HOME PEMBANGUNAN KABUPATEN SOLOK
- Minggu, 14 Oktober 2018
H. Nofi Candra Mengetuk Pintu KEIN, Meretas KEK Agrowisata Lembah Gumanti

PADANG (Minangsatu) - Potensi besar nagari-nagari yang berada di kawasan kecamatan Lembah Gumanti dan wilayah penyangga di Danau Kembar, sejak lama sebenarnya adalah mimpi tentang sebuah peradaban yang makmur. Banyak optimisme yang tersimpan, sama besarnya dengan energi yang tercurah. Terutama ketika harus dihubungkan dengan perekonomian yang bersumber dari sektor budidaya pertanian dan kepariwisataan.
Tapi mimpi dengan kilau warna warni itu kerap terusik dan kadang kadang malah buyar, ketika potensi besar di bidang pertanian khususnya, masih berkutat pada sistim tata niaga hasil produksi pertanian yang rentan fkuktuatif. Akibat sistim tataniaga yang tidak permanen, cenderung menempatkan kekompok petani pada sudut yang lemah. Para petani gelisah. Hasil produksi selalu dibungkus risau. Lantas petani pasrah, meski hampir tidak ada kata menyerah.
Kondisi pasar yang berbanding terbalik dengan potensi kawasan Solok bagian Selatan itu, akhirnya memunculkan akal. Gelisah petani menjalar. Bahkan ketika pemerintah mencoba membuka kran produksi budidaya bawang merah dengan jaminan pasar permanen, masyarakat terpicu, kemudian memantik semangat petani. Sampai kemudian booming.
Produksi melimpah dan luas areal budidaya bertambah. " Kini sudah hampir mencapai 10.000 hektar luas lahan budidaya bawang merah di kabupaten Solok, " kata bupati H. Gusmal ketika menghadiri seminar Penjajagan awal pembentukan KEK Agrowisata Lembah Gumanti, Kamis (11/10 ) di hotel Mecure Padang.
Esensi seminar itu sendiri, menurut ekonom yang aktif dalam Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Roni P Samita, lebih sebagai kelanjutan dari kegundahan seorang anggota DPD RI Asal dapil Sumatera Barat yang begitu konsent memperjuangkan hak-hak petani untuk mencapai sebuah kesejahteraan yang diidamkan.
Disebutkan, dalam banyak diskusi dengan senator RI itu, dirinya cenderung melihat kegelisahan Nofi Candra yang lebih menggambarkan kepedulian terhadap nasib petani bawang yang terus ditekan oleh pasar.
Dari diskusi di Jakarta tumbuh animo untuk melihat langsung suasana budidaya bawang dan pasar di Alahan Panjang Lembah Gumanti.
Karena ternyata Lembah Gumanti tidak hanya memiliki potensi hortikultura yang besar, tetapi juga diperkaya oleh alam yang indah dengan beragam objek wisata yang unik, bersama Nofi Candra, ia kemudian mencoba menelaah prosfektifitas bidang agrowisata." Pemikirian itu kemudian kita bawa kepada KEIN untuk membentuk Kawasan Ekononi Khusus Agrowisata, sehingga hari ini digelar seminar sebagai penjajagan awal," papar Roni P Sasmita.
Ikhtiar Anggota DPD
Setentang KEK itu, Harry yang dipercaya mewakili Dony Oskaria, Ketua Pokja Pariwisata KEIN, mengungkapkan ikhwal munculnya wacana pengembangan KEK Alahan Panjang yang kemudian disepakati sebagai KEK Agrowisata Lembah Gumanti, beranjak dari kedatangan anggota Komite III DPD-RI, Nofi Candra untuk meminta masukan tentang problema yang selalu dihadapai petani bawang merah. Nofi memaparkan antara peluang dan persoalan yang dihadapi daerah, hingga kemudian berikhtiar mengembangkan sektor agriwisata untuk membangun Kabupatrn Solok.
" Wacana itulah yang kini kita angkat dalam seminar Penjajagan Awal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Agrowisata Lembah Gumanti.Hasil kajian kita sampaikan pada KEIN tentang sebuah konsep yang ditawarkan untuk mempercepat pembangunan ekononi,” papar Harry.
![]() |
Sejatinya, KEK Agrowisata yang mengangkat potensi parisiwata dan pertanian bisa menjadi pintu masuk secara teknis untuk membenahi tata kelola komoditas pertanian. Dengan KEK bahkan menjadi cara pemerintah daerah untuk meminta bantuan pembangunan dari APBN. Tetapi dalam pelaksanaannya, yang dibangun adalah mintsite seluruh stakeholder, bukan semata-mata soal infrastruktur.” Terwujudnya KEK Agrowisata tercernin dari kebijakan kepala daerah, tetapi inisiatif pemerintah daerah yang sudah mengarah kepada kawasan itu,” tuturnya.
