HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Senin, 22 April 2024

Menembus Batas Waktu: Peran Filologi Dalam Melestarikan Warisan Budaya Dan Menerangi Masa Depan

Opini Tionghoa oleh Zpra
Opini Tionghoa oleh Zpra

Menembus Batas Waktu:

Peran Filologi dalam Melestarikan Warisan Budaya dan Menerangi Masa Depan

Oleh: Nofri Duino Zora* 

Filologi dikenal dalam lingkup akademis berfokus pada kajian naskah atau manuskrip, memang menggambarkan dinamika dan romantika menarik. Namun, pertanyaan yang muncul, apakah pemahaman tentang filologi telah merambah ke seluk-beluk kehidupan masyarakat luas? Saat ini, walaupun jumlah manuskrip signifikan, pemahaman tentang filologi (pernaskahan) masih belum tersebar secara merata di masyarakat. Bahkan di kalangan mahasiswa sendiri, minat dan pengetahuan tentang filologi masih terbatas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman yang mendasar, terutama terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan untuk memperkenalkan dan mengembangkan. Objek kajian filologi adalah naskah (manuskrip). Zuriati (2014) menjelaskan bahwa naskah merupakan tempat terdapatnya teks, berupa materi yang bersifat konkret, dapat dilihat dengan mata, dan dapat dipegang. Bidang ilmu yang mempelajari hal-hal berkenaan dengan naskah tersebut dikenal dengan kodikologi. Sementara itu, teks merupakan isi atau kandungan dari naskah yang bersifat abstrak, berupa ide-ide, pikiran-pikiran, atau nilai-nilai. Bidang yang khusus mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan teks dikenal dengan tekstologi

Mahasiswa sebagai agent of change, mendorong pemuda untuk aktif berperan sebagai agen perubahan di lingkungan mereka sebagai fasilitator, pendidik, dan perwakilan masyarakat, memiliki potensi untuk menghubungkan penelitian filologi dengan manfaat nyata bagi masyarakat. Dengan semakin berkembangnya konektivitas sistem informasi, peluang bagi mahasiswa untuk menjemput peran ini semakin luas. Terlebih lagi, banyak mahasiswa berasal dari rumpun ilmu humaniora yang secara alami terkait dengan studi filologi. Dengan demikian, melalui upaya mahasiswa, pemahaman tentang filologi dapat diperluas dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat secara mendalam.

Tantangan dan Peluang

Kekayaan intelektual yang tersimpan di dalam manuskrip tidak akan sampai kepada masyarakat luas tanpa adanya proses kajian yang mendalam. Tujuan dari mempelajari ilmu filologi adalah tersedia bacaan dapat dinikmati oleh masyrakat luas. Informasi yang terkandung dalam manuskrip akan terus tenggelam dalam ketidakpahaman, kecuali ada tangan-tangan yang berdedikasi untuk mengungkap dan mengolahnya. Mahasiswa, dalam hal ini, memiliki peluang besar untuk menggali informasi tersebut agar dapat disajikan kepada masyarakat secara luas. Namun, pengungkapan informasi ini harus dilakukan dengan pendekatan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, yakni melalui kajian filologi.

Filologi memegang peranan penting sebagai pengingat akan peristiwa sejarah, memperkuat jati diri suatu bangsa, serta memperkokoh tradisi budaya yang melekat dalam masyarakat. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap teks-teks kuno dan naskah-naskah bersejarah, filologi membuka jendela menuju masa lalu kaya akan pengetahuan dan kearifan lokal. Dengan demikian, melalui upaya filologi, masyarakat dapat lebih memahami akar budaya mereka sendiri dan menghargai warisan intelektual yang telah ada sejak zaman dahulu.

Sebagai anak muda melek dengan teknologi, kejadian tidak masuk akal berlalu lalang. Tentu tanpa alasan peristiwa itu lahir. Disini tampak jelas peranan ilmu filologi, teks-teks lahir dengan peristiwa tertentu sehingga menjadi sebuah tren masa kini. Jika melihat dari struktur teksnya, tidak pula begitu menarik, akan tetapi tertanam ideologi di dalamnya. Dalam hal ini studi filologi dapat berperan melihat lahirnya sebuah teks, perjalanan sebuah teks.

