HOME LANGKAN TINGKOK

  • Senin, 13 Oktober 2025

Pantun Dalam Kehidupan Sehari-Hari Orang Minang

Penulis: Ari Yuliasril
Penulis: Ari Yuliasril

Pantun dalam Kehidupan Sehari-Hari Orang Minang

Oleh: Ari Yuliasril


Pantun merupakan salah satu bentuk seni lisan yang paling melekat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Lebih dari sekadar permainan kata berima, pantun adalah cerminan kebijaksanaan lokal, alat komunikasi sosial, dan sarana pendidikan moral yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dalam masyarakat Minang, pantun bukan hanya dihafalkan, tetapi dihidupkan melalui tutur kata sehari-hari, terutama dalam acara adat dan kegiatan sosial.

Dalam adat Minangkabau, pantun memiliki fungsi yang sangat luas. Ia digunakan untuk menyampaikan pesan moral dengan cara yang halus dan menyenangkan. Saat acara pernikahan, misalnya, pantun menjadi sarana bagi ninik mamak atau urang tuo untuk memberi nasihat kepada pasangan pengantin baru. Pesan-pesan seperti pentingnya kesetiaan, tanggung jawab, dan saling menghargai sering disampaikan lewat pantun.
Contohnya:

Ka pasa Tabiang naiak bendi
Pulangnyo harilah sanjo
Galak tabahak di meja judi
Menangih surang dalam pinjaro

Pantun ini menyindir perilaku negatif dengan cara lembut, memberikan nasihat moral tanpa menyinggung perasaan. Inilah kekuatan pantun dalam budaya Minangkabau, ia mendidik sambil menghibur.

Selain dalam upacara adat, pantun juga hadir dalam kehidupan sosial sehari-hari. Dalam pertemuan keluarga, acara gotong royong, bahkan percakapan santai di warung kopi, pantun digunakan untuk mencairkan suasana dan menambah keakraban.
Pantun seperti:

Rami urang mambuka tarombo
Silsilah dunsanak sa-nenek moyang
Dinanti kawan ndak kunjuang tibo
Sakali tibo managiah eyang

menunjukkan keramahan dan kehangatan dalam hubungan sosial orang Minang.

Keanekaragaman tema pantun Minangkabau juga mencerminkan kekayaan kehidupan masyarakatnya. Ada pantun cinta yang lembut, pantun nasihat yang bijak, pantun persahabatan yang hangat, hingga pantun humor yang menggugah tawa. Melalui pantun, masyarakat Minangkabau belajar berkomunikasi dengan santun, kreatif, dan penuh makna.

Menurut Dr. Asmanizar, peneliti budaya Minangkabau dari Universitas Andalas, “Pantun adalah cermin dari cara berpikir masyarakat Minang yang logis, lembut, dan penuh perasaan. Setiap rima adalah refleksi kebijaksanaan yang mengalir dalam keseharian mereka.”
Oleh karena itu, pelestarian pantun bukan sekadar upaya menjaga tradisi, tetapi juga mempertahankan karakter dan identitas budaya Minangkabau.

Di tengah gempuran budaya digital, pantun tetap relevan. Kini, pantun Minang bahkan tampil di media sosial dan kompetisi sastra, membuktikan kemampuannya beradaptasi dengan zaman. Ia bukan hanya warisan masa lalu, melainkan bagian dari kehidupan masa kini yang terus mengajarkan tentang sopan santun, kecerdasan berbahasa, dan keindahan berpikir.


Wartawan : Ari Yuliasril
Editor : melatisan

Tag :#Pantun

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com