HOME KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT
- Selasa, 24 September 2019
Kualitas Udara Di Sumbar Masuk Level Sedang

Padang (Minangsatu) - Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit mengakui sejumlah daerah di Sumatera Barat memang terkena dampak bencana kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kabut asap ini sebagian besar berasal dari karhutla di Provinsi Riau yang mulai terasa pada pertengahan September 2019.
Pada umumnya di Sumatera Barat, kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan masih dalam kategori sedang, sehingga jarak pandang masih normal.
Namun mengingat udara belum bersih, Nasrul Abit mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker. Himbauan dibuktikan wagub dengan membagikan masker gratis bersama BPBD Sumbar dan para jurnalis, Jumat (13/9) lalu, jauh sebelum kondisi udara memburuk seperti dua hari yang lalu.
Terkait kondisi udara saat ini, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Perusakan Lingkungan dan Penataan Hukum Lingkungan di Dinas Lungkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat, Teguh, Senin (23/9), mengatakan Sumbar memiliki Sistem Pemantauan Kualitas Udara atau Air Quality Monitoring Sistem (AQMS) yang digunakan untuk mengetahui kondisi kualitas udara. Salah satunya untuk mengetahui angka kondisi kualitas udara pada Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Alat ini terletak di Kantor Gubernur Sumatera Barat.
Dikatakan, terhitung sampai saat jam 15.00 WIB tanggal 22 Seprember 2019, Kota Padang sudah mencapai angka 60 dengan kategori kondisi sedang. Tetapi, pengamatan Jhoni Mardieson, wartawan Minangsatu, pada pukul 15.00 WIB, Senen (23/9) angka ISPU mencapai 67, atau mengalami kenaikan dibanding sehari sebelumnya. Angka 67 ini masih berada dalam kondisi sedang.
"Untuk mengetahui kondisi kualitas udara, kita selalu melakukan pemantauan melalui alat AQMS, dari sinilah kita mengetahui konsentrasi polutan setiap hari, sayangnya tidak semua kabupaten/kota yang memiliki alat ini" ulas Teguh.
Disebutkan, dari konsentrasi polutan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ISPU. Dan dari angka ISPU ini diketahui ring untuk kategori baik (0-50), sedang (51-100), tidak sehat (101-199), sangat tidak sehat (200-299) dan berbahaya (300-500).
Menurut informasi yang didapat oleh DLH, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan terhadap beberapa oknum yang diduga melakukan pembakaran lahan di Kabupaten Agam.
Sementara itu, Kepala BPBD Sumbar, H. Erman Rahman SE, MSi, kepada Minangsatu mengatakan, di Sumbar terpantau 12 titik hotspot dari 9 titik hotspot sebelumnya. "Informasi terakhir, tanggal 22 September 2019 ada penambahan tiga titik api di Dharmasraya dan Pesisir Selatan. Namun di Kabupaten Dharmasraya sudah dilakukan pemadaman," tuturnya.
Sementara di Kabupaten Pesisir Selatan, BPBD bersama tim gabungan dari TNI, Polri, masyarakat, relawan dan dari yang lainnya belum bisa maksimal mengatasi kebakaran di Lunang, Pesisir Selatan, yang mana kebakaran ini termasuk pada lahan gambut. Hal ini disebabkan karena jalan masuk ke lokasi tidak bisa ditempuh dengan kendaraan, sehingga petugas kesulitan membawa peralatan mencapai lokasi.
"Lokasi kebakaran di Dharmasraya bisa cepat teratasi karena berada di pinggir jalan lintas, sedangkan di Pesisir Selatan sangat sulit mencapai lokasi. Untuk waktu tempuh dengan kendaraan roda dua mencapai 2 jam, dan jika dengan jalan kaki bisa mencapai 5 jam," papar Erman Rahman, Senin (23/9).
Erman Rahman juga mengatakan,"Kebakaran hutan/lahan di Dharmasraya akibat kelalaian manusia, puntung rokok. Sedangkan kebakaran hutan di Pesisir Selatan diakibatkan oleh ulah masyarakat yang dengan sengaja membakar untuk dijadikan perkebunan, upaya alih fungsi dari masyarakat itu sendiri," ungkapnya.
Warga masyarakat berharap sebaran kabut asap ini dapat segera berakhir, sehingga terbebas dari penyakit sesak nafas akibat udara kurang bersih. Warga juga berharap para petugas dan relawan yang berupaya memadamkan api pada hutan dan lahan yang terbakar berada dalam keadaan baik, agar karhutla di Provinsi Riau, Jambi, Sumbar, dan daerah lainnya dapat segera teratasi.
"Orang dewasa saja merasakan sesak nafas jika keluar rumah, apalagi anak-anak," ujar Devi menyampaikan keluhannya, Selasa (24/9) seraya berharap dan berdoa agar petugas dan relawan yang sedang berjuang memadamkan api di Riau, Jambi dan Sumbar dalam keadaan baik, sehingga dapat bekerja secara maksimal.
Editor : T E
Tag :#sumbar #kabut asap #level sedang
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
JALAN SANTAI WARGA SUMBAR DI PADANG, MERIAH MENUJU BADAN SEHAT BERSAMA GUBERNUR MAHYELDI
-
GUBERNUR MAHYELDI MINTA PERTEMUAN FORUM ILMIAH NEUROLOGI SUMATERA, MENJADI JEMBATAN MENEKAN GANGGUAN NEUROLOGIS
-
PERESMIAN UNIT TRANSPLANTASI GINJAL RSUP DR. M. DJAMIL PADANG, DITARGETKAN JADI PUSAT PELAYANAN INDONESIA BAGIAN TENGAH
-
RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR RESMI NAIK STATUS JADI RUMAH SAKIT TIPE A, GUBERNUR MAHYELDI: INI KABAR BAIK UNTUK MASYARAKAT SUMBAR
-
GUBERNUR TERPILIH SUMBAR, MAHYELDI, JALANI MEDICAL CHECK-UP JELANG PELANTIKAN
-
KONFLIK POLITIK DI INDONESIA: CERMIN KETEGANGAN SOSIAL ATAU KEGAGALAN DEMOKRASI?
-
UPAYA MELINDUNGI BAHASA ABORIGIN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
-
SEPAK TERJANG BUPATI ANNISA: MEMBANGUN PERADABAN DHARMASRAYA LEWAT PENDIDIKAN
-
DARI SUMATERA BARAT UNTUK INDONESIA: 80 TAHUN SUMATERA BARAT (1 OKTOBER 1945 - 1 OKTOBER 2025)
-
TENSI POLITIK OLAHRAGA NAIK JELANG MUSORPROV KONI SUMBAR, UPAYA INTERVENSI MENGKRISTAL