HOME PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Senin, 1 Juni 2020

Hebat...! Webinar AGSI Sumbar Tembus 200.000 Penonton

Webinar AGSI Sumbar
Webinar AGSI Sumbar

Padang (Minangsatu) - Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Sumatera Barat bekerjasama dengan Alumni Jurusan Sejarah IKIP/UNP Padang  sukses menggelar webinar via aplikasi zoom dan kanal Youtube AGSI, Sabtu (30/5). 

Mengusung tema "Dilematis beban mengajar guru dalam suasana pandemi covid 19 dan kaitannya dengan merdeka belajar", webinar ini berhasil menyedot atensi guru dan pemerhati sejarah seluruh Indonesia. Tercatat lebih dari 200.000 penonton mengikuti webinar melalui kanal YouTube  AGSI.

"Sepertinya, keterbatasan akses sosial ulah Covid 19 ini justru semakin menguatkan kerinduan para pendidik akan atmosfer akademik. Di awal seminar saja sudah tercatat 822 peserta yang bergabung via zoom. Luar biasa, ternyata di akhir webinar kanal YouTube AGSI mencatat lebih dari 200.000 viewer. Sebuah catatan yang menakjubkan dalam pelaksanaan webinar," ujar Drs. Raymond, M. Pd, alumni Jurusan Sejarah IKIP 1988 yang pada webinar tersebut didapuk menjadi Host.

Kehadiran pemateri-pemateri handal dan berpengalaman sepertinya menjadi daya tarik tersendiri dalam pelaksanaan webinar ini. Diantara pemateri yang hadir antara lain DR. Sumardiansyah Perdana Kusuma Presiden AGSI Pusat, DR. Aisiah, S. Pd, M. Pd Dosen jurusan pendidikan sejarah UNP, Drs. Erwin Umar, M. Pd pemerhati pendidikan yang juga Kepala Dinas PUPR Kota Bukittinggi, Syafruddin, S. Pd, MM Kepala SMA N 10 Sijunjung sekaligus Ketua MKKS SMA Sumatera Barat.

Diantara berbagai problematika pendidikan pasca wabah Covid 19 yang jadi sorotan utama pemateri antara lain, kesepahaman tentang konsep merdeka belajar, memahami kondisi dan keadaan guru yang terkadang masih belum bisa mengikuti perkembangan Iptek, bagaimana kondisi ekonomi dan keadaan siswa yang begitu komplek, serta tentang aplikasi-aplikasi yang bisa membantu dalam pembelajaran di era pandemi.

Menurut DR. Sumardiansyah Perdana Kusuma, kompleksitas permasalahan pendidikan nasional ditambah pula tantangan pandemi Covid 19 dan kaitannya dengan konsep merdeka belajar perlu dikaji dan pelajari lebih lanjut. 
"Perlu ada kajian yang mendalam tentang hal-hal tersebut termasuk kajian kurikulum. Sedikit bocoran bahwasanya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan segera melaksanakan revisi kurikulum. Beberapa perubahan itu pada pemangkasan jam mengajar tatap muka, pengakuan terhadap jam-jam tambahan guru di sekolah seperti menjadi wali kelas, pelaksana piket, pembina OSIS dan lain lain," jelasnya.

Sementara itu DR. Aisiah, S. Pd, M. Pd menyebutkan bahwa pendidikan di era kebebasan informasi memberikan tantangan tersendiri bagi para tenaga pendidik.
"Di era digital, kita sebagai guru/dosen harus mau belajar dan gigih belajar untuk bisa mengetahui ilmu berbasis internet sehingga berbagai aplikasi positif bagi pendidikan haruslah kita pelajari sebagai wadah berbagi ilmu dengan siswa. Banyak aplikasi yang dapat dipakai untuk tetap berbagi ilmu walau dimasa pandemi dan tak bisa dipungkiri media whatsap menjadi media yang paling banyak digunakan," paparnya.

Di sisi lain, Pemerhati Pendidikan Drs. Erwin Umar, M. Pd mengatakan bahwa mengembalikan siswa belajar kembali ke sekolah harus dengan persiapan yang benar-benar matang.
"Mesti difikirkan dan dipersiapkan matang-matang mengenai kebijakan tersebut. Terutama perihal kesehatan. Pembentukan karakter disiplin hidup bersih adalah PR penting bagi para pendidik, sebab kalau hal ini diacuhkan maka bahaya besar akan mengancam.   Di lain pihak bila kita tetap belajar dengan metode daring maka biaya yang dikeluarkan orang tua siswa juga akan membengkak. Jadi, harus ada analisa yang mendalam perihal ini," ulasnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua MKKS SMA Sumatera Barat, Syafruddin, S. Pd MM terkait tantangan yang harus dipikirkan dengan matang bila sekolah akan dibuka kembali.
"Edukasi mengenai protokol kesehatan dalam masa pandemi Covid 19 bagi warga sekolah adalah kunci utamanya. Ditambah lagi pemenuhan kebutuhan akan fasilitas cuci tangan dan handsanitizer sudah menjadi perkara mutlak saat ini. Kapan saja dan dimana saja, Virus Corona bisa menyerang siapa saja termasuk anak-anak peserta didik," tegasnya.

Di akhir acara,  banyak peserta mengapresiasi kesuksesan Webinar ini. Salah seorang diantaranya Irwan Setiawan, S. Pd. Peserta asal SMKN 1 Baso mengatakan memperoleh banyak masukan dan pencerahan dari webinar ini.
"Terimakasih kepada AGSI yang telah menggelar webinar ini. Sangat bermanfaat dan menginspirasi. Pembahasan materi yang lebih umum, tentunya juga bisa disimak dan dijadikan acuan bagi guru mata pelajaran lain selain Sejarah," tutupnya.


Wartawan : Rivo Septian
Editor : sc.astra

Tag :#AGSI #Webinar #sumbar

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com