- Kamis, 26 Oktober 2023
Acara Turun Mandi Di Minangkabau
Acara Turun Mandi di Minangkabau
Penulis: Fina Rahmadani
Minangkabau merupakan sebuah wilayah dengan warisan budaya yang kaya dan beragam di indonesia dikenal dengan berbagai tradisi yang unik. Salah satu tradisinya adalah “Turun Mandi”.
Tradisi ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Meskipun tradisi turun mandi telah ada selama ber abad-abad, ada sedikit pemahaman dan sejarah dibalik nya.
Turun mandi merupakan tradisi yang masih ada di daerah Minangkabau yang sampai saat ini masih ada dan di pertahankan di beberapa daerah Sumatera Barat. Salah satunya yang ada di daerah Kabupaten Solok.
Turun mandi merupakan sebuah acara yang dilakukan pada bayi yang baru lahir, yang dibawa mandi ke musholla atau masjid terdekat. Sebelum pelaksanaan turun mandi, keluarga si bayi harus menentukan kapan acara pelaksanaan acara turun mandi tersebut. Di nagari Panyakalan, biasanya yang membawa bayi untuk mandi ke musholla atau masjid adalah bako dari si bayi.
Syarat melakukan acara turun mandi secara umum yaitu:
Dilakukan setelah bayi lahir 7 hari. Secara umum di daerah lain yaitu apabila bayi laki-laki maka acaranya dilakukan pada hari ganjil dari hari lahirnya bayi. Apabila bayi perempuan maka acaranya dilakukan pada hari genap dari hari lahirnya bayi.
Proses melakukannya pada setiap daerah berbeda-beda. Di Panyakalan turun mandi di lakukan di musholla atau masjid terdekat. Di daerah lain ada yang melakukannya di sungai yang dekat dengan tempat tinggal.
Menyediakan makanan untuk acara. Makanan yang harus ada yaitu gulai ayam kemumu. Berbeda dengan acara aqiqah, biasanya aqiqah menggunakan gulai kambing.
Kemudian tampang karambia tumbuah, atau bibit pohon kelapa yang sudah tumbuh dan siap untuk ditanam.
Menyediakan batiah bareh badulang, atau beras yang digoreng lalu dibagikan kepada anak-anak kecil sebagai tanda perkenalan.
Lalu bako juga harus menyediakan sisir, cermin, kain panjang 1 helai, baju bayi yang baru, serta paniaran yang dibawakan dengan dulang.
Alat panyambua terdiri dari merica hitam, kencur dan lainnya yang juga disediakan oleh bako bayi
Ada beberapa tahap atau tata cara melakukan acara turun mandi, diantaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, membawa bayi ke tempat acara turun mandi. Yang membawa si bayi adalah bako nya.
Setelah itu bayi di mandikan dan basambua dengan panyambua setelah mandi.
Ketika proses mandi sudah selesai, bibit kelapa yang sudah disiapkan dihanyutkan dari hulu lalu ditangkap oleh sang ibu ketika sudah mendekati bayi. Proses ini dilakukan ketika bayi dimandikan di sungai.
Bibit kelapa lalu juga ditanam di sekitaran rumah
Lalu, setelah bayi dimandikan ibu si bayi juga di mandikan dengan sisa air mandi si bayi
Setelah seluruh proses acara selesai, bayi dan ibunya diarak oleh bakonya untuk menuju ke rumah
Makna yang terkandung dalam acara Turun Mandi yaitu :
Untuk mengenalkan anak pada alam sekitar, mengenal alam, dapat hidup dengan alam sesuai dengan patatah petitih “Alam Takambang Jadi Guru”
Ketika bayi besar mampu menjadi petunjuk bagi masyarakat, agama, dan bangsanya serta berani membela kebenaran
Untuk dapat tumbuh menjadi pribadi yang suka memberi kepada sesama dan mempunyai jiwa yang dermawan
Mampu untuk mandiri dan ketika besar tidak bergantung kepada orang lain sepanjang hidupnya serta ketika besar nanti dapat tumbuh menjadi orang sukses dari segala aspek
Bersyukur, mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Karena mendapatkan kabar baik telah dilahirkan seorang buah hati dan berterimakasih karena telah dijadikan sebagai orangtua
Melestarikan budaya, untuk dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan Minangkabau karena saat zaman sekarang ini budaya daerah sudah jarang diterapkan dan apabila tetap mengikuti tradisi yang ada maka tradisi ini tidak akan hilang dan terus berjalan
Silaturahmi, memperkenalkan kepada masyarakat sekitar dan mempererat tali silaturahmi sesama anggota masyarakat
Tradisi turun mandi merupakan tradisi yang masih dilakukan sampai saat ini walaupun pelaksanaannya sudah banyak yang dirubah. Tradisi turun mandi merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Atas kelahiran anak.
Bagi masyarakat yang masih melaksanakan tradisi ini sebaiknya dapat memperkenalkan kepada generasi selanjutnya supaya tidak hilang atau punah dan masih tetap berjalan. Masyarakat juga sebaiknya memperkenalkan kepada warga luar agar masyarakat luar dapat mengenal tradisi Turun Mandi ini. Masyarakat Minangkabau juga harus tetap melaksanakan tradisi ini sesai dengan ketentuan dan norma yang sudah dilakukan oleh para leluhur kita dahulu.
(Penulis Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas)
Editor : melatisan
Tag :#Turun Mandi #Tradisi #Minangkabau
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
MINANGKABAU, SUKU BANGSA YANG KAYA BUDAYA
-
PUSAKO SALINGKA KAUM
-
SI BONSU DUO BALEH MALAM
-
MANDUO JALANG
-
KEKERABATAN MINANGKABAU DI PERANTAUAN
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
KALA NOFI CANDRA MENEBUS JANJI KE TANAH SUCI
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT