- Senin, 6 Februari 2023
The Power Of 'Keyakinan Kelas'
.jpg)
Profil Pelajar Pancasila merupakan elaborasi tujuan pendidikan nasional sekaligus komitmen bersama seluruh penyelenggara pendidikan dalam membangun sumber daya manusia Indonesia. Demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional, peserta didik harus dibekali dengan nilai-nilai karakter yang terkadung dalam Profil Pelajar Pancasila tersebut.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang beriman dan berakhlak kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Guru sebagai manusia pembelajar merupakan ujung tombak keberhasilan pembelajaran yang bermuara pada tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sebagai manusia pembelajar sekaligus penyelenggara pendidikan, tentulah guru bertugas untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam Profil Pelajar Pancasila tersebut.
Salah satu tempat menanamkan nilai-nilai karakter yang dimaksud adalah di dalam kelas saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Di kelaslah tempat peserta didik berproses, berkembang, berkreasi, dan berinovasi dalam rangka mencapai tujuan hidup mereka. Untuk itu, sudah sewajarnyalah dituntut kepiawaian seorang guru dalam pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif.
Kelas bisa terkelola dengan baik jika seorang guru menguasai pengelolaan kelas tersebut. Pengelolaan kelas yang baik dan terstruktur dapat mengantarkan peserta didik mampu belajar dengan optimal dan lebih bergairah menerima materi pelajaran yang disajikan guru (Tanjung, 2017).
Salah satu bentuk pengelolaan kelas yang harus diterapkan guru dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan adalah dengan membuat kesepakatan kelas atau keyakinan kelas oleh semua warga kelas.
Apa itu keyakinan kelas?
Keyakinan kelas merupakan sesuatu yang diyakini bersama yang berasal dari penyatuan pikiran semua warga kelas tentang hal-hal baik untuk membantu peserta didik dan guru menjalankan aktivitas belajar dengan cara-cara yang baik dan berkualitas.
Keyakinan kelas yang dimaksud adalah hal-hal baik atau positif yang diyakini dapat membantu peserta didik menanamkan dan meningkatkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila sebagai wujud tercapainya tujuan pendidikan nasional. Hal-hal positif tersebut diharapkan membudaya bagi warga kelas yang mejalankannya sehingga kelas itu menerapkan budaya positif dalam pembelajaran.
Keyakinan kelas dibuat secara universal yang mencakup berbagai aspek kesepakatan yang akan diberlakukan di dalam kelas tersebut. Keyakinan kelas disusun secara terstruktur dan sistematis. Hal terpenting adalah bahwa keyakinan kelas yang sudah disepakati harus bisa diterapkan dan praktis dalam pelaksanaannya.
Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan brainstorming atau curah pendapat.
Dengan bahasa yang berbeda dapat diungkapkan bahwa, keyakinan kelas merupakan kesepakatan yang dibuat oleh guru dan peserta didik dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman, kondusif, dan terbebas dari intimidasi serta pemaksaan kehendak sehingga terwujudlah pembelajaran bermakna yang pada akhirnya tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal sesuai dengan yang direncanakan.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam merancang keyakinan kelas.
1. Guru menanyakan kepada peserta didik tentang seperti apa kelas impian mereka.
2. Guru meminta semua peserta didik di kelas untuk menuliskan apa saja yang perlu disepakati untuk mewujudkan kelas impian mereka.
3. Semua usulan dari peserta didik ditulis di papan tulis.
4. Usulan-usulan peserta didik dalam bentuk kalimat negatif harus diubah menjadi kalimat positif. Misalnya, pernyataan “Tidak boleh membuang sampah sembarangan” diubah menjadi “membuang sampah pada tempatnya”.
5. Semua usulan yang disampaikan peserta didik diklasifikasikan sesuai tujuan. Usulan yang memikili tujuan yang sama, dirangkum menjadi satu pernyataan keyakinan kelas.
Misalnya, pernyataan tentang “membuang sampah pada tempatnya, manata meja dan kursi dengan baik, hadir tepat waktu, menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang disediakan, menjaga ketenangan kelas, menggunakan alat-alat sendiri tanpa mengambil barang milik teman, dan meletakkan buku yang dipinjam di tempat semula dapat digabung menjadi satu kalimat keyakinan, yaitu “Kami mempunyai keyakinan bahwa kelas kami adalah kelas yang bersih, rapi, disiplin, nyaman, jujur, dan bertanggung jawab”.
