HOME PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Rabu, 2 September 2020

Membahas "Anjay", Ahli Linguistik: Jangan Paranoid Terhadap Bahasa Prokem

Ahli Linguistik Dr. Aslinda, M.Hum.
Ahli Linguistik Dr. Aslinda, M.Hum.

Padang (Minangsatu)-Pengambil keputusan jangan paranoid terhadap bahasa prokem (bahasa gaul/sandi) yang digunakan para kaum muda, tetapi teliti lebih dulu untuk memutuskan. Demikian disampaikan oleh Ahli Linguistik (Ilmu Bahasa) Dr. Aslinda, M.Hum. ketika membahas kata "anjay" yang tengah menjadi polemik bagi masyarakat dan netizen di media sosial dengan Minangsatu di ruang kerjanya, Selasa (1/9).

Sehubungan dengan pers rilis yang dikeluarkan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) tentang penghentian penggunaan istilah anjay, ia berpendapat penggunaan bahasa dalam linguistik tidak tabu atas satu perkataan dan istilah karena terkait dengan konteks pertuturan.

"Kalau dalam bidang sosiolinguistik, itu menjadi suatu kreativitas berbahasa, ciri khas yang berbeda dengan kaum dewasa. Biarkanlah kaum muda mengungkapkan jati dirinya asal tidak menuju ke arah negatif. Jangan serba dilarang, tetapi lihat dulu. Pelajari dengan saksama konteks dan artinya", jelas akademisi dari Universitas Andalas ini.

Dalam pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) pun, Aslinda menyatakan turut mengenalkan bahasa prokem di dalam kelasnya. "Saya juga mengajar BIPA dan kami turut mengajarkan bahasa prokem ini kepada mereka karena nanti di lapangan tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia baku saja. Melainkan, ada bahasa yang digunakan oleh anak muda sebagai ciri khas kepada mahasiswa asing dari berbagai negara", terangnya melanjutkan.

Sementara, jika penggunaannya bertujuan untuk melakukan tindak kekerasan atau bullying perlu adanya upaya melihat kembali secara mendalam. "Kalau untuk membully memang tidak patut karena menyangkut psikologi seseorang. Akan tetapi, Komnas PA saya pikir tidak perlulah mengejar sekali penggunanya sehingga menjatuhi dakwaan yang berat. Cukup dinasihati saja, tanpa hukuman, dan segala macam. Atau jika memang ada bullying, perhatikan sejauh mana pula efek terhadap psikis penerima."

Adapun terhadap kawula muda, ia berpesan agar terus memperhatikan kesantunan berbahasa saat berbicara. Jangan menggunakan bahasa prokem sekehendak hati, cukup gunakan dengan lawan tutur yang seumuran. Ketika berbicara dengan yang lebih muda sedapat mungkin perlihatkan bahasa yang santun untuk ditiru. Karena jika tidak, mereka akan ikut meniru ketidaksantunan tersebut. Ketika berbicara dengan yang lebih tua gunakan bahasa secara santun untuk penghormatan.


Wartawan : Sabrina Fadilah Az-Zahra
Editor : melatisan

Tag :#ahli linguistik #Aslinda

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com