HOME POLITIK PROVINSI SUMATERA BARAT
- Rabu, 16 Januari 2019
Para Caleg Jangan Diam, Ditunggu Konsep Dan Gagasan

Padang (Minangsatu) – Upaya para calon legislatif (Caleg), baik untuk DPR RI, DPD, DPRD provinsi maupun DPRD kabupaten/kota, dalam meraup suara masih banyak yang konvensional. Mereka masih mengandalkan baliho dan pengumpulan massa. Jarang terlihat ada caleg yang bertarung ide/gagasan serta konsep.
Terhadap fakta tersebut, terutama berkenaan dengan pertarungan ide dan gagasan itu, salah seorang caleg yang bertarung untuk DPRD Bukittinggi, Ramdalel, mengatakan, “Dalam hal kontestasi Pemilu, khususnya dalam Pileg untuk semua tingkatan, sudah semestinya pihak-pihak (penggiat demokrasi) yang menciptakan forum-forum untuk para kandidat, supaya mereka dapat menunjukkan kemampuannya dalam hal gagasan dan konsep, sebagai bekalnya kelak jika terpilih sebagai legislator itu,” kata Ramdalel kepada Minangsatu, Rabu (16/1).
Sementara mengenai gagasan dan konsep yang berkaitan dengan persoalan-persoalan terkini di tengah masyarakat, Ramdalel mengaku senantiasa melakukannya. “Tetapi akan lebih seru bilamana konsep dan gagasan itu dipertarungkan secara terbuka, sehingga masyarakat bisa mendapatkan referensi untuk memilih,” tukasnya.
Sedangkan pakar politik Unand Asrinaldi, menyikapi masih sepinya geliat para caleg dalam pertarungan gagasan, konsep dan ide, terutama di media massa, dan hanya mengandalkan cara-cara konvensional, menurutnya adalah gejala umum. “Ini merupakan gejala umum. Dan sungguh sangat tidak sehat dalam konteks membangun demokrasi yang sesungguhnya,” tukas Asrinaldi kepada Minangsatu, Rabu (16/1).
Ditegaskan, baliho hanya sekedar untuk memperkenalkan calon kepada masyarakat, tapi bukan untuk meningkatkan keterpilihannya. “Banyak Caleg hanya mengandakan baliho. Padahal menyapa dan mengunjungi mereka efektif membangun kedekatan emosional pemilih dengan caleg,” ujar Asrinaldi.
Praktik konvensional yang dilakoni para caleg saat ini, menurut pakar ekonomi Ronny P Sasmita, adalah sesuatu yang lumrah. “Dalam konteks pamasaran politik, semua itu adalah cara-cara yang lumrah dan biasa,” katanya kepada Minangsatu, Rabu (16/1).
Namun, tambah Ronny yang saat ini adalah Staf Ahli Ekonomi Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), analog dengan strategi pemasaran, masih ada beberapa langkah lagi yang mesti dilakukan oleh para caleg, salah satu adalah membangun brand awareness. “Dalam dunia bisnis, kita memyebutnya branding, membangun brand awareness. Tujuannya sederhana saja, yakni membangun kesadaran publik bahwa ada caleg yang bernama A, B, C, dan D,” katanya.
Dia menyayangkan, kebanyakan para caleg hanya berhenti pada cara-cara konvensional itu. “Namun sayangnya, caleg kebanyakan berhenti pada step itu. Padahal, setelah brand awareness, produk harus masuk ke level sales. Penjualan. Nah ini yang caleg-caleg tidak melakukan,” katanya.
Ronny P Sasmita mengatakan proses atau step "political sales" itu lah yang harusnya jadi proses political education. “Dalam bahasa bisnis, market education. Caranya bisa dalam forum, door to door, seminar, media visit, blusukan, semua proses itu harus dalam rangka menjelaskan "selling point" dan "advantages point" caleg,” tuturnya.
Lebih lanjut ditegaskan, para caleg harus mengedukasi calon pemilihnya, “Bagaimana keadaan sekarang menurut mereka, dimana kekurangan dan kelebihan kondisi saat ini, apa yang harus dilakukan, lalu kenapa harus memilih mereka, dimana nilai jualnya, apa yang mereka perjuangan, apa yang mereka tawarkan, mengapa mereka harus dipilih, dll,” ujar Ronny P Sasmita.
Dalam meningkatkan nilai jual itu, salah satu yang bisa dilakukan adalah bagaimana menjual gagasan dan konsep terkait persoalan-persoalan di tengah masyarakat saat ini. “Apalagi saat ini sudah banyak media, terutama media online, jika dimanfaatkan ini akan berpengaruh terhadap peningkatan elektabilitas caleg,” lanjut Ronny P Sasmita. (te)
Editor :
Tag :Caleg jangan bungkam
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
KOMISI IV DPR RI APRESIASI POTENSI SUMBAR, SAATNYA SEKTOR UNGGULAN DIANGKAT KE PUSAT
-
GUBERNUR MAHYELDI TARGETKAN RPJMD PROVINSI SUMBAR TAHUN 2025–2029 TUNTAS AWAL JULI MENDATANG
-
WAGUB VASKO TERIMA LHP LKPD 2024 DARI BPK, PEMPROV SUMBAR KEMBALI RAIH OPINI WTP KE-13 SECARA BERUNTUN
-
BAWASLU GANDENG FJPI SUMBAR DALAM PENDIDIKAN POLITIK WARGA DAN PENGAWASAN PARTISIPATIF PEMILU
-
VASKO RUSEIMY: NAGARI BUKAN LAGI PINGGIRAN, TAPI BASIS KEMAJUAN SUMBAR
-
DINAKHODAI ARISAL AZIZ, OPTIMISTIS MATAHARI KEMBALI BERSINAR TERANG DI SUMBAR
-
TRANSFORMASI PSIKOLOGI ANAK MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF DAN HUMANISTIK
-
PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI
-
MANARI DI LADANG URANG: ANTARA KEBEBASAN DAN KESADARAN SOSIAL DALAM BINGKAI KEARIFAN MINANGKABAU
-
BARA KATAJAM LADIANG,LABIAH TAJAM MULUIK MANUSIA: SEBUAH PRIBAHASA MINANGKABAU