- Kamis, 8 Mei 2025
Optimalisasi Pemeliharaan Alat Kesehatan Untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Rumah Sakit
.jpg)
Optimalisasi Pemeliharaan Alat Kesehatan untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Rumah Sakit
Oleh: Devi Olivia, Nita Juniarsih, Tia Pramesti ( S2 Program Studi Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UGM )
Pemeliharaan dan kalibrasi alat kesehatan (alkes), khususnya alat diagnostik, menjadi fondasi krusial dalam memastikan layanan rumah sakit yang berkualitas.
Namun, kendala seperti minimnya anggaran, kekurangan tenaga ahli, dan lemahnya penerapan regulasi menghambat upaya ini, mengancam keselamatan pasien dan ketepatan diagnosis, terutama untuk hipertensi yang marak di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (2023), sekitar 40% alkes di rumah sakit kelas C dan D gagal memenuhi standar kalibrasi, memicu kesalahan diagnosis, khususnya pada kasus hipertensi.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengungkap bahwa 50-70% alkes di negara berkembang tidak beroperasi optimal akibat kurangnya perawatan preventif dan tenaga terampil.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2015 mewajibkan pengujian dan kalibrasi rutin untuk menjamin alkes yang aman, bermutu, dan laik pakai. Namun, implementasi aturan ini terhambat oleh sejumlah masalah:
Anggaran Terbatas ; Dana rumah sakit sering dialihkan untuk kebutuhan mendesak, mengesampingkan kalibrasi.
Kekurangan Tenaga Ahli ; Minimnya teknisi biomedis tersertifikasi untuk pengujian dan kalibrasi.
Manajemen Inventaris Lemah ; Sistem inventaris alkes belum terintegrasi.
Ketergantungan Pihak Ketiga ; Keterlambatan pasokan suku cadang dan layanan kalibrasi dari pihak eksternal.
Manajemen pemeliharaan alkes yang efektif menghadirkan dampak positif, terutama dalam penanganan hipertensi:
Keselamatan Pasien: ; Alat seperti tensimeter yang terkalibrasi mencegah kesalahan pengukuran tekanan darah, mengurangi risiko pengobatan keliru.
Diagnosis Akurat ; Alat diagnostik yang andal memastikan ketepatan diagnosis hipertensi, faktor risiko utama penyakit jantung.
Kepatuhan Regulasi ; Kalibrasi sesuai aturan menjamin alkes laik pakai, melindungi publik dari alat di bawah standar.
Kepercayaan Publik ; Rumah sakit dengan standar kalibrasi tinggi meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Efisiensi Operasional ; Perawatan preventif memperpanjang usia alkes dan memangkas biaya perbaikan mendadak. Meski manfaatnya signifikan, sejumlah tantangan masih membayangi.
Keterbatasan Sumber Daya ; Anggaran rumah sakit kerap terfokus pada obat-obatan, mengabaikan kalibrasi.
Kompetensi Terbatas ; Kurangnya teknisi biomedis yang memenuhi standar kalibrasi.
Inkonsistensi Regulasi: Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2015 bervariasi, terutama di wilayah terpencil.
Akses Layanan Kalibrasi ; Ketergantungan pada suku cadang impor dan minimnya lembaga kalibrasi terakreditasi menyebabkan penundaan.
Keberhasilan pengelolaan pemeliharaan dan kalibrasi alkes bergantung pada faktor pendukung berikut :
Kebijakan Rumah Sakit ; Komitmen manajemen untuk mengalokasikan dana dan sumber daya.
Pelatihan Intensif ; Peningkatan keahlian teknisi biomedis melalui pelatihan rutin.
Digitalisasi Sistem ; Teknologi untuk memantau jadwal kalibrasi dan inventaris alkes secara real-time.
Kemitraan Strategis ; Kolaborasi dengan penyedia suku cadang dan lembaga kalibrasi terakreditasi.
Pengelolaan pemeliharaan dan kalibrasi alat kesehatan merupakan investasi strategis untuk menjamin layanan rumah sakit yang unggul.
Kepatuhan terhadap Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2015 melalui kalibrasi rutin memastikan keselamatan pasien, diagnosis yang akurat, dan kepercayaan masyarakat.
Untuk mengatasi kendala seperti keterbatasan dana, minimnya tenaga ahli, dan lemahnya penerapan regulasi, kolaborasi antara pemerintah, rumah sakit, dan pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci dalam membangun sistem pemeliharaan alat kesehatan yang terintegrasi, terjangkau, dan berkelanjutan.
Tag :#S2 #UGM #ManajemenKesehatan #AlatKesehatan
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PELATIHAN KETERAMPILAN SOLID HAIRCUT, SULAM DAN PEMBUATAN CREATIVE DIGITAL PORTFOLIO SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN YOUNG TALENTPRENEUR PADA KELOMPOK KESETARAAN PAKET C DI NAGARI SUNGAI KAMUNYANG KABUPATEN 5
-
BERMULA DARI KIAS “KUSUIK SALASAI KARUAH JANIAH” HINGGA BEBERAPA BENTUK TURUNANNYA
-
KIASAN “SENI BERBAHASA HALUS DAN SYARAT MAKNA”
-
PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI
-
PENGGUNAAN INTERNET DI INDONESIA MELEBIHI RATA-RATA GLOBAL
-
KONFLIK POLITIK DI INDONESIA: CERMIN KETEGANGAN SOSIAL ATAU KEGAGALAN DEMOKRASI?
-
UPAYA MELINDUNGI BAHASA ABORIGIN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
-
SEPAK TERJANG BUPATI ANNISA: MEMBANGUN PERADABAN DHARMASRAYA LEWAT PENDIDIKAN
-
DARI SUMATERA BARAT UNTUK INDONESIA: 80 TAHUN SUMATERA BARAT (1 OKTOBER 1945 - 1 OKTOBER 2025)
-
TENSI POLITIK OLAHRAGA NAIK JELANG MUSORPROV KONI SUMBAR, UPAYA INTERVENSI MENGKRISTAL