- Kamis, 19 Juni 2025
Gotong Royong Sebagai Cerminan Kearifan Lokal Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia

Gotong Royong Sebagai Cerminan Kearifan Lokal dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia
Oleh: Syofina
(Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Falkutas Ilmu Budaya Universitas Andalas)
Gotong royong merupakan salah satu nilai luhur yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Nilai ini mencerminkan semangat kebersamaan, solidaritas, dan kepedulian sosial yang menjadi ciri khas budaya bangsa. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, gotong royong bukan sekadar kerja bersama, melainkan bentuk nyata dari kearifan lokal yang menjadi perekat sosial antarindividu dan antar kelompok.
Pengertian Gotong Royong
Gotong royong berasal dari dua kata: "gotong" yang berarti mengangkat, dan "royong" yang berarti bersama-sama. Secara harfiah, gotong royong berarti mengangkat atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Namun, dalam praktiknya, gotong royong mengandung makna yang lebih luas, yaitu sikap tolong-menolong tanpa pamrih untuk kepentingan bersama.
Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-hari
Di berbagai daerah di Indonesia, praktik gotong royong dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, membangun rumah warga, panen bersama, hingga membantu tetangga yang sedang mengalami musibah. Tradisi ini tumbuh dari kesadaran kolektif bahwa hidup dalam masyarakat membutuhkan interaksi dan kerja sama yang harmonis.
Misalnya, dalam budaya Jawa dikenal tradisi "nyumbang" atau "rewang" saat ada hajatan, sementara di Bali dikenal sistem "banjar" yang mendukung gotong royong dalam pelaksanaan upacara adat. Di Minangkabau, prinsip "dunsanak" mendorong masyarakat untuk saling membantu berdasarkan hubungan kekerabatan. Semua ini menunjukkan bahwa gotong royong merupakan nilai lintas budaya di Indonesia.
Gotong Royong sebagai Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah pengetahuan, nilai, dan praktik yang berkembang di masyarakat setempat sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungannya dalam waktu yang lama. Gotong royong termasuk dalam kearifan lokal karena merupakan hasil pengalaman kolektif masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan sosial.
Keberadaan gotong royong memperkuat kohesi sosial dan menciptakan stabilitas dalam masyarakat. Di tengah tantangan modernisasi dan individualisme, gotong royong menjadi pengingat pentingnya solidaritas sosial. Ia menjadi benteng moral yang menjaga masyarakat dari disintegrasi sosial dan konflik horizontal.
Tantangan dan Upaya Pelestarian
Meskipun nilai gotong royong masih hidup, praktiknya semakin menurun di era modern, terutama di perkotaan. Kesibukan individu, gaya hidup konsumtif, serta meningkatnya budaya individualistik menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, pelestarian gotong royong sebagai kearifan lokal perlu terus didorong melalui pendidikan karakter, kegiatan sosial masyarakat, serta peran aktif pemerintah dan tokoh masyarakat.
Integrasi nilai gotong royong dalam kurikulum pendidikan, revitalisasi kegiatan-kegiatan komunitas, dan penguatan institusi lokal seperti RT/RW, karang taruna, dan lembaga adat, merupakan langkah strategis untuk menjaga nilai ini tetap hidup.
Kesimpulan
Gotong royong bukan hanya sebuah tradisi, melainkan identitas bangsa Indonesia. Sebagai cerminan kearifan lokal, gotong royong memperlihatkan bagaimana masyarakat Indonesia mengedepankan nilai kebersamaan, solidaritas, dan kepedulian sosial. Melestarikan semangat gotong royong berarti menjaga warisan budaya yang menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
Editor : melatisan
Tag :#Budaya Gotongroyong
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SILEK MINANGKABAU, BUKAN SEKADAR SILAT
-
BALIMAU BASAMO DALAM MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN DI NAGARI BIDAR ALAM
-
SALAWAT DULANG: HARMONI TRADISI MINANGKABAU MENGGEMA DI PANGGUNG INTERNASIONAL
-
GALEMBONG: PAKAIAN FUNGSIONAL DAN FILOSOFIS DALAM TRADISI MINANGKABAU
-
MENJAGA WARISAN SILEK PAUH DI TENGAH KOTA: STUDI ATAS PERGURUAN SILATURRAHMI KALUMBUK
-
MUSIK SEBAGAI MOOD BOOSTER DI TENGAH KESIBUKAN
-
DINAKHODAI ARISAL AZIZ, OPTIMISTIS MATAHARI KEMBALI BERSINAR TERANG DI SUMBAR
-
TRANSFORMASI PSIKOLOGI ANAK MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF DAN HUMANISTIK
-
PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI
-
MANARI DI LADANG URANG: ANTARA KEBEBASAN DAN KESADARAN SOSIAL DALAM BINGKAI KEARIFAN MINANGKABAU