HOME SOSIAL BUDAYA KOTA SAWAHLUNTO

  • Jumat, 19 Desember 2025

Sawahlunto Cultural Spectrum Festival 2025: Kolaborasi Komunitas Hidupkan Cagar Budaya

Sawahlunto Cultural Spectrum Festival 2025: Kolaborasi Komunitas Hidupkan Cagar Budaya
Sawahlunto Cultural Spectrum Festival 2025: Kolaborasi Komunitas Hidupkan Cagar Budaya

Sawahlunto, (Minangsatu) Pemerintah Kota Sawahlunto melalui Dinas Kebudayaan akan menggelar Sawahlunto Cultural Spectrum Festival 2025, sebuah perhelatan kolaboratif pemajuan kebudayaan berbasis komunitas yang memanfaatkan kawasan cagar budaya sebagai ruang publik. Festival ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, Jumat hingga Minggu, 19–21 Desember 2025, di Ruang Publik Kawasan Taman Silo, Kota Sawahlunto.

Mengusung tema “Kolaborasi Upaya Pemajuan Kebudayaan Sawahlunto melalui Festival Komunitas dan Aktivasi Kawasan Cagar Budaya sebagai Ruang Publik”, kegiatan ini menjadi implementasi amanah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dengan mengedepankan empat pilar utama, yakni pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan, Peninggalan Bersejarah, dan Permuseuman Kota Sawahlunto Syukri, mengatakan festival ini dirancang sebagai ruang temu sekaligus ruang tumbuh bagi komunitas seni dan budaya di Kota Arang.

“Sawahlunto Cultural Spectrum Festival bukan sekadar panggung hiburan, tetapi medium kolaborasi dan edukasi kebudayaan. Kami ingin kawasan cagar budaya benar-benar hidup sebagai ruang publik, tempat masyarakat mengekspresikan identitas budaya sekaligus memperkuat rasa memiliki terhadap warisan dunia yang kita miliki,” ujar Syukri.

Sawahlunto sendiri merupakan satu-satunya kota di Pulau Sumatra yang telah memperoleh pengakuan dunia dari UNESCO sebagai Kota Warisan Dunia dengan nomenklatur Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sejak 6 Juli 2019. Sejak itu, upaya pelestarian kebudayaan—baik budaya benda (tangible) maupun budaya tak benda (intangible)—terus dilakukan melalui kajian budaya dan aktivasi komunitas seni di ruang-ruang publik.

Menurut Syukri, kegiatan ini melibatkan pemangku kepentingan pentahelix, yakni pemerintah, komunitas, akademisi, dunia usaha, dan media, yang semuanya ditempatkan sebagai subjek kegiatan. Festival ini sekaligus menjadi terjemahan dari Misi ke-4 Pemerintah Kota Sawahlunto, yaitu pengembangan komunitas seni untuk mendukung terwujudnya kota wisata yang estetik, memiliki fungsi ekonomi, dan menyejahterakan masyarakat, serta dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Sawahlunto ke-137 tahun 2025.

“Keterlibatan puluhan sanggar, komunitas, sekolah, hingga seniman perorangan menunjukkan bahwa ekosistem kebudayaan di Sawahlunto terus tumbuh secara inklusif. Melalui pola open call dan kurasi, kami mendorong peningkatan kualitas karya sekaligus memberi ruang seluas-luasnya bagi generasi muda untuk tampil dan belajar,” tambahnya.

Selama tiga hari pelaksanaan, festival ini akan menampilkan beragam seni pertunjukan, mulai dari tari tradisi dan kreasi, randai, musik tradisional dan kolaborasi, teater, tonel, hingga seni vokal. Sementara pada seni rupa, ekspresi budaya dihadirkan melalui penataan artistik panggung dan dekorasi yang melibatkan kolaborasi pegiat seni rupa dan desain komunikasi visual.

