HOME POLITIK PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Kamis, 11 Juli 2019

Pilgub Sumbar 2020, Asrinaldi: Ini Kombinasi Variabel Untuk Menentukan Paslon

Asrinaldi, pakar politik Unand
Asrinaldi, pakar politik Unand

Padang (Minangsatu) - Kendati pemilihan gubernur (Pilgub) Sumatera Barat (Sumbar) masih setahun lagi, namun sejumlah partai mulai proaktif untuk menjalin komunikasi politik guna mencari pasangan calon (paslon) yang paling pas secara multi sudut. Bagaimanakah semestinya kandidat-kandidat itu dipasangkan?

"Harus banyak variabel yang dipertimbangkan. Cara melihatnya pun harus multi sudut," tutur pakar politik Unand, Asrinaldi, kepada Minangsatu, Kamis (11/7).

Sebenarnya, imbuh Asrinaldi, kekuatan kepala daerah ada pada kekuatan figur calon itu sendiri. Jika mereka ada dalam memori masyarakat, terutama track recordnya dalam membantu masyarakat, tentu ini yang akan dipilih. Sementara mesin politik partai tidak begitu signifikan kecuali diikuti oleh relawan yang militan. 

"Saya melihat, belum ada korelasi langsung antara asal kedaerahan calon dengan dukungan masyarakat. Jadi persepsi calon harus dari daerah darek dan pasisia tidak begitu kuat pengaruhnya. Walaupun begitu untuk mendukung representasi kedaerahan pemilih masih bisa dimaklumi," ungkap Asrinaldi.

Terhadap figur-figur yang akan dipasangkan tersebut, ada beberapa variabel yang bisa menjadi dasar pemilihan paslon. Setidaknya ada lima kombinasi variabel, yakni politisi-non politisi, selatan-utara (dapil satu-dapil dua), teknokrat-birokrat, senior-yunior, dan ranah-rantau.

Terhadap variabel-variabel itu, Asrinaldi menekankan tentang latar belakang calon. "Latar belakang calon juga mempengaruhi pilihan di kalangan kelas menengah. Pasangan politisi-birokrat atau profesional-politisi memiliki peluang untuk memajukan Sumbar. Tentu, semua bergantung pada figur kepala daerah yang akan memilih pasangannya," tandasnya.

Dijelaskan, sesuai tantangan Sumbar ke depan, yakni bagaimana membuat terobosan, kalau perlu lompatan kuantum, supaya segala sumberdaya yang dimiliki--misalnya kepariwisataan--bisa dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat. "Karena itu, pasangan gubernur/wakil gubernur ke depan, menurut saya harus masuk dalam multi sudut kombinasi variabel-variabel ini," tukasnya.

Menurut Asrinaldi, variabel politisi-non politisi menjadi penting, sehingga kombinasi ini akan saling melengkapi terkait dukungan politik yang lebih luas. "Dengan asumsi bahwa akan ada empat paslon, maka tidak akan mungkin secara kepartaian saja dukungan bisa diraih. Harus ada orang non politik yang bisa bergerilya menarik dukungan floating mass yang mayoritas itu," tegas Asrinaldi.

Kombinasi variabel kedua adalah geopolitik paslon. Tempat lahir atau kampung asal paslon juga menentukan. "Karena itu kombinasi selatan-utara, atau dapil satu-dapil dua juga patut dipertimbangkan," katanya sambil kembali menegaskan bahwa daerah asal calon tidak terlalu signifikan dampaknya terhadap elektabilitas paslon.

Adapun kombinasi variabel yang ketiga, menurut Asrinaldi adalah teknokrat-birokrat. "Saya menyebut teknokrat untuk para profesional, termasuk pengusaha, tetapi bukan birokrat. Nah, seorang teknokrat yang biasa berpikir efektif efisien akan dilengkapi oleh seorang birokrat yang memahami regulasi, sistem tata kelola dan kultur birokrasi, sehingga bisa menggerakkan pembangunan dengan mengoptimalkan peran birokrasi setempat," ulas Asrinaldi.

Begitu pula dengan kombinasi senior-yunior. "Secara psikologi, keduanya akan saling melengkapi pula. Pasangan yang pacah kongsi di tengah jalan, juga disebabkan faktor umur ini," imbuhnya.

Dan kombinasi variabel ranah-rantau, maksudnya adalah keberadaan paslon itu haruslah membumi di ranah, baik secara kekerabatan (adat), kiprah, pergaulan dan sejarah domisili. "Jika dua-duanya adalah orang rantau, tidak pernah berkiprah di kampung, tidak pula berdomisili di kampung, ini memang akan susah menjualnya. Apalagi orang Minangkabau itu egaliter sekali," tukuk Asrinaldi.

Saat ditanya apakah kombinasi variabel tersebut menjadi pertimbangan buat kandidat dan partai, Asrinaldi justru berharap supaya wacana ini disebarluaskan kepada masyarakat, sehingga masyarakat mendesak partai dan kandidat untuk mempertimbangkannya.


Wartawan : te
Editor : T E

Tag :Pilgub 2020 #Asrinaldi #kombinasi variabel pentuan paslon

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com