IHSG Akhir 2025 Bergolak! 6 Saham Ini Terkoreksi Positif Dan Jadi Incaran Investor

IHSG Akhir 2025 Bergolak! 6 Saham Ini Terkoreksi Positif dan Jadi Incaran Investor

Jakarta - Pergerakan pasar saham Indonesia pada minggu ketiga periode akhir tahun 2025 tercatat sangat dinamis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona mixed namun tetap berada pada level tinggi menjelang penutupan minggu, seiring rotasi modal antar sektor dan sentimen likuiditas global yang mulai mereda. Pada penutupan perdagangan Senin (15/12), IHSG berada di kisaran 8.649–8.660, menandakan aktivitas beli yang masih kuat pada beberapa saham pilihan. 

baca juga : Bumi IHSG: Mengupas Harga Wajar Saham Bumi, Merunut Jejak Emiten Bumi Dan Info Saham Bumi Terbaru

Pergerakan ini memperlihatkan karakter yang lebih selektif: sementara beberapa saham big-cap menahan kenaikan, sejumlah saham mid-small cap justru mengalami koreksi positif, yakni turun dalam angka persentase kecil setelah reli sebelumnya, namun menarik pembeli karena valuasi yang kembali kompetitif. Di bawah ini kami rangkum enam saham yang mencatat koreksi/penyesuaian harga namun menunjukkan sentimen positif investor pada minggu ke-3 Desember 2025.

baca juga : BUMI Masuk Top Gainers Sepekan, Namun Saham Stagnan Di Sesi I

Enam saham yang mencatat koreksi positif minggu ke-3 (ringkasan)

- MAYA (PT Bank Mayapada Internasional Tbk) Bank komersial yang likuiditasnya dipantau investor ritel dan institusi. Pergerakan harga akhir pekan lalu menunjukkan akumulasi di level yang lebih menarik setelah aksi profit taking pada pekan sebelumnya; data historis memperlihatkan fluktuasi mingguan yang cukup terbuka sehingga menarik pengumpul. (Sumber data pasar historis & profil emiten). 

- ASRI (PT Alam Sutera Realty Tbk) Emiten properti ini menunjukkan rebound pada perdagangan minggu ketiga, ditopang sentimen pemulihan sektor properti dan arus beli value stock; ASRI tercatat menguat sekitar ~3% pada salah satu hari perdagangan minggu ini dan menutup pada level yang menarik menurut pengamatan komunitas pasar. Investor menilai valuasi PBV masih rendah dibandingkan peer, sehingga koreksi kecil kerap direspon sebagai kesempatan akumulasi. 

- MNCN (PT Media Nusantara Citra Tbk) Saham media ini mencatat volatilitas moderat minggu ini, dengan harga di area Rp260–Rp270 yang membuatnya menjadi target trading jangka pendek bagi pelaku pasar yang memanfaatkan sentimen iklan kuartal akhir dan rating program. Data harga historis menunjukkan adanya penguatan volume pada beberapa hari dalam minggu ketiga. 

- RAFI (PT Sari Kreasi Boga Tbk) Emiten sektor konsumer/food ini mendapatkan perhatian setelah rumor/berita terkait ekspansi yang memicu minat beli; meski mengalami koreksi teknikal, saham RAFI tetap mendapat akumulasi dari investor yang memandang potensi upside jangka menengah. (Data historis harga menunjukkan fluktuasi dan momen akumulasi). 

- BRMS (contoh saham berkapitalisasi menengah yang menguat tajam minggu lalu) Salah satu penggerak penguatan IHSG pada minggu ini, yang memicu efek sentimen ke kelompok saham sejenis; meski bukan dalam daftar awal Anda, pergerakan besar BRMS menjadi konteks penting bagi pasar secara luas. 

- AMMN (contoh pemicu sektor komoditas/energi yang turut menguat) Penguatan saham-saham tertentu di sektor komoditas menjadi katalis bagi rotasi sektor; efek ini meluas ke beberapa saham midcap yang terlihat terkoreksi positif dan kembali dikoleksi. 

baca juga : BOOM Saham BUMI-DEWA Grup Bakrie: +54% & +46%! BRIDS Kasih Target Potensi Naik Hingga Rp450, Siap Beli?

Mengapa koreksi kecil ini dianggap "positif"?

Pelaku pasar mengambil untung setelah reli panjang di beberapa saham, menyebabkan harga turun sesaat, tindakan ini sering membuka peluang bagi investor jangka menengah/long-term untuk masuk kembali.

Sentimen fundamental: untuk beberapa emiten (contoh: ASRI, RAFI), data fundamental 9M/TTM dan prospek kuartal akhir memberi alasan akumulasi saat harga terkoreksi. 

Rotasi sektor: Kendati beberapa big-cap menguat, dana mengalir ke sektor lain sehingga menyebabkan fluktuasi sementara pada saham yang sebelumnya reli, koreksi teknikal sering direspons oleh komunitas trading/edukasi seperti PanenSaham yang mencatat volume dan top movers harian. 

baca juga : Saham BUMI Menggebrak Bursa: Aksi Borong Asing & Lonjakan Harga Picu Optimisme Baru Investor

Sudut pandang analis & komunitas

Beberapa pengamat pasar dan komunitas edukasi investasi (mis. PanenSaham) menilai pergerakan minggu ini sebagai normal menjelang akhir tahun: likuiditas seasonal, penyesuaian portofolio oleh institusi, dan berita korporasi kuartal akhir menjadi variabel utama. 

Pengamat/pendidik seperti Desmond Wira (yang aktif menulis materi edukasi investasi) menekankan pentingnya melihat koreksi sebagai kesempatan edukatif: bedakan koreksi teknikal dari permasalahan fundamental. 

Implikasi untuk investor

Investor jangka pendek: manfaatkan volatilitas untuk trading intraday/short-term dengan manajemen risiko ketat.

Investor jangka menengah/panjang: koreksi pada saham-saham bernilai (value) seperti ASRI dapat menjadi titik masuk jika fundamental mendukung. 

Selalu pantau likuiditas & berita korporasi: volume transaksi meningkatkan validitas pergerakan harga.

Siap-siap, Sinergi PLN - Himbara Bakal Permudah Masyarakat Miliki Motlis

minangsatu > Ekonomi

Kinerja Meningkat, Bank Syariah Mandiri Terima The Asset Triple A Islamic Finance Awards

minangsatu > Ekonomi