HOME PERISTIWA KABUPATEN SOLOK

  • Jumat, 29 Maret 2019

Butuh Waktu Sepekan, DLH Akan Umumkan Hasil Analisa Air Danau Diateh

Kadis LH Sumbar Siti Aisyah
Kadis LH Sumbar Siti Aisyah

Alahan Panjang (Minangsatu) – Sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Pemerintahan Kabupaten Solok, setelah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Barat, maka pada Kamis (28/3) sekitar jam 10.00 pagi, tim gabungan DLH bersama DLH Kabupaten Solok mengadakan peninjauan lokasi Danau Diateh dan mengambil sampel air di sana.

Menurut keterangan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Barat Siti Aisyah, air Danau Diateh mulai berkurang keruhnya. Tetapi hasil analisanya baru bisa keluar seminggu paling cepat. Disebabkan ada paremeter yang harus diuji setelah 5 hari (BOD5). 

"Tapi tadi hasil pengamatan tim, airnya lebih jernih dibandingkan beberapa hari lalu, sesuai perbandingan kekeruhan yang dipantau tim Kabupaten Solok sehari sebelumnya," ujar Siti Aisyah.

Sedangkan tentang sumber pencemar di sekitar danau, menurut Siti Aisyah satu-satunya penyebab adalah dari aktifitas pertanian. "Kalau dilihat sumber pencemar di sekitarnya, hanya dari pertanian, tidak ada tambang dan lain-lain. Kami juga melakukan pengujian di intake PDAM dan sungai yang masuk ke Danau. Hasilnya akan kami bandingkan dengan pengujian yang dilakukan BWS (Balai Wilayah Sungai)," tuturnya.

Sementara itu, sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejumlah pakar biologi dari FMIPA Unand menduga kekeruhan air danau, serta bau amis disebabkan blooming algae. Menurut Muhammad Nazri Janra dosen FMIPA UNAND, dugaan penyebab kekeruhan air di Danau Diateh disebabkan tumbuhan ganggang yang sudah berlebihan (Blooming Algae).

“Peristiwa blooming algae, bisa disebabkan karena penggunaan pupuk kimia di daerah sekitar yang kemudian ter-bleaching oleh hujan dan masuk ke danau," jelasnya.

Mengutip dari tulisan Togar Arifin Silaban yang berjudul “Menjernihkan Danau Toba dalam Jangka Panjang” terungkap bahwa sisa pakan buatan untuk ikan keramba akan mengendap di dasar danau. Dengan proses alamiah pakan yang mengendap itu berubah menjadi limbah yang menumpuk dan menghabiskan kadar oksigen yang terdapat dalam air. 

Dugaan tersebut bisa saja muncul mengingat saat ini Keramba Jaring Apung (KJA) sudah mulai banyak di sekitar Danau Diateh.

Meskipun demikian, setelah hasil pengujian air danau nanti keluar, baru bisa dipastikan, apakah memang terjadi penumpukan pupuk kimia, atau sebab lain.


Wartawan : Rivo Septian
Editor : T E

Tag :saveDanauDiateh

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com