HOME POLITIK PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Minggu, 22 Desember 2019

Hasil Riset Pemilu 2019 Oleh KPU Sumbar; Masyarakat Memilih Karena Visi Misi Dan Figur Calon, Hoax Dan Hate Speech Tidak Mempan

Eka Vidya Putra dan Gabrel Daulay
Eka Vidya Putra dan Gabrel Daulay

Padang (Minangsatu) - Hasil survey KPU Sumatera Barat (Sumbar) terkait pemilihan presiden (pilpres) yang lalu menunjukkan bahwa keterpilihan pasangan calon (paslon) ditentukan oleh visi dan misi serta figur paslon bersangkutan.

Demikian disampaikan Komisiiner KPU Sumbar Gebril Daulay saat berbicara pada Diseminasi Riset Pemetaan Persepsi Atas Penyelenggaraan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih pada Pemilu 2019, Minggu (22/12) di Hotel Pangeran Beach, Padang.

Dia menyebutkan, sesuai survei KPU Sumbar, pada Pilpres, visi misi menjadi alasan terbesar pemilih menentukan pilihannya dengan presentase 34,59 persen. 

"Alasan kedua terbanyak yaitu karena faktor figur atau calon sebesar 27,57 persen. Sementara alasan karena intimidasi, tekanan dan ancaman tercatat 0,00 persen,” ujarnya.

Bahkan, temuan KPU Sumbar juga menyimpulkan bahwa hoax dan hate speech yang masif dalam pemilu 2019 tidak mempengaruhi pemilih di Sumbar.

Sedangkan faktor kesamaan agama calon dengan pemilih, khususnya pada level pemilih berpendidikan rendah, ikut menentukan seseorang ikut memilih, meskipun diakuinya dan hal itu perlu dilakukan riset yang lebih dalam.

Menyangkut partisipasi pemilih yang merupakan salah satu indikator keberhasilan Pemilu, ternyata hasil riset menemukan 10,50% tidak didata petugas.  Selain itu juga ditemukan 29% masyarakat tidak mau melakukan pengecekan namanya pada data pemilih.

“Kesadaran pemilih untuk mengecek apakah nama mereka ada dalam daftar penilih, ini harus lebih disosialisasikan,” tutur Gebril.

Yang menggembirakan, ternyata berdasarkan hasil riset pemilih pemula jauh lebih intens untuk mengetahui apakah mereka terdaftar sebagai pemilih. Rupanya faktor pendidikan mempengaruhi keaktifan pemilih.

Publik juga masih lebih suka bertanya pada petugas kelurahan atau desa atau pada RT dan RW, sementara yang mengecek pada aplikasi/DPS online sangat minim.

“Catatan penting bagi penyelenggara, karena masih ada pemilihan yang mengatakan tidak sampai informasi kepada mereka,” tambah Gebril lagi.

Atas pemaparan hasil riset KPU itu, akademisi Universitas Negeri Padang Eka Vidya Putra menekankan pentingnya pendidikan politik untuk meningkatkan partisipasi pemilih.

"Pendidikan politik juga berperan aktif untuk meningkatkan partisipasi pemilih,” ulas Vidya seraya menyebut perlunya berbagai inovasi oleh KPU dan jajarannya supaya partisipasi pemilih memingkat.

Diskusi itu sendiri dihadiri oleh para wartawan, staf KPU dan undangan lainnya. Kasubag Teknis dan Humas KPU Sumbar Jumiati mengungkapkan rasa senangnya atas diskusi yang berlangsung antusias itu, dan para peserta proaktif.


Wartawan : Fakhrurrozi/CR
Editor : sc.astra

Tag :#kpu sumbar #diseminasi riset

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com