HOME EKONOMI KABUPATEN DHARMASRAYA

  • Minggu, 16 Juli 2017

Listrik Padam Seharian, Aktifitas Masyarakat Lumpuh Total

Illustrasi (Net)
Illustrasi (Net)

DHARMASRAYA (Minangsatu)—Hampir satu hari penuh dari pagi hingga sore aliran listrik PLN disebahagian wilayah Kabupaten Dharmasraya Pudur, dihari Minggu (16/7) mulai dari sekira pukul 09.00 Wib, hingga pukul 17,20 Wib. Akibatnya, masyarakat "Kalimpasiangan," apalagi para pengusaha kecil, serta kaum ibu.

Informasi yang dihimpun Minangsatu.com, energi listrik yang berasal dari  PLN pudur meliputi wilayah Kecamatan Pulau Punjung, dan  Sitiung. Akibatnya, warga memiliki usaha kecil mempergunakan aliran listrik menjadi mandek.

Terlebih lagi, masyarakat memiliki usaha Loundry, dan tukang cukur. Usaha dilakoni para usaha kecil ini, sangat bergantung kepada aliran listrik. Mirisnya lagi, kaum ibu juga tidak bisa beraktifitas didapur. Karena tidak memiliki air untuk mandi dan dimasak.

"Jangankan untuk mandi, air untuk dimasak saja tidak ada. Pokoknya, kalau lampu mati, bisa dipastikan seluruh kaum ibu tidak bisa beraktifitas," sebut Afdawati salah seorang kaum ibu berada di Gunung Medan.

Menurut ibu tiga orang anak ini, segala kegiatan dapur sampai ke sumur, tidak bisa dilakukan. Karena, semuanya saat ini, bergantung kepada aliran listrik, baik mencuci, memasak, maupun menyetrika. Padahal dihari Munggu ini, merupakan kegiatan padat bagi kaum ibu untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah tangga, dalam persiapan anak untuk sekolah keesokan harinya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh tukang Cukur Metro, akibat seharian lampu PLN mati, usahanya tidak bisa jalan. Padahal, konsumen sudah banyak antri ketika itu. Dengan matinya lampu, berakibat fatal terhadap mata pencahariannya.

Begitu juga usaha pencucian kendaraan, berada di Sikabau, dan Pulau Punjung, harus menolak konsumen datang kepencucian, dengan alasan lampu mati. Selain itu, pedagang pecal lele juga tidak bisa berjualan, akibat tidak ada air untuk mencuci bahan makanan akan disajikan untuk konsumen.

Pemilik pencucian mobil berada di Sikabau mengaku, kerugian usaha dilakoninya saat itu, berkisar Rp800 Ribu. Mengacu kepada pengalaman selama ini, sedikitnya dalam satu hari kendaraan masuk kepencucian miliknya mencapai 20 unit, apalagi di hari libur, tukuknya.

Kekecewaan mendalam juga sangat dirasakan Romi, salah seorang pengusaha loundry. Akibat mati lampu dari pagi hingga sore, seluruh barang cucian pelanggannya numpuk. Karena tidak bisa dicuci. Padahal, hampir separoh cucian konsumennya itu, merupakan baju dinas, akan dipakai hari Senin. "Herannya pemberitahuan terhadap lampu mati tidak ada sama sekali. Dengan lamanya mati lampu dihari Minggu, ini tentu sangat merugikan konsumen," ibuh Romi.

[ Syaiful Anif ]

 


Wartawan : Syaiful Hanif
Editor :

Tag :#Listrik #Padam

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com