HOME LANGKAN TINGKOK

  • Senin, 13 Oktober 2025

Makna Filosofis Dan Transformasi Tari Piring Di Era Modern

Penulis: Dzaky Herry Marino
Penulis: Dzaky Herry Marino

Makna Filosofis dan Transformasi Tari Piring di Era Modern

Oleh: Dzaky Herry Marino


Tari Piring bukan sekadar warisan masa lalu; ia adalah simbol budaya yang terus berkembang mengikuti zaman. Di era modern, tarian ini tetap relevan karena mengandung filosofi kehidupan yang universal, kerja keras, keseimbangan, dan rasa syukur. Setiap gerakan penarinya mencerminkan perjalanan hidup manusia, dari menanam harapan, menghadapi ujian, hingga memetik hasil dengan penuh rasa terima kasih.

Dalam pandangan Harry Sulastianto dalam bukunya Seni dan Budaya, gerakan Tari Piring tidak hanya estetis tetapi juga filosofis. “Ia mencerminkan dinamika kehidupan masyarakat agraris Minangkabau, penuh ritme, tantangan, namun tetap harmonis.” Hal ini menunjukkan bahwa setiap langkah kecil dalam tarian memiliki makna mendalam yang menuntun manusia untuk selalu bersyukur dan bekerja keras tanpa kehilangan keseimbangan.

Di masa kini, Tari Piring tidak lagi hanya milik daerah. Ia telah tampil di panggung internasional, festival budaya dunia, dan acara kenegaraan. Generasi muda mempelajarinya di sekolah dan sanggar seni, baik sebagai pelajaran seni budaya maupun kebanggaan identitas lokal. Transformasi ini menunjukkan kemampuan budaya Minang untuk beradaptasi tanpa kehilangan nilai dasarnya.

Namun, tantangan baru muncul. Modernisasi dan budaya populer sering kali membuat seni tradisional dianggap kuno. Beberapa versi Tari Piring mulai mengalami modifikasi ekstrem demi daya tarik komersial, kadang mengabaikan makna filosofisnya. Padahal, kekuatan sejati tarian ini justru terletak pada kesederhanaan dan kedalaman pesannya.

Untuk menjaga keaslian Tari Piring, banyak seniman dan akademisi kini berupaya melakukan revitalisasi. Mereka menekankan pentingnya pemahaman makna di balik gerak, bukan sekadar menari, tetapi memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Seperti yang disampaikan Dr. Asmanizar, “Melestarikan Tari Piring berarti melestarikan cara pandang hidup orang Minang, bahwa setiap usaha harus disertai doa dan rasa syukur.”

Tari Piring di era modern menjadi simbol keseimbangan antara tradisi dan kemajuan. Di tengah gemerlap dunia digital, tarian ini mengingatkan kita bahwa keindahan sejati lahir dari harmoni antara manusia, alam, dan budaya. Selama nilai itu dijaga, Tari Piring akan terus menari, tidak hanya di panggung, tetapi juga di hati generasi Minangkabau masa depan.


Wartawan : Dzaky Herry Marino
Editor : melatisan

Tag :#Tari Piring

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com