HOME SOSIAL BUDAYA KABUPATEN DHARMASRAYA

  • Minggu, 17 Desember 2023

Menyingkap Sejarah PDRI Ketika Beristana Di Sungai Dareh Dharmasraya

Part 1.

Disiarkan oleh : Syaiful Hanif. 

Dharmasraya (Minangsatu) -- Kabupaten Dharmasraya gelar pesta rakyat dalam rangka memeriahkan 75 tahun Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).  Kegiatan bertemakan " Suara Dari Rimba Raya, " Itu akan dihadiri langsung oleh Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, dengan Cania Salsabila sebagai Host, serta Uda Rio sebagai Content Creator.

Kegiatan itu, akan berlangsung dihalaman kantor Bupati setempat, yang dimeriahkan oleh group seni ternama yakni "Darak-Badarak." Sekira pukul 19.00 Wib, Selasa (19/12/23).  

"Mari kita saksikan beramai-ramai, dan kita meriahkan peringatan 75 tahun PDRI, yang memiliki bajibun sejarah, dengan Nagari Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, " Sebut Sutan Riska. 

Menyingkap segelintir sejarah keterkaitan PDRI dengan Nagari Sungai Dareh. Berawal pada tanggal 31 Desember 1948, rombongan Syafruddin Prawiranegara di Nagari tertua itu. Kedatangan rombongan tersebut pada awalnya tidak diketahui, karena saat itu sedang bergejolak agresi Belanda II. Belanda tidak ingin Indonesia lepas dari cengkeramannya. 

Tentu mereka berupaya menghapus PDRI. Gejolak besar atas ketidak puasan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia tersebut, bertepatan pada tanggal 19 Desember 1948.

Ekstrim nya, Indonesia nyaris musnah dari peradaban dunia saat Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta ditangkap di Yogyakarta dalam agresi tersebut. Beruntung Bung Karno masih sempat memberikan mandat kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara, untuk membuat pemerintahan darurat. Walaupun dirinya, saat itu, sedang berada di Sumatera. 

Ia bersama pejuang di Sumatera Tengah saat itu berinisiatif untuk membentuk PDRI di Bukittinggi, Sumatera Barat, sesuai dengan keinginan Soekarno.

Pada 22 Desember 1948, PDRI dengan Ketua Syafruddin Prawiranegara berhasil didirikan di Bukittinggi dan diumumkan melalui siaran radio milik AURI.

Sebagai pimpinan tertinggi negara, sejak saat itu, Syafruddin Prawiranegara bersama rombongan menjadi buronan Belanda. Hal ini, akibat ambisius negara kincir angin itu hendak membumi hanguskan Indonesia. Ancamana menakutkan itu, membuat Syafruddin dan para pejuang selalu berpindah  tempat secara rahasia.

Sesuai dengan penyampaian sosok Sejarawan Universitas Andalas (Unand) Padang, Wanofri Samri, kepada Media lokal, maupun nasional beberapa tahun silam menjelaskan. Bahwa rombongan Syafruddin Prawiranegara tiba di Sungai Dareh, pada malam hari, menjelang tanggal 1 Januari 1949.

Rombongan tersebut, berjalan dari Bukitinggi menuju Halaban, kemudian bertilak kearah Bangkinang dan ke Taratak Buluh. Selanjutnya, terus. Menuju Lipat Kain, hingga Kiliran Jao. Setelah itu, langsung menuju Nagari Sungai Dareh.

Sesuai penjelasannya, dalam rombongan tersebut juga tampak Tengku Moh Hasan merupakan Wakil Ketua PDRI. Lukman Hakim dalam kabinet PDRI dipercaya menjabat Menteri Keuangan sekaligus Menteri Kehakiman PDRI.

Bagaimana kisah selanjutnya tentang perjalanan rombongan Syafruddin Prawiranegara selama berada di Nagari Sungai Dareh?.  Simak sambungan tulisan pengungkap fakta berikutnya. (*)


Wartawan : Syaiful Hanif
Editor : Benk123

Tag :#dharmasraya

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com