HOME SOSIAL BUDAYA KOTA BUKITINGGI

  • Minggu, 13 Oktober 2024

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta Perlu Penataan Ulang, Disdikbud Bukittinggi Gelar FGD

Bukittinggi (Minangsatu) - Kepedulian akan kajian mendalam tentang keberadaan Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta serta adanya dorongan untuk dilaksanakannya penataan ulang bangunan bersejarah tersebut, Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi menggelar Focus Grup Discussion, Sabtu (12/10/2024).

Kegiatan yang digelar langsung di Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi tersebut mengangkat tema 'Kuratorial Bung Hatta Kecil dan Pendirian Ulang Rumah Kelahiran Bung Hatta'. FGD diikuti oleh 30 peserta dengan berbagai latar belakang seperti budayawan, penulis, dosen, guru, mahasiswa, dan generasi muda pecinta museum dan sejarah bangsa.

Bertindak sebagai pemateri Noviyanti Awaludin S.H. M.Hum, yang merupakan Ketua Asosiasi Museum Daerah / AMIDA Sumatera Barat dan Yulvian Azrial yang merupakan budayawan, penulis dan konsultan permuseuman, Prof. Dr. Silfia Hanani M. Si, Rektor UIN Syekh Muhammad Djamil Djambek, Sovia Marni M. Pd seorang penulis buku anak yang telah membuat buku 'Bung Hatta dan Kakeknya'. Sedang Irwan Setiawan, S. Pd, penulis sekaligus guru sejarah SMKN 1 Baso didapuk sebagai moderator.

Kabid Kebudayaan Disdikbud Kota Bukittinggi Heru Tri Astanawa, M.Pd dalam sambutannya menuturkan pelaksanaan FGD dimaksudkan untuk pendalaman nilai sejarah Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta dan peningkatan dari akurasi tata letak bangunannya.

"Perlunya kegiatan FGD ini untuk mengkaji nilai sejarah dan filosofi setiap ruang museum ini, sehingga tata letaknya bisa merepresentasikan bagaimana sebenarnya sudut-sudut rumah asli Bung Hatta dahulu," katanya.

Noviyanti Awaludin S.H. M.Hum dalam paparannya menyoroti bagaimana pentingnya tugas seorang kurator dalam perannya sebagai edukator yang melakukan penyebar luasan informasi museum

"Menjadi seorang kurator harus mampu menata dan menyajikan informasi yang baik dan menarik terhadap berbagai koleksi museum sehingga pengunjung mendapat ilmu dan kesan positif setelah berkunjung ke museum," jelasnya.

Sementara itu, Yulvian Azrial melihat bagaimana konstruksi dan tata letak rumah Bung Hatta saat pendirian awal lebih mengikuti kehendak pemilik rumah ketimbang kesesuaian dengan filosofi adat minangkabau.

"Rumah ini adalah rumah tinggal yang dibangun sesuai dengan keinginan siempunya rumah. Sehingga ada bagian rumah yang merupakan ruang khusus bagi kakek Bung Hatta sebagai seorang pengusaha ekspedisi dimasanya. Dan ruang lain ada bagian untuk usaha pos partikelir," ujarnya. 'Jadi wajar saja ada kamar-kamar khusus bagi anak laki-laki di rumah ini. Bahkan majunya usaha sang kekek, hingga memiliki belasan ekor kuda'.

"Semua ruang punya fungsi dan manfaat tersendiri. Dari kajian ini bisa saja akan ada penataan ulang dan penambahan informasi di museum kita ini" imbuh Yulvian.

Salah seorang peserta Arif Irfan, dosen UIN Syekh Muhammad Djamil Djambek menilai pentingnya keberadaan fasilitas interaktif di Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta.
"Untuk meningkatkan daya tarik dan memudahkan dalam penyebarluasan informasi tentang museum ini, kiranya penting bagi museum memiliki fasilitas interaktif berupa tayangan visual seperti kartun / animasi kisah hidup Bung Hatta dan sejarah rumah ini sendiri," bebernya.
 


Sekilas Tentang Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta 

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta adalah salah satu ikon wisata sejarah di kota Bukittinggi. Rumah masa kecil Bung Hatta ini didirikan sekitar tahun 1860-an. Beberapa bagian bangunan utama adalah paviliun, lumbung padi, dapur, dan kandang kuda. 

Bung Hatta lahir, diasuh dan melewati masa kecil di rumah ini. Sejak lahir  pada 12 Agustus 1902, Bung Hatta tinggal di rumah kelahirannya hingga menginjak usia 11 tahun. 

Selepas itu, Bung Hatta melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebred Lager Onderwijs (MULO) kota Padang, hingga ke Handels Hogeschool di Rotterdam.

Meski hanya sebelas tahun, menetap di rumah ini, namun itu adalah periode penting bagi pembentukan karakter sang proklamator. Di rumah itulah, ia belajar kedisiplinan, kesederhanaan, kasih sayang, kereligiusan dan integritas.

Sebenarnya, rumah asli tempat Bung Hatta dilahirkan sudah runtuh pada tahun 1960-an. Atas gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, rumah tersebut dibangun ulang. Setelah melewati tahap penelitian pembangunan ulang ini selesai dan diresmikan pada tanggal 12 Agustus 1995, bertepatan dengan hari lahir Bung Hatta sekaligus dalam rangka merayakan 50 tahun Indonesia Merdeka.


Wartawan : Rivo/Rilis
Editor : melatisan

Tag :#Museum #Rumah Kelahiran Bung Hatta

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com