- Selasa, 24 Juni 2025
Salawat Dulang: Harmoni Tradisi Minangkabau Menggema Di Panggung Internasional

Salawat Dulang: Harmoni Tradisi Minangkabau Menggema di Panggung Internasional
Oleh: Arizkia Putri
Diantara banyaknya kesenian modern yang memiliki nilai jual tinggi dikalangan generasi muda, namun ada juga kesenian tradisional yang sangat berkembang dan namanya yang sudah melambung tinggi di semua generasi, salah satunya adalah salawaik dulang atau seringkali disebut salawat dulang yang terlahir dari kesenian di Minangkabau.
Salawat dulang merupakan suatu pertunjukan yang ditampilkan dengan menggunakan dulang berwarna kuning yang berukuran kurang lebih 65 sentimeter yang ditabuh sesuai irama dan tempo yang ditentukan, sesuai dengan shalawat dan pesan yang disampaikan, selain itu juga diiringi dengan shalawat yang menceritakan tentang kisah-kisah nabi dan para sahabat, namun dewasa ini salawat dulang juga menyindir tentang akhlak dan perilaku manusia zaman sekarang.
Salawat dulang merupakan seni pertunjukan tradisional Minangkabau yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga berfungsi sebagai dakwah agama islam dan sarana pendidikan di lingkungan masyarakat. Salawat dulang saat ini tidak hanya suatu kesenian yang ditampilkan di wilayah Minangkabau saja, namun saat ini salawat dulang juga sudah dikenal sebagai salah satu kesenian yang menjadi ciri khas yang ada di Indonesia terutama Minangkabau.
Pertunjukan salawat dulang saat ini sudah banyak memasuki berbagai event yang ditampilkan di panggung internasional.
Secara garis besar fungsi dari salawat dulang dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antaranya adalah: pertama, sebagai media dakwah, maksudnya salawat dulang berfungsi sebagai sarana dakwah yang efektif, dikarenakan salawat dulang membahas tentang ajaran agama, mulai dari shalawat yang berisi pujian kepada nabi Muhammad SAW sampai bercerita tentang sahabat dan keluarganya.
Kedua, pendidikan moral dan sosial, hal ini dikarenakan adanya syair-syair yang menjelaskan tentang adab, perilaku dan moral yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim dan muslimah, syair-syair ini juga berisi tentang perilaku seperti kejujuran, tanggung jawab, hormat kepada orang tua dan lainnya.
Ketiga, pelestarian budaya, salawat dulang merupakan suatu kebudayaan yang patut dilestarikan, karena salawat dulang sudah banyak diminati dan bahkan sudah sampai ditampilkan di acara internasional, salah satunya sudah ditampilkan di Belanda oleh salah satu Dosen ISI Padang Panjang.
Dilansir dari artikel yang berjudul “Setelah Puasa Panggung, Akademisi ISI Padang Panjang Kembali Tampil di Luar Negeri” yang diunggah di laman resmi ISI Padang Panjang. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwasannya salah seorang Dosen dari Institusi tersebut tampil pada Festival Musica Sacra, Maastricht The Netherland pada tanggal 22 hingga 26 september 2021 yang diadakan di Maastricht, Belanda. Dosen tersebut adalah Firdaus yang lebih dikenal dengan nama populer Fir Arjuna, seorang pengajar di Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Padang Panjang.
Selain Dosen ISI Padang Panjang, pada tanggal 8 Desember 2017, terdapat dua tim salawat dulang yang berasal dari Sumatera Barat menampilkan kepiawaiannya dalam salawat dulang di Leiden, Belanda.
Dalam artikel yang berjudul “Salawat Dulang Minangkabau Tampil Memukau di Belanda” kedua tim tersebut datang dalam Festival Europalia Arts Festival Indonesia yang berlangsung sejak 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018.
Kehadiran kesenian salawat dulang bermula dari penyebaran agama Islam oleh pedagang Islam dari Arab, India, Cina, dan lain sebagainya, ke berbagai daerah di Indonesia. Salah satu wilayah yang didatangi para pedagang tersebut adalah Sumatera bagian utara, hingga sekarang agama Islam telah menyebar ke seluruh wilayah di Nusantara (Ricklefs, 1995: 4).
Salawat dulang dulunya ditampilkan di surau surau perkampungan yang ada di Minangkabau. salawat dulang biasanya ditampilkan pada malam hari atau tepatnya setelah waktu isya yang diperkirakan sekitar pukul 21.00 dan diakhiri pada pukul 04.00 atau sebelum subuh. Salawat dulang biasanya ditampilkan saat khatam alquran, maulid nabi, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Namun saat ini salawat dulang sudah banyak ditampilkan di acara-acara lainnya seperti acara bulan ramadhan, acara baralek (pesta pernikahan), bahkan saat ini terkadang digunakan sebagai acara untuk kampanye.
Salawat dulang merupakan suatu pertunjukan yang memiliki struktur yang mengaturnya, antaranya dimulai dari katubah (pembukaan), batang (isi utama), yamolai (pengantar atau kritik), cancang (klimaks), dan penutup.
Salawat dulang dimainkan oleh dua orang pemain yang disebut induk dan anak. Induk biasanya diperankan oleh orang yang lebih tua dan lebih tau serta lebih berpengalaman, sedangkan anak diperankan oleh orang yang lebih muda dari induk. Untuk posisi duduk, induk biasanya duduk di sebelah kiri penonton, dan anak disebelah kanan penonton.
Dalam penampilannya, Induk akan mulai menyampaikan kaji sambil menabuh dulang, lalu diikuti oleh Anak. Para penampil akan sedikit menggerakkan badannya mengikuti irama salawat dulang yang mereka bawakan.
Di era modern ini, sudah cukup mudah untuk mencari informasi tentang salawat dulang, baik dari struktur, properti dan yang lainnya. Namun, saat ini salawat dulang juga banyak mengalami tantangan antaranya: banyaknya generasi muda yang mulai tidak tertarik dengan salawat dulang, respon peminat yang tidak lagi seperti dulu dan lainya.
Namun, dibalik itu ada beberapa upaya pelestarian yang dibutuhkan untuk mengembangkan tradisi salawat dulang ini, antaranya adalah memperkenalkan salawat dulang lebih dalam lagi kepada masyarakat terutama generasi muda, dan juga dalam hal ini sangat dibutuhkan peran pemerintah untuk ikut serta melestarikan salawat dulang agar lebih dikenal oleh masyarakat.
Langkah lain yang bisa diambil dalam upaya pelestarian salawat dulang adalah dengan cara menampilkan langsung salawat dulang dalam berbagai acara agar diketahui dan dapat dilihat langsung oleh generasi muda, dan mendorong generasi muda untuk menonton pertunjukan salawat dulang.
Pada zaman sekarang juga salah satunya dapat dilestarikan melalui internet agar dapat dilihat oleh semua masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri.
Editor : melatisan
Tag :#Salawat Dulang
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SILEK MINANGKABAU, BUKAN SEKADAR SILAT
-
BALIMAU BASAMO DALAM MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN DI NAGARI BIDAR ALAM
-
GALEMBONG: PAKAIAN FUNGSIONAL DAN FILOSOFIS DALAM TRADISI MINANGKABAU
-
GOTONG ROYONG SEBAGAI CERMINAN KEARIFAN LOKAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA
-
MENJAGA WARISAN SILEK PAUH DI TENGAH KOTA: STUDI ATAS PERGURUAN SILATURRAHMI KALUMBUK
-
MUSIK SEBAGAI MOOD BOOSTER DI TENGAH KESIBUKAN
-
DINAKHODAI ARISAL AZIZ, OPTIMISTIS MATAHARI KEMBALI BERSINAR TERANG DI SUMBAR
-
TRANSFORMASI PSIKOLOGI ANAK MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF DAN HUMANISTIK
-
PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI
-
MANARI DI LADANG URANG: ANTARA KEBEBASAN DAN KESADARAN SOSIAL DALAM BINGKAI KEARIFAN MINANGKABAU