Dalam kapasitasnya sebagai inisiator KEK Agrowisata, anggota DPD RI Nofi Candra sejujurnya ingin melihat petani lebih berdaulat untuk mengejar kesejahteraan yang diidamkan. Nofi bahkan mencoba mengilustrsikan potensi-potensi besar yang dimiiki kawasan Lembah Gumanti, mulai dari usaha budidaya Gandum, hingga ada program 1000 hektar penanaman gandum. Samoai kemudian adanya ambisi pemerintah menjadikan Solok sebagai lumbung bawang Merah, sehingga memicu tumbuhnya semangat baru petani untuk mengembangkan tanaman bawang. “ Tetapi petani tetap saja berada dalam kondisi gelisah karena dihadapkan dengan situasi pasar yang selalu buruk. Ini menjadi tanggungjawab bersama untuk mengeluarkan petani dari problema budidaya, sehingga terpikirkan untuk menguak pintu Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) agar menggapungkan KEK Agroowisata untuk diusulkan kepada Presiden,” papar Nofi.
Mengapa perlu pengembangan kawasan agrowisata? Akademisi Universitas Andalas (Unand) Prof. Helmi yang hadir sebagai narasumber, kemudian memaparkan analisisnya tentang komponen penting Kawasan Agrowisata. Profesor yang juga menginisiasi budidaya gandum di Alahan Panjang, lebih luas memaparkan keterkaitan agribisnis dan agrowisata.
Kompleksitas permasalahan usaha tani bawang merah. Pengalaman pengembangan kawasan pertanian di Indobesia. Altrrnatif kerangka kerja manajemen KEK angrowisata
Ia memandang dukungan aplikasi inovasi tekhnologi dan pengembangan wirausaha cukup penting. Basis sinergi dukungan peningkatan produktivitas, efisiensi dan nilai tambah distribusi produk pertabian. “ Agrowisata ikut memacu perkembangan kawasan. Dengan KEK ini akan membantu mengatasi kondisi pertanian rakyat yang terpuruk,” turunya sambil menyebutkan sejumlah instrument untuk menjawab kompleksitas permasalahan usahatani bawang merah.
Antusiasme Gusmal
Kendati baru merupakan wacana yang dituangkan dalam Seminar Penjajagan Awal, tetapi bupati Solok berterimakasih kepada senator RI Nofi Candra yang telah mengangkat persoalan pembangunan daerah kedalam sebuah seminar yang diadakan KEIN. Begitu antusiasnya, Gusmal menegaskan akan maju untuk ikut mengurusnya agar bagaimana menjadikan kawasan Lembah Gumanti masuk menjadi KEK Agrowisata.
Bupati Solok dengan terstruktur memaparkan potensi dan kendala pengembangan Lembah Gumanti yang sangat produktif. Ia berharap banyak agar kawasan yang sebenarnya memang khusus dari sisi alam, cuaca dan pariwisata itu dicanangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Agrowisata.
Untuk pembentukan KEK, Gusmal mengajukan perubahan regulasi dan kebijakan tanpa pembebasan lahan dan tidak dalam satu hamparan. “ Kita melihat tujuan KEK selaras dengan pilar pembangunan Kab. Solok, bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan dan merata pada setiap sektor. Intinya,
KEK adalah sebuah jawaban untuk pembanguna Lembah Gumanti, Kita akan berikan perlakuan khusus untuk daerah KEK,” paparnya.
Seminar yang diikuti oleh para petani Bawang Merah serta pelaku kegiatan pariwisata, juga hadir kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Solok. Pendalaman masalah pengembangan kawasan Lembah Gumanti yang dikaitkan dengan KEK semakin membentuk komitmen dari seluruh stakeholder agar bagaimana Seminar menghasilkan resume yang produktif untuk mendorong KEIN menawarkan konsep KEK KEK Agrowisata Lembah Gumanti kepada Predisen RI. “ Nanti kita tindak lanjuti dengan kegiatan FGD (Forum Group Diskusion) dengan Pemerintah Kabupaten Solok,” aku Rony P. Sasmita.
(verizal sarosa)
Editor :
Tag :#KEK Agrowisata #KEIN
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
BUPATI SOLOK TINJAU JALAN RIMBO DATA - KAPUJAN SEPANJANG 9 KILOMETER YANG DITINGKATKAN
-
GUBERNUR MAHYELDI TINJAU LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN DI KOTO BARU AIE DINGIN
-
GUBERNUR MAHYELDI PASTIKAN TAHUN INI JARINGAN IRIGASI DI NAGARI JAWI-JAWI SOLOK DIPERBAIKI
-
TOWER BTS BAKAL DIBANGUN DI BUKIT BAIS, TIM SURVEY TINJAU LOKASI GUNA PERSETUJUAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
-
TUNTASKAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA SEBULAN, TMMD KE 118 DI TANJUNG ALAI DITUTUP DANREM 032/WIRABRAJA
-
KONFLIK POLITIK DI INDONESIA: CERMIN KETEGANGAN SOSIAL ATAU KEGAGALAN DEMOKRASI?
-
UPAYA MELINDUNGI BAHASA ABORIGIN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
-
SEPAK TERJANG BUPATI ANNISA: MEMBANGUN PERADABAN DHARMASRAYA LEWAT PENDIDIKAN
-
DARI SUMATERA BARAT UNTUK INDONESIA: 80 TAHUN SUMATERA BARAT (1 OKTOBER 1945 - 1 OKTOBER 2025)
-
TENSI POLITIK OLAHRAGA NAIK JELANG MUSORPROV KONI SUMBAR, UPAYA INTERVENSI MENGKRISTAL