Bupati Dharmasraya Hadiri Halal Bi Halal Di Rumah Sekda

Dharmasraya (Minangsatu) -- Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, hadiri acara halal-bihalal dalam rangka suasana lebaran Idul Fitri 1443 H, digelar Sekretaris Daerah (Sekda) Dharmasraya, H. Adlisman, S. Sos., M. Si, di kediamannya berada di Kenagarian Sitiung, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat Rabu, (11/5/22). 

Selain bupati, juga tampak hadir, para Staf Ahli, Asisten, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta jajaran staf dan pegawai di lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten Dharmasraya. 

Kehadiran pimpinan dan pejabat teras Pemerintah Kabupaten Dharmasraya itu, disambut oleh Sekda bersama Istri, dan keluarga besar, dengan berjabatan tangan. Pertanda tidak ada jarak antara pimpinan  dengan bawahan. Semuanya tampak akrab dan saling dekat. 

Selesai makan siang bersama, Adlisman menyampaikan maaf kepada kepala daerah dan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), maupun tenaga harian lepas (THL) atas segala khilaf dan salah dalam menjalankan tugas sebagai Sekda. 

"Melalui acara halal-bihalal ini, saya atas nama pribadi dan keluarga besar memohon maaf atas segala kekilafan dan kesalahan dalam membuat penegasan atau tindakan dalam menjalankan tugastugas, " Sebut Adlisman. 

Setidaknya, dihari baik, bulan baik ini pula kita sucikan hati dan pikiran, dengan menghapus lembaran buruk masa lalu, untuk menyongsong hari depan yang lebih baik, tambahnya. 

Kedepan masih banyak tugas berat sedang menunggu. Terutama dalam memulihkan ekonomi masyarakat pasca dampak pandemi Covid-19. Tugas berat ini, perlu kita pikirkan bersama dengan mengedepankan kegotong-royongan. Menyatukan pemikiran seluruh OPD, dengan mengambil peran masing-masing. Sehingga pergerakan ekonomi masyarakat kembali normal dan stabil. 

"Momentum Halal-bihalal ini, sangat baik untuk meningkatkan silaturahmi antara satu dengan yang lainnya. Pertemuan non formal ini, juga dapat membuka cakrawala pemikiran. Bahkan, tidak merasa berat untuk menyampaikan aspirasi didapatkan atau ditemukan ditengah masyarakat. Sehingga cengkerama atau pembicaraan tanpa konseptor akan mampu melahirkan pembangunan berbasis kebutuhan masyarakat," pungkasnya.*