HOME POLITIK PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Senin, 1 Juli 2019

Akan Kembangkan Pariwisata Untuk Kemakmuran Rakyat, Mulyadi Siap Bertarung Di Pilgub Sumbar 2020

Mulyadi, petahana yang meraih suara pribadi paling banyak pada Pileg 2019 di Sumbar
Mulyadi, petahana yang meraih suara pribadi paling banyak pada Pileg 2019 di Sumbar

Padang (Minangsatu) - Jika terpilih jadi gubernur, Mulyadi akan kembangkan sektor kepariwisataan di Sumatera Barat (Sumbar), yang saat ini ibarat raksasa tidur yang mesti dibangunkan untuk kesejahteraan masyarakat Ranah Minang. 

Kepada Minangsatu, Senin (1/7), Mulyadi yang saat ini adalah Ketua DPD Partai Demokrat Sumbar, memastikan bahwa dirinya maju bertarung di pemilihan gubernur (pilgub) Sumbar tahun 2020 yang akan datang, dengan niat untuk mengembangkan potensi kepariwisataan, bilamana kelak dipercaya masyarakat Ranah Minang untuk memimpin Sumbar.

"Jika berbicara kondisi pariwisata Sumbar, saya mengistilahkannya 'raksasa tidur', artinya potensi yang luar biasa itu sangat minim yang tergarap," ucapnya.

"Kita akan kembangkan sektor pariwisata dengan serius. Membangun infrastruktur pendukung, seperti jalan ke destinasi wisata. Juga pembenahan tata ruang guna mendukung kepariwisataan, dengan melibatkan kabupaten/kota secara penuh. Serta program edukasi masyarakat sehingga welcome terhadap wisatawan," tegasnya.

Mulyadi juga akan mengupayakan investasi swasta nasional untuk masuk ke sektor ini,"Tetapi dengan melibatkan masyarakat setempat seluas-luasnya, sehingga ekonomi masyarakat pun meningkat," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Mulyadi adalah wakil rakyat yang namanya sangat familiar di masyarakat, dan kembali terpilih menjadi anggota DPR RI dengan raihan suara terbanyak di Sumbar, mencapai  144.954 suara. Prestasi yang sama sebetulnya juga telah diraih oleh Mulyadi pada pemilu 2014, dimana laki-laki low profile dan dekat dengan semua kalangan, termasuk rakyat di pelosok-pelosok, terutama di daerah pemilihan (dapil) nya, juga terpilih sebagai anggota DPR-RI dengan perolehan suara tertinggi di Sumbar, dari 14 orang yg tembus ke Senayan.   

Dengan pengalaman politik yang telah teruji,  serta tingginya tingkat kepercayaan masyarakat yang tercermin dari terpilihnya tiga kali berturut-turut menjadi anggota DPR RI, dan dua kali memperoleh suara terbanyak se Sumbar, tentu semua itu adalah modal politik yang tak terbantahkan untuk memenangkan pertarungan di Pilgub 2020 nanti.

Sebelumnya, pada pilgub 2015, Mulyadi sudah digadang-gadang untuk maju. Namun karena dinamika politik cukup tinggi yang bergeser ke arah politik praktis, sehingga jauh dari tujuan semula yang betul-betul ingin membangun Sumbar secara tulus, akhirnya Mulyadi batal bertarung, padahal masyarakat sudah sangat berharap dan pendukung-pendukungnya tidak sedikit yang meneteskan air mata. Jadi melalui pilgub 2020 ini,  agaknya Mulyadi akan menebusnya.

Saat ini, melihat harapan rakyat masih cukup besar terhadap dirinya untuk memimpin Sumbar ke depan, sehingga kepastian majunya Mulyadi pada Pilgub 2020 sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Ranah Minang. Maka, saat dikonfirmasi, Senin (1/7), politisi prorakyat dan peduli masyarakat ini menyatakan kesiapannya untuk ikut mengabdi di Sumbar. 

Menurutnya, sebagai seorang politisi yang lama berkiprah di Senayan, sudah saatnya untuk ikut ambil andil dalam membangun Sumbar melalui jalur eksekutif. 

"Selama ini kita terus berjuang untuk masyarakat melalui legislatif. Maka, berpedoman pada keinginan kuat masyarakat supaya ikut Pilgub Sumbar, saatnya saya mesti merespon positif," ujarnya. 

Menurut Mulyadi, pada dasarnya esensi jabatan itu adalah sarana untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, baik di dilegislatif maupun di eksekutif. "Bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Karena itu, saya bahkan bersedia mundur dari DPR-RI untuk ikut kontestasi dalam pilgub Sumbar 2020," tegasnya.

Terkait tidak jadinya Mulyadi maju pada pilgub 2015, bukan karena tidak mau mundur dari DPR RI. "Untuk kepentingan masyarakat, dan karena masyarakat saat ini menghendaki, mundur dari DPR RI itu bukan masalah," tegas dia.
                                         
Mulyadi menyatakan, perlu digarisbawahi bahwa menjadi gubernur Sumbar itu tantangannya berat,"Diperlukan sosok yang kreatif dan memiliki koneksi yang luas serta pemahaman dan pengalaman yang cukup untuk mewujudkan program-program prioritas. Karena tanpa itu, Sumbar tertinggal dari daerah lain. Apalagi APBD Sumbar sangat terbatas."

