HOME SOSIAL BUDAYA KOTA PADANG

  • Kamis, 25 April 2019

Wasit Pemilu Bertindaklah

Ketua MUI Kota Padang, Buya Duski Samad.
Ketua MUI Kota Padang, Buya Duski Samad.

Padang (Minangsatu)

Ketua MUI Kota Padang, Buya Duski Samad, menilai secara umum tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 ini sangat bagus, berkisar 80 persen. Ini menunjukkan bahwa kesadaran politik masyarakat makin tahun makin bagus.

Namun bila ditinjau dari sudut pelaksanaan memang cukup rumit dengan menggabungkan Pilpres dan Pileg. Terbukti, Pemilu menimbulkan banyak korban petugas yang sakit, kecelakaan dan sampai meninggal dunia. Secara akademis pelaksanaan Pemilu dinilai Buya Duski, tidak matang. "Aturan dan sistem yang dibuat hanya bertolak dari pembahasan di atas meja. Ini urusan nasional, harus dipetakan dengan baik per wilayah dengan kepadatan penduduk, dihitung secara cermat dan dilakukan simulasi," papar Ketua MUI serius.

Diungkapkan Buya, Pemilu 2019 ini, berkembang dengan informasi yang bias. Semua pihak sibuk dengan klaim kemenangan. Ini adalah ekses dari kemajuan teknologi informasi melalui media sosial. Karena itu kita sarankan wasit dalam penyelenggaraan Pemilu 2019 bertindak. "Setiap wasit kan punya pluit, untuk menghentikan permainan. Bisa juga menggunakan kartu kuning atau kartu merah dan memberi peringatan kepada kedua belah pihak yang bertanding," ungkap Buya Duski Samad yang juga dosen di UIN Imam Bonjol Padang.

Diingatkan, wasit sendiri tidak boleh bertindak sesukanya tanpa memperhatikan faktor keadilan. Artinya, wasit pun harus bekerja profesional, bermoral, menjunjung tinggi kejujuran, karena sekarang ada cctv yang merekam semua tindak tanduk wasit. "Tapi untuk kondisi sekarang wallahu'alam," papar Buya seakan pasrah.

Berbicara tentang kondisi Pemilu di Sumbar, Ketua MUI Kota Padang, menyebut masyarakat Sumbar relatif sudah cerdas. "Masyarakat kita bertindak dengan mengedepankan kearifan lokal. Tidak terpengaruh terhadap gonjang-ganjing politik nasional. Mereka punya sikap yang jelas," tegas Buya.

Dijelaskan, sikap masyarakat Sumbar secara umum berbeda dengan warga Padang secara khusus. Warga Padang sudah sangat heterogen dan banyak yang bermain di media sosial. Mereka saling tukar informasi, banyak berdebat dan punya data yang menguatkan argumen.

Sementara itu, pada Pemilu 2019 ini, Buya melihat kondisi partai politik banyak mengalami perubahan di mata pemilih. Ada partai yang berhasil menjaga simpul-simpul agama dan sosiologis dengan masyarakat, sehingga sukses meraup suara masyarakat, seperti Gerindra dan PKS. "Ini yang sangat menonjol," jelasnya.

"Tampaknya PKS dan Gerindra kuat di akar rumput, sehingga meninggalkan partai Golkar yang justru selama ini dikenal punya basis di masyarakat Sumbar," urai Buya Duski Samad.

Ditambahkan, partai seperti Golkar terlalu mengandalkan konsolidasi politis secara nasional, tapi tertinggal dalam memanfaatkan potensi informal leader yang jadi panutan secara agama dan sosiologis. Buya Duski Samad, yakin, untuk menarik simpati masyarakat Sumbar dibutuhkan tokoh yang punya "raso" peduli terhadap kondisi sosial dan keagamaan.


Wartawan : batuah
Editor : ranof

Tag :#Wasit Pemilu#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com