- Jumat, 21 November 2025
Kue Mangkuak, Jajanan Manis Yang Mulai Langka Di Ranah Minang
Kue Mangkuak, Jajanan Manis yang Mulai Langka di Ranah Minang
Oleh: Andika Putra Wardana
Di Minangkabau, jajanan tradisional bukan sekadar camilan, ia adalah bagian dari ingatan kolektif. Dari pasar nagari sampai dapur rumah gadang, kue-kue lama menyimpan cerita tentang generasi yang tumbuh bersama rasa sederhana. Salah satu jajanan yang dulu sangat akrab di lidah, tetapi kini mulai sulit ditemui, adalah kue mangkuak, kue kukus lembut yang bentuknya menyerupai mangkuk kecil (mangkuak dalam bahasa Minang).
Kue mangkuak dibuat dari perpaduan tiga bahan utama yaitu tepung beras, santan kelapa, dan gula. Adonan cair ini dituangkan ke wadah kecil berbentuk mangkuk, lalu dikukus hingga mengembang. Hasilnya adalah kue putih dan coklat yang lembut, ringan, dan memiliki aroma santan yang halus. Di banyak nagari, daun pandan sering ditambahkan untuk memberi aroma yang lebih wangi.
Namun bagian yang paling khas dari kue mangkuak bukan hanya bentuknya, tetapi cara menyantapnya. Kue ini selalu disajikan bersama parutan kelapa putih yang sudah diberi sedikit garam. Ketika parutan kelapa yang gurih dan segar menyatu dengan tekstur lembut kue, tercipta rasa sederhana yang justru membuatnya begitu disukai. Tanpa kelapa parut, kue mangkuak serasa belum lengkap, pemakainya bilang, “ndk taraso lamak nyo” karena kelapa itulah yang menegaskan identitas rasanya.
Pada masa lalu, kue mangkuak termasuk kue rumahan yang sering dibuat untuk acara keluarga, baralek, manyambah ke rumah kerabat, hingga menjadi kudapan anak-anak di sore hari. Banyak ibu-ibu nagari membuatnya sebagai camilan pagi sambil minum kopi atau teh talua. Karena dibuat dari bahan sederhana dan murah, kue ini menjadi simbol keramahtamahan di banyak nagari Minangkabau.
Namun seiring berubahnya gaya hidup dan menjamurnya jajanan modern, kue mangkuak makin jarang dibuat. Banyak generasi muda Minang yang bahkan tidak tahu lagi seperti apa rasa atau bentuknya. Di pasar, pedagang yang menjualnya tinggal sedikit, sebagian besar hanya muncul pada acara adat atau festival kuliner. Hal inilah yang membuat kue mangkuak kini masuk kategori jajanan tradisional yang mulai terancam hilang.
Meski demikian, sejumlah perajin kue tradisional dan komunitas kuliner lokal mulai mengangkat kembali kue mangkuak sebagai bagian dari pelestarian kuliner Minangkabau. Mereka melihat bahwa kue seperti ini tidak hanya penting untuk nostalgia, tetapi juga sebagai identitas rasa yang membentuk karakter dapur Minang sejak dahulu.
Kue mangkuak mengingatkan kita bahwa kelezatan tidak selalu datang dari bahan yang rumit atau teknik yang panjang. Kesederhanaan, ketika diolah dengan cara yang benar, bisa menghadirkan cita rasa yang bertahan puluhan tahun. Dan setiap kali kue kecil ini disajikan bersama parutan kelapa putih, di situlah terasa kehangatan budaya Minang yang sebenarnya, sederhana, jujur, dan apa adanya.
Editor : melatisan
Tag :#Kue Mangkuak
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SAMBA LADO MATAH
-
LAREH NAN PANJANG, PENJAGA KESEIMBANGAN DALAM SISTEM ADAT MINANGKABAU
-
PARIANGAN, NAGARI TERINDAH YANG MENYIMPAN SEJARAH AWAL MASYARAKAT MINANGKABAU
-
LAYU-LAYU, CAMILAN TRADISI SOLOK YANG DIBUAT DARI PADI TAK JADI
-
GALAMAI, MANIS LENGKET WARISAN LUHAK NAN TUO YANG BERTAHAN LEWAT TRADISI
-
PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN PADA FURNITURE BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
-
DIMANA MUSEUM KOTA BUKITTINGGI?
-
"ANAK DARO" DIKLAIM KOPI KERINCI JAMBI OLEH ROEMAH KOFFIE, POTENSI PENCAPLOKAN BUDAYA MINANG PICU KONTROVERSI
-
MEMBUMIKAN KOPI MINANG: DARI SEJARAH 1840 HINGGA GERAKAN MENANAM KAUM
-
FWK MEMBISIKKAN KEBANGSAAN DARI DISKUSI-DISKUSI KECIL