Dikatakan, kreativitas dan jaringan sangat dibutuhkan, mengingat daerah ini tidak memiliki Sumber Daya Alam seperti daerah lain. Sumbar tidak memiliki cadangan minyak, tambang, dll.

"Untuk itu, jika sosok yang memimpin Sumbar itu tidak kreatif, tidak punya jaringan koneksi, serta tidak paham potensi penambahan penerimaan anggaran, maka tidak banyak yang bisa dilakukan," pungkasnya.

Mulyadi mengatakan, salah satu yang bisa digarap untuk kemajuan Sumbar ialah sektor pariwisata. Untuk peningkatan pariwisata Sumbar banyak hal yang harus dibenahi,"Ini adalah tantangan yang tidak mudah untuk diselesaikan kalau tidak dilengkapi dengan kemampuan, pengetahuan dan tekad yang kuat seorang pemimpin," imbuhnya.

Sumbar membutuhkan seorang pemimpin yang siap berkorban, dan berorientasi betul-betul ingin mengabdi kepada rakyat serta tidak alergi dikritik! "Bukan yang tujuannya cari jabatan agar dihormati dan dilayani. Selain itu diperlukan komitmen yang kuat, bukan hanya sekedar lip service terhadap pemberantasan korupsi, khususnya terhadap fee-fee proyek, perizinan dan jual beli jabatan. Siapapun yang akan memimpin Sumbar kedepan harus siap terhadap hal tersebut," tegasnya.

Mengapungnya nama Mulyadi sebagai calon gubernur, tidak terlepas dari rekam jejak dan amanah yang diembannya sebagai wakil rakyat di DPR RI, dimana hal tersebut telah dilakoninya dengan baik.

Pengamat politik dari Unand , Edi Indrizal, menyebutkan, raihan suara yang cukup signifikan pada pemilu 2019 tersebut, tidak terlepas dari bentuk perjuangan dan dedikasi Mulyadi saat bertugas di Senayan. Amanah yang diberikan rakyat benar-benar dijalankannya dengan penuh rasa tanggungjawab.

Antara lain, sangat sukses menggiring dana APBN ke Sumbar jauh melebihi porsinya, sehingga sangat membekas dan rakyat Sumbar sulit melupakan jasa 
Mulyadi.

Edi Indrizal benar, berbagai kalangan mengakuinya, masyarakat menikmati hasil perjuangan Mulyadi, misalnya ; jembatan kelok sembilan yang berkelas dan mendunia itu, sulit masyarakat memisahkannya dengan Mulyadi. Karena dialah aktor percepatan pembangunan kelok sembilan hingga tuntas dan dimanfaatkan hingga sekarang.

Lalu, kelanjutan pembangunan irigasi Batang Anai dan Sekolah Politeknik Pelayaran di Padang Pariaman,Jalan Manggopoh ke Simpang Empat Pasaman Barat, pembangunan rusunawa untuk puluhan pondok pesantren (ponpes). Dan masih banyak program lainnya, termasuk hand tracktor, becak motor dan lampu penerangan jalan tenaga surya. Begitu juga Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Bantuan  Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk Agam, Padang Pariaman, Limapuluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat,  Payakumbuh, Bukittinggi dan Pariaman, dimana ribuan KK miskin di daerah ini, sulit melupakan jasa Mulyadi.

Saat ditanya tentang maraknya nama yg tiba-tiba berkeinginan jadi calon gubernur, Mulyadi mengatakan hal itu bagus-bagus saja untuk sebuah demokrasi,"Artinya menjelang pilgub banyak yang menjadi peduli dan memberi perhatian terhadap masyarakat Sumbar. Hal ini tentu menguntungkan rakyat. Kalau Pilgub 2015 diikuti dua pasang, mungkin pilgub 2020 bisa saja diikuti tiga pasang bahkan empat pasang. Tapi menurut perkiraan saya, calon dari partai rasanya tidak lebih dari tiga pasang, karena akan ada koalisi antar partai," ulasnya.

Sementara itu, terkait rencana Mulyadi untuk mencalonkan diri jadi gubernur Sumbar, pakar politik Unand, Asrinaldi menyebut itu sebagai langkah yang tepat. "Modal elektabilitasnya cukup kuat. Tinggal lagi bagaimana mencari pasangan yang pas, dari semua sisi, sehingga melengkapi kekuatan keterpilihan," ulasnya. 

Karena itu Asrinaldi mengatakan kombinasi politisi-birokrat sangat tepat untuk disandingkan. "Untuk Sumbar, saya pikir perlu kombinasi antara politisi yang memiliki visi sehingga bisa mengembangkan Sumbar ke depan.  Sementara, pasangannya yang birokrat akan menerjemahkannya ke dalam program dan kegiatan pembangunan. Kombinasi ini cukup ideal menurut saya untuk Sumbar," pungkasnya


Wartawan : boing
Editor : T E

Tag :Pilkada Sumbar #Mulyadi

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com