HOME LANGKAN TINGKOK

  • Jumat, 6 Oktober 2023

Tradisi Batando Dalam Pernikahan Adat Minangkabau Di Nagari Pandai Sikek

Penulis: Afifah Ananda Putri
Penulis: Afifah Ananda Putri

Tradisi Batando dalam Pernikahan Adat Minangkabau di Nagari Pandai Sikek

Oleh: Afifah Ananda Putri

 

Pernikahan adat Minangkabau adalah salah satu perayaan yang penuh dengan tradisi dan adat istiadat. Terlebih lagi di daerah Pandai Sikek. Salah satu tradisi yang khas dalam pernikahan adat Minangkabau adalah tradisi Batando. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tradisi Batando dalam pernikahan adat Minangkabau di Nagari Pandai Sikek secara mendalam.

Pendahuluan

Pernikahan adat Minangkabau memiliki banyak tradisi yang unik dan menarik. Salah satu tradisi yang mencuri perhatian adalah tradisi Batando di Nagari Pandai Sikek.Tradisi ini adalah salah satu bagian penting dalam pernikahan adat Minangkabau dan wajib dilakukan ketika kita hendak menikah di Minangkabau terkhususnya di Nagari Pandai Sikek.

Pengantar ke Tradisi Batando

Tradisi Batando adalah sebuah prosesi di mana utusan keluarga pengantin perempuan datang ke rumah calon pengantin pria. Tradisi ini biasanya dilakukan beberapa hari atau beberapa bulan sebelum pernikahan dan merupakan wujud dari persetujuan keluarga terhadap pernikahan tersebut. Biasanya keluarga mempelai perempuan membawa seserahan sebagai tando yang telah disepakati bersama.

Prosesi Tradisi Batando

Di Pandai Sikek Tradisi Batando dimulai dengan persetujuan kedua belah pihak, baik calon pengantin pria maupun calon pengantin perempuan. Disana pihak pria dan pihak perempuan menentukan kapan hari dilaksanakannya proses batando. Setelah persetujuan tersebut, keluarga calon pengantin perempuan akan mempersiapkan diri untuk pergi ke rumah calon pengantin pria.

Pada hari yang telah ditentukan, keluarga calon pengantin perempuan hanya datang dua orang ke rumah calon pengantin pria sebagai utusan, yaitu wanita yang dituakan seperti mak uo(tante)  atau nenek yang dirasa masih sanggup. Disana utusan dari calon pengantin perempuan membawa hantaran sebagai “tando” dalam pernikahan adat nanti yang isi dari tando tersebut yaitu emas, perak, songket dan sirih.

Ketika tiba di rumah calon pengantin pria, keluarga calon pengantin wanita akan disambut dengan hangat oleh keluarga besar calon pengantin pria. Setelah itu keluarga calon pengantin pria menghidangkan makanan kepada  keluarga calon pengantin perempuan . Disana keluarga  calon pengantin pria mempersilahkan keluarga calon pengantin perempuan makan  dan menyantap hidangan yang disediakan. Mereka juga akan diberikan tempat untuk istirahat dan makan bersama keluarga calon pengantin pria.

Setelah istirahat, prosesi Batando akan dimulai. Keluarga calon pengantin pria membereskan semua hidangan yang telah disajikan tadi. Keluarga calon  pengantin perempuan akan mulai membuka perbincangan antara keluarga, biasanya orang yang menyampaikan tando adalah orang yang dituakan Tando yang dibawa keluarga calon pengantin perempuan tadi diberikan kepada bako calon pengantin pria, dan bako calon pengantin pria lah yang membuka tando tersebut pertama kali. Selanjutnya, tando yang dibawa oleh calon pengantin perempuan tadi dilihat bergiliran oleh semua orang yang ikut serta dalam acara batando tersebut . Setelah itu tando akan ditutup kembali dan disimpan oleh keluarga calon pengantin pria.

Tiga hari setelah proses batando di rumah calon pengantin pria, hari ketiga ini dilanjutkan dengan mengembalikan tando ke pihak perempuan di rumah calon pengantin perempuan. Disana keluarga calon pengantin pria datang dengan utusan dua orang perempuan yang dituakan. Sama halnya dengan proses di rumah calon pengantin pria tadi, di rumah calon pengantin perempuan, utusan keluarga pengantin pria juga disambut dengan hangat oleh keluarga besar, serta dijamu dengan makanan. Setelah makan dan jamuan disimpan kembali maka proses tando akan dilanjutkan.

Selanjutnya yaitu mengembalikan tando (mambaliakan tando) dengan syarat keluarga calon pengantin perempuan menambah tando yang sebelumnya sudah diberikan. Tando dibuka kembali oleh keluarga calon pengantin pria dan keluarga calon pengantin perempuan menambahkan tando tersebut. Tando digilir untuk diperlihatkan kepada seluruh keluarga dan tamu yang datang pada acara tersebut. Setelah itu, tando ditutup kembali dan dilanjutkan untuk menbahas kapan hari pernikahan dan pernikahan adat dilakukan. Prosesi batando ini hanya melibatkan perempuan yang dituakan pada masing-masing keluarga.

Akhir dari proses batando  ini yaitu, tando akan dibawa kembali  kerumah pihak pria sampai acara pernikahan adat (manjalang mintuo). Disana disampaikan bahwa tando sebagai tali ikatan antara perempuan dan pria sudah terpasang, dan sekarang semua proses pernikahan adat sudah dilaksanakan, maka tando sebagai tali ikatan tersebut akan dibawa kembali oleh pihak perempuan.

Aturan batando di Nagari Pandai Sikek yaitu jika pihak pria membatalkan atau memutuskan tando itu, maka pihak pria harus mengganti 2 kali dari tando yang sudah diterima. Jika perempuan yang memutuskan tando tersebut, maka tando tersebut tidak dikembalikan kepada pihak perempuan.

Makna Tradisi Batando

Tradisi Batando memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Minangkabau. Terkhususnya di Nagari Pandai Sikek, tanpa adanya batando prosesi yang lain tidak dapat dilaksanakan. Tradisi ini merupakan simbol dari ikatan antara perempuan dan pria. Juga persetujuan dan persatuan antara kedua keluarga. Melalui tradisi ini, keluarga calon pengantin wanita memberikan penghormatan kepada keluarga calon pengantin pria.

Kesimpulan

Tradisi Batando dalam pernikahan adat Minangkabau merupakan salah satu tradisi yang sangat penting dan memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Nagari Pandai Sikek. Melalui tradisi ini, keluarga calon pengantin wanita memberikan penghormatan kepada keluarga calon pengantin pria  dan menunjukkan persetujuan mereka terhadap pernikahan tersebut.

Tradisi Batando juga merupakan simbol dari ikatan yang akan dilaksanakan setelah proses batando. Dengan demikian, tradisi Batando adalah salah satu dari banyak tradisi yang membuat pernikahan adat Minangkabau begitu unik dan istimewa. Melalui tradisi ini, keluarga calon pengantin pria dan calon pengantin wanita dapat mempererat hubungan dan menghormati kebudayaan dan adat istiadat mereka yang kaya dan beragam.

(Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)

 


Wartawan : Afifah Ananda Putri
Editor : melatisan

Tag :#Budaya di Minangsatu #Batando #Pernikahan Adat #Pandai Sikek

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com