- Jumat, 31 Oktober 2025
Katupek Pitalah: Ketupat Pedas Yang Menjadi Sarapan Legendaris Dari Tanah Datar
Katupek Pitalah: Ketupat Pedas yang Menjadi Sarapan Legendaris dari Tanah Datar
Oleh: Andika Putra Wardana
Pagi di pasar tradisional Nagari Pitalah, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, memiliki satu aroma khas yang selalu membangkitkan rasa rindu, uap santan meletup lembut, rebung dan buah nangka muda direbus bersama rempah, lalu deretan ketupat besar terbungkus daun kelapa menanti, siap disiram kuah gulai yang pedas-gurih. Inilah pagi di kampung agraris yang memulai hari dengan hidangan yang bukan sekadar mengenyangkan, tapi telah melekat dalam identitas masyarakat yaitu Katupek Pitalah.
Katupek Pitalah adalah versi khas ketupat sayur dari Minangkabau yang berasal dari Nagari Pitalah (dan secara historis juga dari Nagari Bungo Tanjuang) di Kabupaten Tanah Datar. Hidangan ini terdiri dari ketupat, beras yang dikukus dalam anyaman daun kelapa, lalu disajikan dengan gulai santan kental berisi nangka muda (cubadak), rebung bambu (rabuang), atau lobak, kadang disertai daging atau jeroan. Kuahnya pedas-gurih, warna kecokelatan keemasan dan aroma rempahnya kuat.
Sarapan paling aman untuk menikmati Katupek Pitalah adalah di pagi hari, terutama saat pasar tradisional Nagari Pitalah buka. Pasar ini menjadi titik temu antara petani, pedagang, perantau yang pulang kampung, dan pengunjung yang berburu rasa autentik. Proses memasaknya pun tak sembarangan, kuah gulainya harus diracik dengan bumbu pilihan, santan pekat, dan api kayu untuk menjaga keaslian rasa dan aroma.
Kaitan Katupek Pitalah dengan alam terbentang jelas: sawah yang memproduksi padi untuk ketupat, kebun kelapa yang menghasilkan santan, ladang nangka dan bambu yang menjadi isi gulai, semuanya tumbuh subur di kaki Bukit Barisan dan dataran Tanah Datar dengan tanah vulkanik yang kaya unsur hara. Hidangan ini menunjukkan bagaimana masyarakat Minangkabau memanfaatkan bahan-bahan lokal secara optimal dari ladang, kebun, dan dapur sederhana, semuanya berpadu menjadi satu mangkuk hangat yang mengikat rasa, tradisi, dan alam.
Para pedagang di Pasar Pitalah dan daerah sekitarnya memainkan peran penting dalam menjaga keberlangsungan tradisi ini. Usaha kuliner Katupek Pitalah banyak dikelola secara turun-temurun oleh keluarga-keluarga di nagari tersebut, terutama para perempuan yang sejak puluhan tahun lalu menyiapkan setiap porsi dengan teliti. Setiap porsi bukan hanya makanan, tapi juga simbol kebersamaan, warisan budaya, dan penanda bahwa nagari ini masih hidup menjaga kekayaan kulinernya.
Jika suatu saat kamu melintasi Kabupaten Tanah Datar, entah dalam perjalanan ke Bukittinggi atau sekadar menjelajah kampung-kampung di Lembah Anai, luangkan waktu untuk berhenti di Pasar Pitalah. Pesan seporsi Katupek Pitalah, nikmati kuah santan yang pedas hangat, renyahnya ketupat besar, dan biarkan rasa itu membawa kamu memahami bahwa kuliner lokal bukan sekadar makan, melainkan narasi antara kampung, kebun, dan tangan-tangan yang meracik rasa. Karena dalam satu mangkuk sederhana ini, kamu akan merasakan bahwa identitas sebuah nagari juga bisa terwujud lewat piring.
Editor : melatisan
Tag :#Katupek Pitalah
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SATE DANGUANG-DANGUANG: GURIHNYA LIDAH DAN REMPAH DARI NAGARI 50 KOTA
-
SOTO PADANG: SEMANGKUK HANGAT YANG CERITAKAN RANAH MINANG
-
SEKALI CIUM HARUMNYA, KAMU TAK AKAN LUPA: PALAI BADA, KULINER MINANG YANG SEMAKIN LANGKA
-
GULAI BANAK: KUAH SANTAN PEDAS DARI OTAK SAPI YANG JADI IKON MINANGKABAU
-
KATUPEK GULAI TUNJANG: PERPADUAN LEMBUT KETUPAT DAN GURIH KUAH SUMSUM DARI RANAH MINANG
-
PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN PADA FURNITURE BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
-
DIMANA MUSEUM KOTA BUKITTINGGI?
-
"ANAK DARO" DIKLAIM KOPI KERINCI JAMBI OLEH ROEMAH KOFFIE, POTENSI PENCAPLOKAN BUDAYA MINANG PICU KONTROVERSI
-
MEMBUMIKAN KOPI MINANG: DARI SEJARAH 1840 HINGGA GERAKAN MENANAM KAUM
-
FWK MEMBISIKKAN KEBANGSAAN DARI DISKUSI-DISKUSI KECIL