HOME SOSIAL BUDAYA KABUPATEN DHARMASRAYA

  • Rabu, 19 Juli 2017

Dihadiri Bupati Dharmasraya, Warga Tebing Tinggi Gelar Pesta Anak Nagari

Alek Tabiang nagari Tebing Tinggi
Alek Tabiang nagari Tebing Tinggi

DHARMASRAYA (Minangsatu)- Masyarakat Nagari Tebing Tinggi Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya masih mempertahankan adat lamo pusako using sebagai ritual kebudayaan.  Kegiatan melestarikan adat budaya yang dilaksanakan setiap tahun digelar dirumah gadang pucuk pimpinan adat Nagari setempat, dihadiri langsung oleh Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan.

Hadir juga menyaksikan tradisi turun temurun ini Anggota DPRD Dharmasraya H Heri Saputra. SE. MM, Asisten bidang pemerintahan Drs Irsyad. MM, Asisten Bidang Pembangunan dan ekonomi Adlisman. S. Sos. M.Si, Kepala Dinas Pariwisata, Sutan Hendri, Urang Gadang Kampuang Bustani Dt Mangguang, dan Ninik Mamak, Alim ulama, cerdik pandai, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta ribuan warga setempat.

Prosesi perhelatan anak nagari dipusatkan dirumah panjang Nagari Tebing Tinggi ketika itu, juga menampilkan berbagai macam adat, budaya, dan kesenian tradisional. Mulai dari arak-arakan bundo kanduang, makan bajamba, penampilan silek sonsong, silek harimau, sampai lomba fhasion show anak memakai pakaian adat Minangkabau, serta berbagai macam seni budaya Minangkabau lainnya.

Upacara adat anak nagari "Nan dak lakang dek paneh, Indak lapuak dek hujan," selalu digelar setiap bulan Syawal, setelah Rhamadan itu, merupakan dalam rangka membesarkan peran urang gadang nan baduo, serta ninik mamak dalam kampung.

Adapun pesta rakyat digelar anak Nagari Tebing Tinggi itu, menghabiskan dana Puluhan juta rupiah, namun tidak menjadi kendala bagi orang kampung untuk mendapatkannya. Karena acara tersebut dibawah kendali Delapan Suku. Setiap suku akan dikenakan iyuran, dikumpulkan secara bersama. Selain itu, bagi warga berpendapatan lebih juga tidak sungkan untuk menyumbang.

"Kekompakan, dan tradisi gotong-royong dilaksanakan warga Nagari Tebing Tinggi ini, setidaknya dapat menjadi contoh bagi nagari lain.  Apalagi terhadap adat pusako Minangkabau secara turun temurun selalu melekat disanubari anak nagari," sebut Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan ketika itu.

Setidaknya prosesi perhelatan adat dan keagamaan yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Minangkabau secara turun temurun ini, hendaknya dapat diapungkan kembali kepermukaan. Karena manfaat dari kegiatan ini sangat banyak. Disamping mengenali adat dan pemakaian dalam kampung, juga mengedepankan kekompakan dan kegotong-royongan antar sesama warga.

Dengan demikian, hubungan silaturahmi akan tetap terjalin, kampung terjaga dengan baik, rakyat aman sentosa. Barulah di sini letaknya "Kaluak Paku Kacang Balimbiang Tampuruang Lenggang Lenggokan. Anak Dipangku Kamanakan di Bimbiang Urang Kampuang di Patenggangkan," kalaulah kekompakan terjalin dalam kampung, tentunya segala bentuk usaha akan sukses " Bak Kato urang tuo kito, Padi Manguniang Jaguang Ma Upiah, taranak bakambang biak," pungkasnya Raja Muda Koto Besar itu.

[ Syaiful Anif ]

 


Wartawan : Syaiful Hanif
Editor :

Tag :#Dharmasraya #Tuan Riaska #Tradisi

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com