- Jumat, 12 Oktober 2018
Penanganan Bencana Kota Palu, Pelajaran Berharga Bagi Sumbar
Palu (Minangsatu) - Perjalanan Tim Penanggulangan Bencana (PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat ke lokasi gempa bumi, tsunami dan likuifaksi Palu, Sigi, dan Donggala Sulawesi Tengah, selain mengantar bantuan uang, randang, juga sekaligus sebagai bahan kajian tersendiri bagi Sumatera Barat dalam pembelajaran penanggulangan daerah.
Kesedihan, ketakutan yang amat sangat, dan derita pengungsi akibat 'Gempa Palu' bisa jadi bahan pelajaran dalam penanggulangan bencana daerah Sumatera Barat, yang disebut juga sebagai daerah rawan bencana.
Wakil Gubernur Nasrul Abit, mengatakan, dari pengalaman berada di Palu itu, pengananan mesti memiliki dua perencanaan, planning A dan B, sehingga suasana masyarakat dan stabilitas daerah tetap terkendali. Demikian antara lain hasil diskusi bersama Tim PB Sumbar, sehabis dari kunjungan ke lapangan meninjau bencana gempa Palu, di hotel Amaras Palu Selatan, Rabu malam (10/10/2018)
Wagub Nasrul Abit juga menambahkan, perlu dibuatkan aturan dan prosedur standar operasional (SOP) dalam penanggulangan bencana, dalam kajian yang jelas.
"Peta potensi bencana di berbagai kabupaten/kota di Sumbar, mesti telah menjadi sosisliasi yang jelas kepada masyarakat. Peran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi setiap kondisi bencana menjadi gaya hidup yang biasa, sehingga nantinya dapat meminimalisir korban resiko bencana tersebut.
"BPBD Provinsi berkoordinasi dengan BNPB Pusat, mesti segera menyiapkan hal tersebut dalam berbagai sisi, aturan bentuk sosialisasi, tim penanggulangan bencana dan peran masyarakat saat terjadi bencana, jangan sampai masyarakat pindah atau keluar tidak ikut serta dalam penanggulangan bencana," ungkap Nasrul Abit.
Wagub Nasrul Abit juga prihatin terhadap para pengusaha dan pemilik toko yang besar keluar dari Palu, sehingga perekonomian daerah lumpuh. Setiap pemerintah daerah butuh banyak dukungan dari seluruh elemen daerah dalam memulihkan kembali pembangunan daerah pasca bencana.
"Penanggulangan bencana daerah itu merupakan tanggungjawab bersama dalam menciptakan kondisi masyarakat bisa kembali bangkit, dari trauma dan kesedihan," terang Nasrul Abit.
Masih teringat kisah Uda Buyung, perantau minang korban bencana likuifaksi (tanah bergerak dan keluarnya lumpur) di perumahan Petobo, pada saat pertemuan Wagub dan Tim PB Sumbar.
"Sore menjelang malam itu, terjadi gempa 7,4 Skala Richter (SR). Gempa dahsyat itu membuat kota menjadi kelam, listrik mati. Ada Tsunami di pinggir laut, ada bangunan yang runtuh dan ada tanah bergerak bersama lumpur. Di tempat kami di Petobo, tiba-tiba tanah bergerak-gerak dan amblas, yang membuat rumah kami ikut amblas.
"Pekik ketakutan dan orang histeris terdengar dimana-mana," ujar Da Buyung tersedu-sedu menahan tangis sedihnya. Da Buyung mencoba tatap tegar menceritakan peristiwa yang ia alami itu.
"Saya berusaha mencari tempat lebih nyaman tidak pada tanah yang bergerak dan menggapai tempat ketinggian. Saya menyaksikan saudara-saudara saya ikut terbawa tanah yang amblas hilang entah kemana," katanya.
Kemudian tanah bergelombang hebat dan bergerak cepat. Tempat itu bergeser dan tiba-tiba lumpur muncul meninggi menutupi perumahan kami yang amblas. "Malam semakin hitam pekat, tidak tahu kemana mesti menyelamatkan diri," tangis air mata Da Buyung meraung keras, sehingga ucapannya sulit untuk dimengerti.
Suasana pertemuan hening seketika. Wagub Nasrul Abit terharu ikut sedih, air matanya juga membasahi wajahnya. Yang lain terdiam kaku, kesedihan dan pilu, menunduk tak terbayangkan.
Namun keluarga besar Minang di perantauan yang kini jadi pengungsi akibat gempa di Sulawesi Tengah itu, menjadi terhibur dan bersemangat mendapat perhatian dari pemprov dan warga Sumbar di kampung.
(Rel)
Editor :
Tag :#WargaMinangdiPalu#CurhatkepadaWagub#
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PLT. GUBERNUR : 3 WNI ASAL SUMBAR BERHASIL DIEVAKUASI DARI LEBANON
-
ZULKIFLI GANI OTTO: KEPUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PWI TIDAK MENGIKAT TANPA PERSETUJUAN KETUA UMUM
-
TIDAK ADA DUALISME PENGURUS PWI PUSAT HENDRY CH BANGUN (KETUA UMUM PWI PUSAT 2023-2028)
-
KUASA HUKUM PWI PUSAT: HENDRY CH BANGUN TETAP SAH, EMPAT KASUS FITNAH DAN PEMALSUAN DILAPORKAN
-
ANGGOTA DEWAN PAKAR PWI: ADA KONDISI DAN SYARAT YANG HARUS DIPENUHI UNTUK GELAR KLB
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
KALA NOFI CANDRA MENEBUS JANJI KE TANAH SUCI
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT