HOME LANGKAN KATO

  • Senin, 20 November 2023

Habih Adaik Bakarilaan

Opini Bahren
Opini Bahren

Habih Adaik Bakarilaan

Oleh: Bahren*

 

            Jodoh, rezeki, pertemuan dan maut sesungguhnya itu adalah empta hal yang hanya Allah sang pemilik alam semeta ini yang mengetahuinya. Kita tidak mengetahui berapa rezeki kita yang akan kita bawa pulang hari ini, walaupun demikian adanya kita tetap diminta untuk segera bertebaran dimuka bumi Allah ini untuk mencari dan mendapatkan rezeki itu setelah sholat subuh dilaksanakan. Begitu juga dengan pertemuan, apakh bertemu dengan jodoh, orang atau kerabat yang telah lama tak berjumpa maupun dengan pertemuan-pertemuan lainnya, hanya kepada-Nya lah kita berserah diri. Maut pun begitu adanya, tidak seorang hamba pun dapat memperlambat atau mempercepatnya, semuanya telah dituliskan di lauhumahfud.

            Perkara jodoh, ini lah yang agaknya sdang viral beberapa hari terakir khususnya di kalangan warga kota Padang. Berita kematian seorang gadis berinisial  SIP di salah satu penginapan di Kota Padang. Konon katanya beliau (SIP) mengakiri hidupnya disebabkan oleh ketidaksanggupan keluarganya memberi uang jemputan kepada calon suaminya, yang jumlahnya ttidak tanggung-tanggung besarnya yaitu 500 juta rupiah. Perihal uang jemputan ini, sebenarnya khas bagi laki-laki yang berasal dari Kota/Kabupaten Padang Pariaman. Namun seiring waktu, fenomena ini dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak paham dengan arti dan makna uang jemputan. Walaupun sang laki-laki bukan orang Pariaman dan calon istrinya orang Pariaman, pihak keluarga laki-laki langsung saja tanpa mempelajari hakikat uang jemputan memutuskan untuk meminta kepada calon keluarga perempuan yang asalnya dari Pariaman untuk menjempit anaknya dengan sejumlah uang. Di sinilah sesungguhnya masalah muncul, ketika ada oknum-oknum yang memanfaatkan kata lelaki di Pariaman di jemput dengan sejumlah uang tanpa mengkaji dan mencari tahu dulu apa konsekuensi dari uang jemputan itu. Tapi sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, SIP sudah meninggal karena perkara uang jemputan itu.

            Orang Minangkabau (termasuk Pariaman di dalamnya) sesungguhnya memandang tinggi setiap  adat yang dipakai dan digunakan oleh masyarakatnya, tidak ada yang berpikiran bahwa adat mereka jauh lebih tinggi dibanding adat lain makanya lelakinya haryus dijemput, atau ada di daerah lain seorang lelaki harus mengisi sasuduik (satu set) kamar pengantin Full jika ingin menikahi perempuan dari daerahnya. Itu semua oke-oke saja jika kedau belah pihak sepakat dan setuju. Namun, masalahnya adalah jika ada salah satu di antara kedua belah pihak tidak setuju, apakah bunuh diri menjadi solusi? Jawabnya tentu tidak. Adat Minangkabau pun dalam salah mamangannya juga memberi solusi dan jalan keluar untuk masalah ini sesungguhnya. Ada mamangan yang berbunyi “Habih Adaik Bakarilaan” (habis adat saling rela hati). Dari mamangan adaik itu seharusnya, ketika dua kaum kerabat tidak mendapat titik temu dan solusi dalam perkara jodoh ini, kembalilah kemamangan adat itu. Setiap kaum seharusnya tidak bersikukuh dengan keyakinan adatnya lah yang harus diikuti, sementara kaum lain juga mnginginkan adatnya lah yang harus dituruti.

            Ketika menggunakan konsep yang tertuang dalam mamangan tersebut, maka semuanya akan jernih dan totik temu akan dijumpai, setiap orang yang tadinya berseteru untuk saling menggunakan adatnya maka akan habis, atau selesai dengan saling rela hati untuk tidak saling emamksakan, ini mungkin bisa juga disebut sebagai jalan damai. Ketika dua keluarga yang akan menikahkan anak-anak mereka dengan penuh kesadaran dan kebesaran hati bahwa tujuan akhirnya dalah kebahagiaan anak-anak mereka maka dengan saling rela dan kerelaan hati mereka tidak menggunakan salah satu adat itu atau tetap menggunakan adat masing-masing tapi tidak saling menuntut untuk memenuhi ketentuan adat dari setiap pihak. Jika ini yang dilakukan oleh keduabelah pihak maka, kecil kemungkinan akan terjadi lagi peristiwa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri gara-gara persoalan adat ini. Semoga.      

           

*Dosen Sastra Minangkabau FIB Unand


Wartawan : Bahren
Editor : bahren

Tag :#Langkan #Kato#Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com