HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Kamis, 8 September 2022

Berdayakan Mahasiswa Sebagai Pelaku UMKM

Berdayakan Mahasiswa
Berdayakan Mahasiswa

Berdayakan Mahasiswa Sebagai Pelaku UMKM

Oleh: Susiana*

 

         Hngga tahun 2021 tercatat sebanyak 64. 2 juta Usaha Mikro Kecil Menengah yang tesebar di berbagai sektor. Dari jumlah yang sedemikian besar tercatat sebanyak 63,4 juta unit merupakan pelaku usaha mikro, 783,1 ribu unit sebagai pelaku usaha kecil, dan sisanya tercatat sebagai pelaku usaha menengah sebanyak 60,7 ribu unit. Tahun 2022 tentunya jumlah di atas pasti akan bertambah seiring dengan tren penurunan angka penyebaran covid-19 dan meningkatnya trend belanja masyarakat. Peluang ini mestinya dapat dilirik oleh mahasiswa sebagai salah satu upaya dalam mempersiapkan diri mereka untuk dapat memulai rintisan usaha yang dapat dijadikannya sebagai model setelah selesai kuliah kelak.

         Sebagai dosen pun, kita dituntut untuk dapat memberikan semacam pencerahan kepada para mahasiswa kita dalam memberikan pengetahuan berkaitan dengan kewirausahaan dan entrepreneurship ini. Pemberdayaan terhadap mahasiswa kiranya perlu dilakukan seiring dengan semakin tingginya minat mahasiswa dalam berkegiatan dan berusaha terutama dalam sektor mikro kecil dan menengah.

         Kampus sebagai tenpat antara dosen dan mahasiswa berinyeraksi pun seyogyanya mempynai peran yang sangat strategis dalam hal ini. Salah satu upaya yang dilakukan kampus adalah mengalokasikan anggaran untuk berbagai kegiatan pengembangan UMKM melalui program pengabdian masyarakat. Universitas Andalas sebagai PTN BH dan kampus tertua di luar pulau Jawa sesungguhnya ttelah memulia langkah ini dengan menganggarkan sejumlah dana dalam kegiatan pengabdian bertemakan membantu mitra (dalam hal ini UKMK) berkembang) sasarannya adalah UMKM yang ada di wilayah Sumatera Barat dan UMKM yang dijalankan mahasiswa menjadi salah satu prioritasnya.

         Penulis yang keseharianyya merupakan Dosen, Faklutas Ekonomi Unand Kampus Payakumbuh,didampingi oleh Bahren, Dosen Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Unand, menyambut baik kegiatan ini dengan menjadikan mitra seorang mahasiswa Ekonomi Kampus Payakumbuh yang sejak sebelum pandemic telah merintis sebuah usaha bersama adinmya berjualan ayam geprek yang diberi nama Geprek ICHA yang beralamat di Jl. Rangkayo rasuna Said No.300 A. Koto Panjang Kec. Payakumbuh Timur, Kota payakumbuh. Sejak dimulai usaha ini terasa belum mengarah kepada perkembangan yang baik untuk itulah Dr. Susiana mencoma mendampingi dengan program pengabdian masyarakat membantu mitra berkembang.

         Dengan bermodal 4 kegiatan inti, pertama Kegiatan survey terhadap mitra. Kegiatan Kedua adalah membantu mitra untuk membenahi tempat usaha, Kegiatan ketiga adalah membantu mitra pengadaan peralatan. Kegiatan keempat adalah membantu usaha dengan memnyediakan tenaga kerja yang dapat membantu usaha mitra.

Kegiatan pertama dilakukan pada adalah mengupayakan tempat usaha untuk produk yang dihasilkan. Awalnya usaha geprek dilaksanakan di sebuah tempat yang berada disalah satu ruko paling ujung. Pada kehadiran dari tim pengabdian melihat bahwa tempat tersebut kurang layak untuk mengembangkan usahanya. Kami dari tim pengabdian mengusulkan untuk dapat pindah ke salah satu ruku dan yang kami pilih adaha ruko yang ditengah . kami pilih ruko tersebut dikarenakan bangunan permanen dan ditambah dengan lapangan parkit yang cukup luas.

Tim pengabdian yang terdiri dari Susiana, Bahren dan Bintang berembuk bersama dengan pemilik menyetujui untuk mengecat tempat tersebut dan memakai etalase. Untuk tempat yang baru digunakan etalase yang agak besar untuk tempat ayam yang sudah digoreng. Sebelumnya etalase yang digunakan adalah etalase biasa dan tidak bisa mempertahankan panas ayam goreng. Kami tim pengabdian juga bersepakat untuk menukar kompor pemasak ayam geprek. Biasanya hanya menggunakan kompor biasa dan kuali yang agak besar.

Untuk mempermudah usaha mitra, Kami berusaha membelikan kompor yang khusus menggoreng ayam. Sudah kami coba mencari kompor khusu kentaki ke beberapa toko, tapi ternyata tidak ada yang menjualnya di kota Payakumbuh. Kompor tersebut dijual di mall yang ada di kota Padang.

 

*Dosen Ekonomi Unand Kampus Payakumbuh, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Membantu MItra Berkembang

 

 

 


Tag :#Opini#Susiana#Didaktika

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com