HOME SOSIAL BUDAYA KOTA PAYAKUMBUH

  • Rabu, 14 November 2018

Henny Riza Falepi, Dukung Silat Menuju Warisan Dunia

Henny Riza Falepi bersama para pegiat silat Payakumbuh
Henny Riza Falepi bersama para pegiat silat Payakumbuh

PAYAKUMBUH, (Minangsatu)- Pencak Silat adalah warisan budaya Indonesia. Sebab itu, sebagai warisan budaya maka Pencak Silat harus terus dilestarikan sehingga tidak punah. Kegiatan Festival Silat & Sastra adalah salah satu cara untuk melestarikan budaya tersebut.

Terkait dengan itu, Ketua Dekranasda Payakumbuh Dr. Henny Riza Falepi mengatakan, silat merupakan warisan budaya Indonesia, yang setiap daerahnya memiliki kekhasannya sendiri. Termasuk silat yang ada di Minangkabau. Karena, sebagai warisan budaya, makan silat harus dilestarikan.

“Silat harus kita lestarikan bersama. Orang Minang itu kalau ke surau, belajar mengaji dan silat.Anak-anak kita sekarang juga bisa bermain silat, tapi di dunia maya. Hanya jari  jemarinya saja yang bergerak. Oleh karena itu, silat harus dikenalkan kepada anak-anak  zaman sekarang sehingga silat tetap lestari dan tidak hanya  tinggal sejarah,” paparnya.

Henny menambahkan, pihaknya menyambut baik kegiatan Festival Silat. Meski gaungnya belum terlalu besar, tetapi ia berharap silat bisa terus dikembangkan. “Silat cocok untuk anak laki-laki agar lebih macho,” lanjutnya. 

Sementara itu, Kepala Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat Drs. Nurmatias dalam keterangannya kepada wartawan di pendopo rumah dinas Walikota Payakumbuh, Selasa malam (13/11), mengatakan pencak silat  mempunyai marwah yang harus disebarluaskan dan publikasikan. Melalui insan pers lah keberadaan pencak silat bisa diketahui masyarakat.

“Kami atas nama Kemendikbud melalui Dirjen Kebudayaan menyampaikan terimakasih kepada Pemko Payakumbuh dan seluruh panitia atas terselenggarannya kegiatan festival silat dan juga sastra. Kami dari BPCB ikut serta berpartisipasi bersama panitia dalam kegiatan ini,” ujarnya.

Nurmatias menambahkan, silat harus mendunia. Untuk mewujudkan hal itu, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Barat dengan didukung DKI Jakarta akan mengupayakan agar pada 2019 mendatang Pencak Silat bisa ditetapkan sebagai warisan budaya dunia.

“Sedangkan, di dalam negeri, Pencak Silat harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” pungkasnya.

Tingkatkan Kegiatan Literasi 
Pada bagian lain, Henny juga menyoroti tentang kegiatan literasi. Minat baca dan menulis masyarakat Payakumbuh memang harus ditingkatkan lagi. Apalagi, Minangkabau ini punya banyak sastrawan terkenal. Salah satunya adalah Buya Hamka. 

Agar sastra dan karya sastra orang Minang tetap lestari,  menurut Henny, maka harus ada upaya untuk melahirkan sastrawan-sastrawan muda berikut karya-karya mereka.

“Mungkin temanya yang harus menyesuaikan perkembangan zaman. Karyanya kekekinian, sehingga menarik bagi anak-anak generasi milenial. Karya mereka tetap ada nilai sastranya sehingga tidak hilang atau tenggelam,” urai Henny. 

Menurut Henny, sastrawan yang ada di Payakumbuh, seperti Iyut Fitra bisa mendorong generasi muda untuk mencintai dunia sastra. Apalagi, di sekolah-sekolah di Payakumbuh ini banyak siswa yang punya bakat literasi. 

Dengan dukungan media, Festival Silat dan Sastra diharapkan literasi bisa dikembangkan di Payakumbuh. Sehingga bisa lebih banyak lahir para pesilat dan sastrawan baru di Payakumbu khususnya dan Sumatera Barat umumnya. 

Sementara itu,Walikota Payakumbuh yang diwakili Asisten III Pemko Payakumbuh Drs. H. Rida Ananda, M.Si menyebutkan, pihaknya mendukung kegiatan Festival Silat dan Sastra. Dan, diharapkan kegiatan ini bisa menjadi tujuan wisata datang ke Payakumbuh.

“Payakumbuh ini tidak punya obyek wisata. Tidak ada yang dituju oleh wisatawan. Karena itu,kami berupaya meningkatkan even-even tahunan yang bisa menjadi tujuan wisata, sehingga menarik orang untuk datang ke Payakumbuh. Itu yang sekarang kami lakukan. Apalagi, salah satu misi Walikota  di periode kedua ini adalah meningkatkan  adat dan budaya Kota Payakumbuh,” terang Rida. 

Menurutnya, Silat kini sudah mulai memudar. Sehingga, perlu dilestarikan keberadaannya. Salah satunya Tari Randai. Karena tarian ini diawali dengan  gerakan Silat.

“Kami berharap Festival Silat dan Sastra bisa menjadi agenda  tetap di Payakumbuh. Karena dampaknya luar bisa dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota ini,” tambahnya.

Ikut hadir dalam jumpa pers tersebur  antara lain, Asisten III Pemko Payakumbuh Drs. H. Rida Ananda, M.Si, Ketua Dekranasda Payakumbuh Dr. Henny Riza Falepi, Kepala Dispora Payakumbuh Elfriza Zaharman, Ketua Fetival Silat Uco Pandeka Sago, Sasrawan Iyut Fitra. Hadir pula pandeka silat dari Malaysia, pesilat Nusantara, dan sastrawan dari Bali, Lombok, dan lainnya.  Jumpa Pers tersebut dimoderatori Afiz didampingi sastrawan Iyut Fitra. 

Reporter: Fegi AP
Editor: Taufik Effendi


Wartawan : Fegi
Editor :

Tag :#payakumbuh#silat

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com