HOME SOSIAL BUDAYA KOTA SOLOK

  • Rabu, 16 November 2022

GOW Kota Solok Peduli Pendidikan Dan Sosialisasi Stunting Bagi Ibu Hamil Dan Menyusui

Wakil Wali Kota Ramadhani menyerahkan paket sekolah.
Wakil Wali Kota Ramadhani menyerahkan paket sekolah.

Solok, (Minangsatu) - Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Solok yang peduli pendidikan dan Sosialisasi Stunting bagi ibu hamil dan menyusui digelar di Gedung Kubuang Tigo Baleh, Rabu, (16/11/22).

Kegiatan yang dibuka Wakil Wali Kota Solok Ramadhani Kirana Putra ditandai dengan penyerahan 80 buah paket sekolah kepada pelajar disaksikan Ketua GOW Kota Solok Ny.Dona Ramadhani Kirana Putra, Kadis Pemberdayaan masyarakat, Perempuan  dan Perlindungan Anak Delfianto serta undangan lainnya.

Wakil Wali Kota Solok Ramadhani Kirana Putra sambutannya mengatakan pasca melawan pandemi Covid-19 di Indonesia juga menghadapi tantangan permasalahan gizi buruk khususnya stunting yang dikhawatirkan akan jadi lebih buruk lagi akibat pandemi Covid-19 ini.

Hal itu penyebab yang mendasari terjadinya masalah gizi adalah ketersediaan/akses pangan baik di tingkat masyarakat maupun di tingkat keluarga serta faktor ekonomi. Pada masa pandemi covid-19 ini, pelayanan gizi lebih diprioritaskan kepada kelompok balita dan ibu hamil serta ibu menyusui yang berisiko.

Dhani mengakui Sosialisasi pencegahan stunting ini sangat perlu dilaksanakan untuk menambah wawasan mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi baik dan seimbang.

Sebagai negara yang masuk ke dalam 5 besar penderita stunting di Asia Tenggara, Pemerintah Indonesia telah fokus melakukan berbagai upaya guna mencegah dan mengurangi anak dengan kondisi stunting.

“Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan harus diwaspadai. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. 
Oleh karena itu, pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan,” tukuknya. 

Ia juga menegaskan Stunting yang terjadi pada tahap awal kehidupan atau usia dini dapat menyebabkan dampak merugikan bagi anak, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Khususnya, jika gangguan pertumbuhan dimulai pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan yang dihitung sejak konsepsi) hingga usia dua tahun.

Pada dasarnya stunting pada balita tidak bisa disembuhkan, tapi dapat dilakukan upaya untuk perbaikan gizi guna meningkatkan kualitas hidupnya.

Pasalnya, anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan," tambahnya mengakhiri.(*)


Wartawan : Zulnazar
Editor : Benk123

Tag :#kota solok

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com