Suami Tebas Istri Dengan Parang Di Hadapan Dua Anaknya

Sijunjung (Minangsatu) - Dipicu emosi oleh perkataan istri yang meminta cerai, disaksikan dua anaknya yang masih kecil, Putra, 8 tahun dan adik perempuannya, 3 tahun, Dasril (40) tega mengakhiri nyawa istri dengan keji. Sehabis menebas istrinya MYS (27) dengan parang, Sabtu (3/9/22) dini hari, pelaku  sempat membasuh badannya yang bersimbah darah sambil membiarkan jasad istrinya terkapar dekat pintu rumah. 

Akibat perbuatan sadis yang terjadi di Nagari Tamparungo, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, mengakibatkan trauma mendalam bagi kedua anak korban yang masih di bawah umur. Saat kejadian, Putra yang baru kelas 2 SD seakan tak berdaya menyaksikan peristiwa suram malam itu bersama adik 

Sambil berpelukan, kakak beradik ini melihat kekejaman ayahnya menyudahi nyawa ibu kandung mereka dengan sebilah parang. Malah Putra sempat melarang ayahnya untuk tidak melakukan hal itu kepada ibu mereka. 

"Baa kok babituan ibu yah!?" (Kenapa ayah seperti itu kepada ibu) tegur sang anak kepada ayahnya. Namun pelaku menjawab "Ibu malawan taruih ka ayah, tu dek ayah bituan" (ibu selalu melawan ke ayah makanya ayah seperti itu pada ibu).

Demikian Kapolres Sijunjung AKBP Muhammad Ikhwan Lazuardi didampingi Wakapolres Kompol Dwi Yulianto dan Kasat Reskrim Akp Abdul Kadir Jaelani, menjelaskan aksi ayah dua anak ini. 

"Pelaku secara berulang melakukan tebasan hingga korban tidak berdaya. Dan itu disaksikan oleh kedua anak mereka," ujat Kapolres saat menggelar press rilis di Mapolres Sijunjung. Senin (5/9).

Usai mengakhiri nyawa istrinya dengan keji, pelaku membasuh badannya yang bersimbah darah dan mengganti baju langsung pergi ke Polsek Sumpur Kudus di Kumanis, sambil membiarkan jasad istrinya terkapar di dekat pintu rumah. 

"Ayah pergi dulu, tunggu disini, ucap pelaku Dasril kepada kedua anaknya, kemudian berlalu pergi keluar rumah dengan mengunci pintu rumah dari luar," terang Muhammad Ikhwan Lazuardi 

Rentang sekitar dua jam, menjelang anggota Polsek datang (pukul 05.00 wib) dua kakak beradik ini saling berpelukan sambil isak tangis dan kucuran air mata ditinggalkan begitu saja di dalam rumah sembari melihat jasad ibunya berlumuran darah, tak lagi bergerak. Terkait pembunuhan sadis ini Kapolres menambahkan bahwa motifnya dilatarbelakangi oleh persoalan ekonomi. Sehingga adanya konflik yang cukup lama dipendam dan diaktualisasikan secara spontan oleh pelaku.

Korban MYS merupakan istri kedua pelaku, sebelumnya bercerai dengan istri pertama. Dalam keseharian Dasril bekerja sebagai petani karet, sedangkan korban bekerja untuk mencari tambahan keuangan keluarga sebagai kader Posyandu dan guru TPQ. Pasangan suami istri itu sering terlibat perdebatan karena masalah ekonomi rumah tangga.

Saat ini pelaku sudah diamankan di Mapolres Sijunjung dan mengaku menyesali perbuatannya. Sementara anak-anak korban yang mengalami trauma mendalam, Dinas Sosial Kabupaten setempat akan melakukan pemulihan mental dan psikologi serta pendampingan sampai kondisi anak kembali pulih.

Kadis Sosial Kabupaten Sijunjung, Yofritas, bersama Dinsos Provinsi Sumbar sudah mengunjungi anak yang ditinggal ibu selamanya. Saat ini  anak dalam kondisi trauma mendalam. 

"Dilihat dari ketika ditinggal oleh pelaku pasca kejadian, anak tidak melakukan apa-apa sampai polisi datang ke lokasi,"  tutur Yofritas.

Disebutkan Yofritas, Dinsos sudah berkordinasi dengan keluarga agar anak dibawa dan dilakukan pemulihan, tapi pihak keluarga belum mau, upaya ini sudah 2 kali kita lakukan. Pihaknya juga sudah melibatkan psikiater dan melakukan asesmen terhadap anak untuk membantu pemulihan secara psikologi. 

"Kita akan dampingi sampai mental dan psikologi anak kembali pulih," tambah Yofritas. (*)