6. Jika keyakinan kelas sudah disepakati, guru bersama peserta didik membubuhkan tanda tangan sebagai simbol kesepakatan bersama dan diyakini bersama.
7. Keyakinan kelas ditempel di tempat yang strategis atau mudah dilihat di dalam ruang kelas. Bisa juga daftar keyakinan kelas itu didesain dan dicetak dalam bentuk yang unik.
Benarkah keyakinan kelas dapat menciptakan budaya positif guru dan peserta didik?
Di dalam kelas, semua aspek pembelajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala kemampuannya, peserta didik dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, serta materi dengan segala sumber belajarnya. (Tanjung:104).
Karena banyaknya aspek yang terkait dalam pembelajaran, perlu adanya keyakinan kelas yang dapat membantu guru dan peserta didik menjalankan proses pembelajaran dengan cara-cara yang posistif.
Keyakinan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan peserta didik selalu berubah. Perubahan yang terjadi tidak selalu positif, tidak jarang guru menemukan perubahan yang terjadi pada peserta didik bersifat negatif. Sebaliknya, sering juga kita temukan guru yang seenaknya saja berbuat kepada peserta didik. Bahkan cenderung otoriter.
Nah, untuk menyikapi perubahan yang negatif itulah, guru dan peserta didik kembali mengingat keyakinan kelas yang sudah disepakati bersama. Guru dapat mengarahkan peserta didik ke hal –hal positif yang telah mereka sepakati sebelum memulai pembelajaran. Begitu juga peserta didik, dapat mengingatkan guru jika ada yang berprilaku tidak sesuai dengan kesepakatan yang sudah ada.
Keyakinan kelas berbeda dengan aturan yang selama ini kita terapkan di kelas. Keyakinan kelas memotivasi peserta didik secara intrinsik atau dari dalam dirinya.
Peserta didik akan lebih tergerak dan bersemangat menjalankan keyakinannya daripada sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Mereka perlu mendengarkan dan mendalami suatu keyakinan daripada hanya mendengarkan peraturan-peraturan yang mengatur mereka ini dan itu.
Keyakinan kelas dapat menciptakan budaya positif guru dan peserta didik. Hal ini disebabkan oleh keyakinan kelas menguatkan disiplin diri karena dilandasi oleh motivasi intrinsik.
Dengan kata lain, kontrol prilaku ada pada diri mereka sendiri bukan dari orang lain atau dari luar diri mereka. Guru dan peserta didik berprilaku bukan karena terpaksa atau karena ancaman, atau bukan karena mengharapkan hadiah. Akan tetapi, mereka berbuat karena ingin melakukan sesuatu yang mereka yakini baik atau positif.
Keyakinan kelas memiliki kekuatan untuk mengontrol diri warga kelas agar tetap berprilaku positif sesuai dengan kesepakatan yang sudah diyakini.
Riwayat Ringkas Penulis
Syafriyeni, M.Pd. lahir di Pasir Lawas kecamatan Palupuh Kabupaten Agam pada tanggal 28 Maret 1973. Tahun 2008 ia berhasil menamatkan Pendidikan S-2 Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Padang. Sejak 1 Januari 1998, Syafriyeni tercatat sebagai guru di SMA Negeri 13 Padang untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Tag :#minangsatu #opini #syafriyeni #didaktika #keyakinankelas
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PENGGUNAAN INTERNET DI INDONESIA MELEBIHI RATA-RATA GLOBAL
-
BIG DATA DALAM PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DI ERA DIGITAL
-
MELATIH KETELITIAN DAN KONSENTRASI MELALUI ORIGAMI
-
PANGAJARAN BAHASA MINANGKABAU
-
PENERAPAN MACHINE LEARNING DALAM SISTEM TELEKOMUNIKASI
-
NGALAU BUNIAN DI LINTAU BUO UTARA: MISTERI GUA YANG MENGUNDANG MITOS,DUNIA GHAIB DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MAKHLUK HALUS ATAU ROH
-
BADAI PHK MASSAL DI SRITEX: PENYEBAB, DAMPAK, DAN TANGGAPAN PEMERINTAH
-
SAWAHLUNTO KOTA LAYAK ANAK DAN PENDAPATAN DAERAH
-
MEROSOTNYA KEPERCAYAAN PUBLIK TERHADAP POLRI: ANTARA "KEBAPERAN" DAN REFORMASI YANG DIPERLUKAN
-
TRADISI MAANTA PABUKOAN KE RUMAH MINTUO DI PESISIR SELATAN: WARISAN BUDAYA RAMADAN MINANGKABAU