Begitu banyak objek kajian yang dapat diteliliti menggunakan pendekatan filologis. Permasalahana hari ini adalah, keinginan, kegigihan rasa keingintahuan mahasiswa belum beralasan. Filologi sosial memainkan peran penting dalam mengurai makna budaya yang terkandung dalam teks dan narasi. Era interkoneksi global saat ini ditandai oleh pertukaran budaya yang semakin intens, terutama melalui media massa, internet, dan platform digital. Hal ini telah menciptakan ruang bagi berbagai narasi budaya untuk bersirkulasi di seluruh dunia. Perubahan sosial dan budaya yang dihasilkan oleh globalisasi dan teknologi informasi mempengaruhi cara memahami, memproduksi, dan mengonsumsi teks dan narasi. Dengan menggunakan pendekatan yang sensitif terhadap konteks sosial, politik, dan budaya, filologi sosial memungkinkan kita untuk memahami bagaimana teks dan narasi mencerminkan nilai-nilai, norma-norma, dan konflik-konflik dalam masyarakat.

Peluang

Peluang besar terletak pada penggunaan teknologi digital dalam kajian filologi. Digitalisasi naskah-naskah kuno memungkinkan akses yang lebih luas dan mudah bagi para peneliti, serta memfasilitasi kolaborasi lintas-batas dan pertukaran data. Siapapun bebas mengakses, mengunduh, dan menggunakan naskah-naskah yang sudah didigitalisasi, sebagai bentuk pemanfaatan perkembangan teknologi.

Peran teknologi dalam pengembangan manuskrip adalah mentransformasikan teks naskah kuno ke dalam bentuk digital. Kegiatan ini sangat berguna untuk pengembangan, memperkenalkan kandungan teks kepada semua umur, dan mengikuti perkembangan zaman. Pengembangan semacam ini juga memudahkan promosi kepada anak muda untuk menyukai budaya mereka sendiri

Dalam ilmu filologi dikenal denga istilah iluminasi, yakni ragam hias di dalam manuskrip yang membingkai sebuah naskah. Iluminasi ini dapat direkakan sebagai motif batik. Pengembangan ini diaplikan kepada produk, baju kemeja, syal, sajadah, jilbab, dan baju kaus. Langkah konkrit ini membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di bidang fesyen. Dengan mengaplikasikan ragam hias (iluminasi) kepada desain produk distro, tidak hanya memberikan nilai tambah dalam segi estetika dan keunikannya, tetapi juga membawa pesan-pesan yang dalam dan inspiratif kepada konsumen. Setiap kali mengenakan atau menggunakan produk, mereka tidak hanya menghargai keindahan seni dan budaya, tetapi juga menjadi bagian dari upaya melestarikan dan mempromosikan warisan budaya yang kaya dan berharga bagi generasi mendatang.

filologi memiliki peran yang penting dalam memahami dan melestarikan warisan budaya serta intelektual manusia. Meskipun masih ada tantangan dalam penyebaran pemahaman filologi secara luas di masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa, peluang besar terbuka lebar dengan adanya teknologi digital yang memudahkan digitalisasi naskah-naskah kuno dan pengembangan manuskrip. Dengan memanfaatkan teknologi ini, pengenalan terhadap budaya dan kearifan lokal dapat diperluas, bahkan di era globalisasi dan teknologi informasi yang semakin terkoneksi. Upaya kolaborasi antara pemangku kepentingan, termasuk mahasiswa dan pelaku UMKM, dalam menerapkan iluminasi naskah ke dalam produk fesyen juga menjadi langkah konkrit untuk memperkenalkan dan mempromosikan warisan budaya kepada masyarakat lebih luas. Dengan demikian, filologi tidak hanya berperan sebagai penjaga sejarah, tetapi juga sebagai penghubung antara masa lalu dengan masa kini, serta sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran akan kekayaan budaya yang dimiliki oleh sebuah bangsa.

*Mahasiswa Magister Sastra FIB Unand dan Mahasiswa Filologi dan Kodikologi.


Tag :#Opini #Didaktika #Sastra #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com