HOME PEMBANGUNAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

  • Sabtu, 16 Juli 2022

Pj. Bupati Martinus Dahlan, Memacu Mentawai Keluar Dari 3T

Pj Bupati Kepulauan Mentawai, provinsi Sumbar, Martinus Dahlan bersama pengurus PWI Sumbar, Sabtu (16/7/2022).
Pj Bupati Kepulauan Mentawai, provinsi Sumbar, Martinus Dahlan bersama pengurus PWI Sumbar, Sabtu (16/7/2022).

Padang (Minangsatu) - Diakui masih ada saja yang menganggap Mentawai lebih bagus tetap berstatus 3T (Terdepan Terpencil Tertinggal) karena dengan status itu banyak bantuan mengalir ke Mentawai.

“Tapi itu berarti kita tidak membangun, membangun fisik dan membangun manusia. Infrastruktur sebagai bagian dari kemajuan manusia tidak akan membuat investasi terdorong masuk Mentawai,” kata Pj.Bupati Kepulauan Mentawai, Martinus Dahlan Sabtu pagi (16/7/2022) ketika bersilaturahmi dengan para pengurus PWI Sumbar di kantor PWI Jl Bagindo Azizchan, Padang.

Martinus yang populer disapa 'Pak Ucok' mengatakan bahwa infrastruktur baik public utility maupun infrastruktur transportasi sangatlah didambakan oleh Mentawai. “Impian rakyat Mentawai yang paling dasar adalah mendapatkan sumber air bersih. Saat ini air bersih adalah kebutuhan hidup. Memang Mentawai sudah ada air bersih sejak dahulu kala, tetapi rata-rata air utk kebutuhan MCK dan minum kualitasnya masih sangat buruk. Ketiadaan air bersih juga mengancam kualitas hidup manusia di Mentawai. Demikian pula faktor ketersediaan pangan dan gizi. Kondisi ini berpengaruh pada angka stunting di Mentawai yang dipicu oleh bernagai aspek tersebut ,” kata Pj.Bupati.

Dikatakan, sarana dan prasarana air bersih paling-paling ada hanya di Tua Pejat. Sedang di bagian lain Mentawai terutama di pulau-pulau terpencil air bersih adalah sebuah kemewahan. Bahkan tak jarang ditemui warga mandi dengan air galon.

Menjawab pertanyaan soal jalan keluarnya, Martinus mengatakan bahwa saat ini sedang dibangun sembilan embung untuk menampung air bersih guna disalurkan ke rumah warga. “Kita terus berusaha mendapatkan bantuan dari Kementerian PUPR. Tapi belum ada realisasi,” katanya.

Selain air bersih, yang juga sangat mendesak diperlukan Mentawai adalah penerangan dan energi listrik serta infrastruktur komunikasi berupa tower BTS untuk telekomunikasi seluler maupun non seluler. “kita sudah mengajak investor mau tanam modal di sini tetapi tanpa listrik dan telekomunikasi, para investor berpikir dua kali untuk berinvestasi di Mentawai. Kita butuh 200 BTS agar Mentawai bisa bebas dari blankspot,” ujar Martinus.

Satu hal yang menggembirakan menurut mantan Sekdakab Mentawai itu, sudah hampir rampungnya perpanjangan runway Bandara Rokot. Menurut perhitungan, Agustus selesai finishingnya dan September menurut rencana akan diresmikan. “Insyaallah diresmikan oleh Presiden pada September 2022. Nanti landasan bisa didarati pesawat besar seperti WingAir dan sebagainya terutama pesawat type ATR yang bisa membawa penumpang lebih banyak dibanding pesawat kecil berpenumpang 12 orang seperti sekarang,” kata dia.
Transportasi udara, kata Martinus, akan mempercepat arus komoditas Mentawai ke luar menuju pasar.

Kunjungan Pj. Bupati ke PWI Sumbar disambut oleh Ketua PWI Heranof Firdaus, diisi dengan dialog bersama para pengurus lainnya.


Wartawan : Eko
Editor : ranof

Tag :#Pembangunan mentawai #Bandara #Infrastruktur #Air bersih #Pendidikan #Kesehatan #Sumbar

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com