantan yang mengandung batu bara, gas dan hasil tambang. Perut bumi kita tak sekaya Papua yang mengeluarkan emas, nikel dan berbagai mineral berharga. “Namun Sumatera Barat kaya akan anak-anak muda harapan bangsa yang memiliki otak cemerlang, pemikiran brilian, dan ide kreatif yang berfikir maju untuk untuk indonesia jaya”. Estafet sebagai negeri pemikir seharusnya kita sambut dengan berbagai cara. Berbenah disektor pendidikan, melakukan lompatan dalam dunia pengajaran, sehingga generasi emas Minangkabau juga akan hadir dan memberi warna bagi Indonesia kedepan. 

Untuk para siswa-siswi, pejalar hari ini, ingat !!!, anda yang hari ini menimba ilmu, belajarlah dangan gigih. Sebab engkau akan menjadi pemipin dihari depan. Akan mengambil peran dalam keluarga, menerima estafet kepemimpinan dalam masyarakat, kota, kabupaten dan provinsi. Bahkan bisa saja akan mendedikasikan hidup di tingkat nasional. Semangat dalam mendalami dan mempelajari ilmu pengetahuan dihari ini harus dibarengi dengan harapan, motivasi dan cita-cita dimasa depan. Dan balutlah semua itu dengan niat ikhlas karena Allah Subhanahu Wataala serta wujud bakti pada orang tua, keluarga tercinta. Saya mendoakan kebaikan dan kesusksesan untuk ananda semua. Moga ranah ini tetap melahirkan tokoh-tokoh hebat “Dari Sumatera Barat Untuk Indonesia”.

[


Tag :#Opini #Sumatera Barat

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com