HOME EKONOMI KABUPATEN TANAH DATAR
- Senin, 25 Maret 2019
Untuk Pengembangan Ekonomi Kreatif, Pemkab Tanah Datar Gandeng Bekraf

Batusangkar (Minangsatu) - Kabupaten Tanah Datar dengan sektor pariwisata sebagai salah unggulan, melakukan kerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI melalui Program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).
Penandatanganan kesepakatan dihadiri oleh Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi, Wakil Bupati, Zuldafri Darma, Ketua DPRD Tanah Datar, Anton Yondra, Forkompinda, Pj. Sekda Helfy Rahmy Harun serta para aktor ekraf di Kabupaten Tanah Datar dan dari Bekraf sendiri, diwakili Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Ahmad Rekotomo di Indo Jolito, Jum’at (22/3).
Bupati Irdinansyah Tarmizi dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan menyambut baik atas kesempatan yang diberikan kepada Tanah Datar khususnya pelaku ekraf untuk nantinya bisa mendapat bimbingan, pendampingan dan pembinaan dari Bekraf.
"Selama ini pelaku ekonomi kreatif dengan berbagai macam jenis berjalan seperti air mengalir, mengalir secara alami, namun ketika ada kendala, sering mentok sendiri tanpa mendapat jalan keluarnya tepat, mudah-mudahan bagi pelaku ekraf yang terpilih akan terbantu dalam peningkatan skala usaha maupun kreatifitas yang semakin beragam,” ungkapnya.
Sementara Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Ahmad Rekotomo menyampaikan Program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) merupakan salah satu program unggulan dari Deputi Infrastruktur Bekraf yang bertujuan untuk membangun “Sistem Ekonomi Kreatif Indonesia” guna memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif di daerah.
Untuk Tanah Datar, sejak tanggal 19 Maret hingga 22 Maret 2019, Kedeputian Infrastruktur Bekraf telah menurunkan Tim PMK3I dan Tim Asesor untuk melakukan self assessment guna menentukan subsektor ekonomi kreatif (ekraf) apa yang akan menjadi potensi unggulan di Tanah Datar setelah sebelumnya didapat 4 subsektor ekraf di Tanah Datar yang menjadi pertimbangan, yaitu kriya, seni pertunjukan, kuliner, dan fesyen.
Dari hasil diskusi yang dilakukan bersama pelaku ekonomi kreatif, ditemukan jumlah pelaku subsektor seni pertunjukan sejumlah 269 sanggar atau kelompok seni pertunjukan, 520 produsen, distributor dan penjual eceran di bidang kuliner, 68 pelaku di subsektor fesyen serta 84 kelompok di subsektor kruya yang terdiri dari pelaku tenun sulam, kriya tenun singket, kriya rajut dan kriya batik.
“Selama di Tanah Datar, kita melakukan Uji Petik PMK3I yang merupakan proses in depth interview dan bottom up scale tim asesor bersama dengan ke empat aktor ekraf (quadruple-helix) yaitu Pemerintah Daerah, Komunitas Kreatif, Akademisi, dan Pebisnis dari daerah tersebut guna menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan oleh setiap subsektor ekraf,“ jelasnya
Lebih lanjut disampaikan, Tanah Datar memiliki kelebihan sebagai “induk” budaya Minangkabau. “Dengan dikembangkan dan dilestarikan nilai dan budaya Minangkabau di Tanah Datar, daerah lain tentunya akan terus berkaca ke induknya sendiri,” sampainya lagi.
Sementara dari uji petik di Tanah Datar ini, jelas salah seorang tim, diperoleh hasil Subsektor Kuliner di Tanah Datar tumbuh merujuk pada kebudayaan kuliner lokal yang didukung oleh bahan baku setempat. tercatat dilakukan oleh 500 lebih UKM. Walaupun pertemuan dengan empat pelaku menunjukkan besarnya nilai uang beredar, tetapi kelompok pelaku subsektor ini belum dapat dikategorikan berdasarkan besaran kekuatan maupun jangkauan. Adapun yang menjadi sorotan, antara lain: aneka keripik sebagai kudapan, aneka rendang, kopi dan panganan manis;
Subsektor Kriya didapatlah tenun songket dan batik yang menjadi sorotan utama. Subsektor Kriya ini saat dilakukan uji petik 86 kelompok usaha dimana 5 pelaku menunjukan nilai uang yang beredar belum terlalu siginifikan. Akan tetapi, subsektor ini merujuk dan mendasarkan diri pada pedoman dan rujukan tradisional sehingga subsektor ini berfungsi antara lain sebagai sarana konservasi dan pengembangan dari kriya dalam hal ini batik dan tenun.
Subsektor Fesyen tidak terindikasi dari uji petik ini karena sedikitnya pelaku yang dapat diverifikasi. Akan tetapi subsektor ini memiliki potensi yang luar biasa, mengingat kekayaan khasanah adat Minangkabau sehingga subsektor ini memiliki potensi besar untuk ekonomi kreatif di masa datang;
Subsektor Seni Pertunjukan di Tanah Datar dilaksanakan di 75 Nagari yang mencakup lebih dari 150 sanggar dan kelompok seni pertunjukan. Pada bulan Maret 2019, 52 sanggar diantaranya telah menyusun organisasi komunitas seni pertunjukan. Potensi terbesar adalah sanggar yang selanjutnya dikoordinasikan melalui Kumpulan komunitas seni pertunjukan yang sekaligus merangkul kelompok-kelompok yang berada di negara serta mewakili kekhususan budaya & unggulan masing-masing nagari
Bahwa dengan demikian kondisi dan potensi ekosistem ekonomi kreatif Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2019 menunjukkan kekuatan terbesar ada pada subsektor seni pertunjukan, maka hasil uji petik PMK3I pun menentukan bahwa Subsektor Seni Pertunjukan dipilih sebagai subsektor unggulan dari Kabupaten Tanah Datar yang kemudian diajukan menjadi bagian dari sistem Ekonomi Kreatif Nasional.
Editor : T E
Tag :Pemkab Tanah Datar #EkonomiKreatif
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PUPUK BERSUBSIDI DIJUAL DIATAS HET DI NAGARI SIMPURUIK
-
PLN UP3 PAYAKUMBUH DUKUNG USAHA HULLER, PERKUAT PERAN SEBAGAI MOTOR EKONOMI RAKYAT
-
INDUSTRI KECIL DI NAGARI PANYALAIAN TAK PERNAH TERSENTUH PROGRAM PEMKAB TANAH DATAR
-
DUKUNG KETAHANAN PANGAN, KAPOLRES TANAH DATAR PANEN JAGUNG DI NAGARI MINANGKABAU
-
BI DAN BANK NAGARI GELAR SOSIALISASI BAYAR PAJAK PAKAI QRIS DI TANAH DATAR
-
GARUDA MUDA, DARI SEMIFINAL BERSEJARAH KE KUALIFIKASI YANG MEMBEKAS LUKA, BUKTI INKONSISTENSI PSSI
-
HMI DAN REPUTASI GLOBAL PERGURUAN TINGGI
-
BERMULA DARI KIAS “KUSUIK SALASAI KARUAH JANIAH” HINGGA BEBERAPA BENTUK TURUNANNYA
-
MELUNCURKAN BUKU ATAU MENUNGGANGI KARYA?
-
MENGENANG BUNG HATTA SANG PROKLAMATOR, PADA PERINGATAN 80 TAHUN INDONESIA MERDEKA