HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Kamis, 2 Januari 2025

Melatih Ketelitian Dan Konsentrasi Melalui Origami

Origami
Origami

Melatih Ketelitian dan Konsentrasi Melalui Origami

Oleh: Idrus, S.S., M.Hum., Ph.D.

Dosen Prodi Sastra Jepang FIB Universitas Andalas

 

            Pada hari Sabtu tanggal 14 Desember 2024 tim Pengabdian kepada Masyarakat yang terdiri dari Idrus (FIB Unand), Andy Amiruddin, Amelia Yuli Astuti, Mac Aditiawarman, Helmita dan Raflis yang merupakan dosen Jurusan Sastra Inggris Universitas Ekasakti mengadakan kegiatan Pelatihan Origami di Panti Asuhan Aisyiyah Ampang Kota Padang. Anak-anak panti asuhan yang berjumlah sekitar 25 orang antusias sekali mendengarkan penjelasan tentang Origami. Setelah itu, dengan tekun mereka membuat origami berbentuk bunga Tulip. Mereka menjadi paham bahwa origami tidak sekadar melipat kertas tetapi memiliki filosofi yang mendalam dan memiliki manfaat yang cukup banyak juga.      

            Kata "origami" berasal dari bahasa Jepang yang terbentuk dari gabungan kata "ori" yang berarti lipat, dan "kami" yang berarti kertas. Secara sederhana, origami berarti seni melipat kertas. Pada awalnya, origami digunakan sebagai hiasan dalam membungkus kado pada periode Muromachi (1336-1573). Kemudian, dalam buku tertua tentang origami yang diterbitkan pada tahun 1797, terdapat petunjuk untuk membuat origami bangau, yang hingga kini sangat populer. Seiring dengan diperkenalkannya origami di sekolah-sekolah Jepang pada masa Meiji, seni ini semakin dikenal luas dan sekarang telah populer di seluruh dunia.

            Di Indonesia, praktek origami dapat ditemukan di Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Di TK anak-anak diajarkan membuat origami berbentuk ikan, sedangkan siswa SD sering terlihat memainkan origami pesawat terbang. Origami menjadi salah satu permainan yang menyenangkan bagi anak-anak TK dan SD tersebut. Mainan origami dari kertas praktis karena mudah dibuat, tidak membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, ada banyak manfaat dari kegiatan origami yang perlu jarang diketahui orang.        

    

            Pertama, origami dapat melatih ketelitian. Origami dapat melatih ketelitian karena setiap langkah dalam proses pembuatannya memerlukan perhatian dan kehati-hatian yang tinggi. Setiap lipatan harus dilakukan dengan presisi agar bentuk yang dihasilkan sesuai dengan pola yang diinginkan. Jika satu langkah dilaksanakan dengan tidak tepat, hasil akhir origami bisa berbeda dari yang diharapkan. Ketelitian dalam origami melibatkan pengukuran yang akurat, seperti memastikan sudut lipatan. Selain itu, anak-anak dan pemula yang belajar origami diajarkan untuk mengikuti instruksi dengan teliti, baik melalui gambar maupun penjelasan langkah demi langkah.

            Kedua, origami dapat melatih motorik halus. Origami dapat melatih motorik halus karena proses pembuatannya melibatkan keterampilan tangan. Ketika membuat origami, seseorang harus menggunakan jari-jari untuk melipat, menekan, dan menyesuaikan setiap bagian kertas dengan hati-hati. Aktivitas ini melibatkan gerakan yang terkontrol, seperti melipat kertas secara tepat dan meratakannya dengan teliti menggunakan kuku atau ujung jari. Proses ini memperkuat otot-otot kecil di ujung jari yang penting untuk berbagai aktivitas sehari-hari, seperti menulis, menggambar, atau menggunakan peralatan kecil.

            Ketiga, origami dapat melatih kesabaran. Origami dapat melatih kesabaran karena proses pembuatannya membutuhkan waktu cukup lama tergantung dari bentuk origami yang dibuat. Setiap langkah dalam origami harus dilakukan dengan hati-hati, dan sering kali melibatkan banyak lipatan yang harus diulang agar hasilnya sempurna. Tidak jarang, seseorang harus memulai kembali jika ada kesalahan dalam lipatan atau jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Hal ini mengajarkan pembuat origami tidak terburu-buru dan menerima kenyataan bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar.

            Keempat, origami dapat melatih konsentrasi. Origami dapat melatih konsentrasi karena setiap langkah dalam proses pembuatannya memerlukan perhatian penuh agar hasilnya tepat dan rapi. Untuk membuat origami yang baik, seseorang harus fokus pada detail, seperti memastikan lipatan berada pada garis yang tepat dan mengikuti urutan langkah dengan cermat. Setiap gerakan, meskipun tampak sederhana, harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merusak bentuk akhir. Proses ini mengharuskan pembuat origami untuk menyingkirkan gangguan dan benar-benar fokus pada apa yang sedang dikerjakan.

            Kelima, origami juga dapat digunakan dalam proses pengobatan. Bentuk origami yang populer dalam proses penyembuhan orang sakit adalah origami bangau (tsuru). Bangau, dalam budaya Jepang, adalah simbol harapan, kesehatan, dan umur panjang. Tradisi melipat origami bangau memiliki makna yang sangat khusus, terutama dalam konteks penyembuhan dan pengobatan.

            Cerita yang paling terkenal tentang penggunaan origami bangau dalam pengobatan berasal dari legenda senbazuru, yang menyatakan bahwa jika seseorang membuat seribu bangau maka harapan/ doanya akan terkabul. Legenda ini populer setelah Perang Dunia II, ketika seorang gadis bernama Sadako Sasaki yang menderita leukemia akibat radiasi bom atom di Hiroshima berusaha melipat seribu bangau kertas sebagai simbol harapan untuk kesembuhannya. Melipat origami bangau dipercaya dapat memberikan efek psikologis yang positif, seperti mengurangi stres dan kecemasan. Aktivitas melipat ini membutuhkan konsentrasi dan kesabaran, yang bisa membantu seseorang merasa lebih tenang dan tidak memikirkan sakit yang diderita. Selain itu, proses pembuatan origami bangau yang berulang-ulang juga dapat memperlihatkan pencapaian dan memberi harapan kepada penderita penyakit. Ini menjadi bentuk terapi yang tidak hanya melibatkan tubuh, tetapi juga mental, yang bisa memberikan semangat hidup yang baru.

            Keenam, origami dapat mendatangkan profit. Profit dari pembuatan origami paling mudah terlihat melalui penjualan produk. Salah satu bentuk origami yang dapat dijual adalah origami berbentuk bunga. Waktu yang tepat untuk menjual origami bunga ini adalah pada saat wisuda sekolah atau hari pendidikan nasional atau hari guru. Pada saat wisuda, origami bunga yang sudah dihias dapat diberikan kepada wisudawan atau wisudawati sebagai ucapan selamat atas kelulusannya. Sementara itu, pada hari pendidikan nasional atau hari guru, origami bunga dapat diberikan kepada Ibu-ibu atau Bapak-bapak Guru sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa mereka dalam mendidik generasi penerus bangsa.

            Jadi, origami yang sepintas terlihat seperti mainan anak-anak, ternyata memiliki manfaat yang sangat banyak. Manfaat tersebut memang tidak secara langsung dapat dirasakan, tetapi secara bertahap menyatu dalam pembentukan karakter orang-orang yang rutin melakukan praktek origami

           


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com