HOME SOSIAL BUDAYA KOTA PADANG

  • Sabtu, 22 Februari 2025

Harus Diwarisi Keteladanan Bung Hatta : Jujur, Santun, Disiplin Dan Tepat Waktu Jadi Kunci Keberhasilan

Narasumber Hasril Chaniago, Gusti Asnan, Halida Hatta dan Moderator Sari Lenggogeni pada Seminar Nasional Jejak Bung Hatta, dalam rangkaian HUT Spensa 75, Sabtu (22/2). Foto ist.
Narasumber Hasril Chaniago, Gusti Asnan, Halida Hatta dan Moderator Sari Lenggogeni pada Seminar Nasional Jejak Bung Hatta, dalam rangkaian HUT Spensa 75, Sabtu (22/2). Foto ist.

Harus Diwarisi Keteladanan Bung Hatta : Jujur, Santun, Disiplin dan Tepat Waktu Jadi Kunci Keberhasilan

 

Padang (Minangsatu) - Putri bungsu Bung Hatta, Halida Nuriah Hatta, memaparkan masa kehidupan Bung Hatta sejak kecil hingga dewasa dan menjadi tokoh proklamator RI. Dikatakan sejak kecil Bung Hatta sudah dekat dengan keagaamaan dan bidang perekonomian. 

Halida Hatta menyampaikan hal itu di hadapan sekitar 300 peserta Seminar Nasional "Jejak Bung Hatta di Padang dan Aktualisasi Pemikiran Sang Proklamator" yang digelar dalam rangkaian peringatan HUT ke 75 SMPN 1 Padang dan Mubes, di Auditorium Istana Gubernur Sumbar, Sabtu (22/2/2025). 

Seminar yang dipandu moderator Ketua BPPD Sumbar Sari Lenggogeni, juga menghadirkan narasumber Wartawan Senior Hasril Chaniago dan akademisi sekaligus sejarawan Prof. Gusti Asnan. 

Dalam paparannya, Halida Hatta yang juga Ketua Yayasan Hatta menyebutkan,  Ayah Bung Hatta, bernama Muhammad Djamil adalah seorang keturunan Ulama di Payakumbuh. Sementara ibunya Siti Saleha adalah keturunan pedagang di Bukittinggi. 

Begitupun saat sekolah dan kuliah, ia banyak belajar tentang perekonomian dan koperasi. Ia juga seorang yang disipilin dan suka berorganisasi. 

Saat awal kemerdekaan dan telah menjadi pejabat negara, Bung Hatta sering berkunjung ke daerah. Ia selalu mengutamakan komunikasi dan konsolidasi tentang pertahanan negara, karena Belanda masih berupaya untuk menjajah Indonesia kembali. 

Putri bungsu Bung Hatta, Halida Hatta bersama panitia HUT 75 SMP1 Padang.

Saat Agresi Belanda ke II, Bung Hatta ditahan Belanda. Namun dalam tahanan, ia tetap bersikap disiplin terhadap waktu, rajin menulis dan selalu bersikap seperti layaknya negarawan. Prinsipnya, sekalipun dikerangkeng dia tetap harus berkeadilan, jujur, dan menerapkan nilai nilai nasionalisme. 

Pemikiran Bung Hatta juga terlihat pada pasal 32,  33 dan 28 UUD 1945. 

"Di akhir hidupnya, saya saksikan sendiri ayah saya terus menulis tentang menghidupkan Pancasila, perasaan kebangsaan, persatuan, demokrasi politik ekonomi serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Halida. 

"Masalah kita saat ini adalah bagaimana pemerintah sekarang bisa menjembatani antara pengusaha dan pekerja. Bagaimana pengusaha besar, menengah dan kecil, bisa berkeadilan dan berkolaborasi. Supaya rakyat bisa merasakan bahwa pemerintah mengayomi rakyatnya," papar Halida. 

Pada bagian lain, Prof Gusti Asnan memaparkan, Bung Hatta berada di Padang sekitar 6 tahun. "Ini perantauan pertama Bung Hatta. Ia ke Padang sekolah di MULO setingkat SMP saat ini. 

Padang adalah kota besar, heterogen, multi etnis, beragama dan ini berpengaruh terhadap pemikiran Bung Hatta ke depan," kata Gusti. 

Intinya, menurut Gusti, saat pertama merantau anak jangan dibiarkan terlalu jauh. Bekali juga anak dengan ilmu agama ketika masih kecil. Serta ajarkan anak tentang kedisiplinan, ilmu dan aktif berorganisasi. 

Kedisiplinan Bung Hatta, juga dikupas oleh Wartawan Senior Hasril Chaniago. Dikatakan, Bung Hatta adalah sosok yang sangat disiplin, teratur dan taat dalam beragama. 

Sekolah di MULO Padang, sangat berpengaruh pada sosok kedisiplinan Bung Hatta. Dengan sekolah di MULO, ia membentuk kemandirian dirinya sendiri serta mengaktualisasikan kedisiplinan dan keteladanannya, bahkan hingga saat ini. 

Banyak tokoh nasional masuk MULO Padang karena terpicu oleh reputasi Bung Hatta seperti Bahder Johan, Muhammad Nasir dan Burhanuddin Harahap. 

Dikatakan Hasril, dari sisi keteladanan  kita gagal dalam mengaktuliasasikan keteladanan Bung Hatta. Misalnya dari sisi kedisiplinan tepat waktu. 

"Jika kita memang mengidolakan Bung Hatta, tentunya keteladanan seperti jujur, santun, disiplin dan tepat waktu harus bisa kita terapkan," kata Hasril. 

Seminar ini diikuti para peserta dengan sangat antusias, bahkan berkembang dengan tanyajawab yang cukup seru. Sehingga peserta betah bertahan mengikuti paparan narasumber hingga acara berakhir.

 


Wartawan : Atviarni
Editor : ranof

Tag :#Keteladanan Bung hatta #Seminar Nasional #Padang

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com