Untuk peserta pertunjukan, panitia menerapkan dua skema perekrutan. Pertama, skema reguler melalui pemilihan langsung oleh tim kurator yang ditunjuk Dinas Kebudayaan untuk kebutuhan protokoler dan seremonial. Kedua, skema open call, yang membuka kesempatan luas bagi sanggar, sekolah, serta desa/nagari untuk berpartisipasi dan selanjutnya dikurasi sesuai tema acara.

Lebih dari 50 kelompok seni, komunitas, dan sekolah dipastikan ambil bagian, menampilkan ragam kesenian tradisi maupun kreasi baru, termasuk flashmob, teater, serta prosesi budaya nagari yang dirangkai dalam satu kesatuan pertunjukan. Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Sawahlunto berkolaborasi dengan Komunitas Bara Muda Sawahlunto.

Melalui Sawahlunto Cultural Spectrum Festival 2025, Pemerintah Kota Sawahlunto berharap aktivasi kawasan cagar budaya sebagai ruang publik dapat memperkuat ekosistem pemajuan kebudayaan sekaligus memberi dampak positif bagi pembangunan kota berbasis budaya dan pariwisata.

Keterlibatan pihak pihak : 
Sanggar/Komunitas Seni/Nagari 

- Sinar minang, Silungkang Oso 
- Drama Teater APESISTO ( Asosiasi Pedagang Silo Sawahlunto) 
- Vita Swara Kota Arang 
- Sanggar Seni Canang Badantiang 
- Group TAPIAN JANIAH LUNTO 
- Sanggar seni nusa indah 
- Affanda Band 
- Sanggar Galang Maimbau 
- Tumerco band 
- SILO BAND 
- PKDP, Gandang tambua 
- Randai Dagang Sakato, Desa Salak 
- Group BIMA SAKTI, Sikalang 
- Cluster Band 
- Bundo Kanduang Nagari Talago Gunuang 
- Grub Tonel Morat Maret Asik, sikalang 
- Sanggar Seni Rampak Sa Ayun, Talago Gunuang 
- Perguruan silek tuo gunuang timbago 
- Group NIGHTMARE 
- Group Randai Ngalau Nan Sati 
Sekolah 
- SDN 19 Santur 
- SMPN 4 Sawahlnto 
- MAN Sawahlunto, GROUP TARI SAKATO RANTAK ARANG 
- SMAN 1 SAWAHLUNTO 
- SDN 03 LUBANG PANJANG 
- SDN 13 Pasar Remaja Kota Sawahlunto 
- SDIT Ishlahul Ummah 
- SMAN 1 Sawahlunto, SMANGGASA ART 
- SMP 1 SAWAHLUNTO 
- SMP 2 SAWAHLUNTO 
- SMP 3 SAWAHLUNTO 
- SMP 4 SAWAHLUNTO 
- SMP 5 SAWAHLUNTO 
- SMP 6 SAWAHLUNTO 
- SMP 7 SAWAHLUNTO 
- SMP 8 SAWAHLUNTO 
- SMP 9 SAWAHLUNTO 
- MTSN 1 SAWAHLUNTO 
- MTSN 2 SAWAHLUNTO 
- SMP SDI SILUNGKANG 
- SMP MUHAMMADIYAH SILUNGKANG 
- MTS S LUNTO 
- SMP IT SAHABAT AL QURAN 
- SMA 1 SAWAHLUNTO 
- SMA 2 SAWAHLUNTO
- SMA 3 SAWAHLUNTO 
- SMK 1 SAWAHLUNTO 
- SMK 2 SAWAHLUNNTO 
- MAN SAWAHLUNTO 
- SMK MUHAMMADYAH 
- MAS LUNTO 
- SMA SDI SILUNGKANG 

Perorangan : 
- Hanny, Vocalis 
- Ruben, Vocalis 
- Denting, Violin 
- Monica Utari Hendrializa, Koreografer 
- Kharisma Pratiwi Yuliasri, Koreografer 
- Jerly Novria Sandra, Koreografer 
- Dea Ayuna Hendrializa, Koreografer


Wartawan : Hendra Idris
Editor : Benk123

Tag :#sawahlunto

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com