HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Kamis, 21 Maret 2024

Mendongeng Untuk Anak Dunia

OPini Diah Noverita
OPini Diah Noverita

Mendongeng Untuk Anak Dunia

Oleh: Dr. Diah Noverita, M.Hum*

 

                  Malam yang dinanti mulai menguap, sosok bocah dengan kantuk yang bergelantung di kelopak mata, diikuti langkah kecil ke ranjang imutnya dan senyum manis merayu sang bunda untuk mendongeng lagi seperti malam-malam sebelumnya.. Hari ini Rabu 20 Maret 2024, diakui sebagai hari dongeng sedunia. Ada beberapa istilah yang dapat dipadankan dengan kata dongeng. Dongeng dianggap sama dengan cerita khayalan, cerita rekaan, cerita fantasi, cerita karangan, fiksi, atau dalam bahasa Minangkabau dianggap carito ambuih-ambuih, carito icak-icak ‘cerita pura-pura’. Dongeng merupakan cerita rakyat lisan, yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita dan tidak terikat oleh waktu maupun tempat (Danandjaja, 1994: 83).

Mendongeng adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan suatu kejadian yang disampaikan secara lisan dan langsung dengan tujuan berbagi pengalaman dan pengetahuan  kepada orang lain. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan berbahasa seseorang, yang meliputi empat komponen, yaitu, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Mendongeng terkait dengan mendengar dan menyimak. Mendengar merupakan suatu proses menangkap suara dan bunyi dengan telinga (Moeliono, 1988: 246). Menyimak merupakan suatu bentuk aktivitas mendengarkan dengan aktif dan kreatif untuk mendapatkan sebuah informasi, memahami makna isi serta pesan yang disampaikan secara langsung  (Utami, 2019). Sementara membaca dongeng tekait dengan penggunaan intonasi, tekanan suara, tinggi rendahnya suara,  mimik wajah, ekpresi, gentur tubuh, body language. pada tokoh cerita dalam dongeng tersebut. Dan yang tak kalah penting juga berpengaruh besar dapat dilihat pada gambar-gambar tokoh ceritanya, warna sampul dan warna gambar tokohnya. Kompetensi dan Performance inilah sehingga dongeng yang dibacakan itu menjadi menarik dan enak didengar oleh anak-anak.

Dongeng itu sendiri tidak diketahui siapa penciptanya atau dikatakan dengan istilah anonim. Saking tuanya usia dongeng, sehingga tidak ada yang dapat memastikan awal mula keberadaannya, dan biasanya dikatakan saja sudah ribuan tahun yang lalu. Hal ini sesuai dengan sifatnya yang berbahasa lisan, penyampaiannya dari mulut ke mulut, turun temurun dari generasi ke generasi, lintas usia, lintas masa, waktu, dan tempat. Biasanya untuk pemanis cerita dan memancing minat baca seseorang, seringkali diawali dengan diksi yang khas dan biasa ditemui pada banyak dongeng, seperti alkisah, sahdan, birawari, alkisah, tersebutlah, pada suatu masa, dan sebagainya. Dongeng dapat diwujudkan dalam simbol manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan karakter alam semesta raya. Kategori dongengpun sangat beragam, seperti dongeng tertua, dongeng klasik, dongeng popular, kisah dongeng terbaik, dongeng terpendek dan sebagainya.

Dongeng tertua sebagai temuan riset Tehrani dan Silva ada 5: (1) Friends in Life & Death (20000 tahun) berkisah tentang sosok mistis; (2) The Supernatural Helper (2500 tahun) kisah ratu yang terjebak dengan kesepakatan Rumpelstiltskin; (3) The Animal Bridegroom (3000 tahun) kisah seorang pria dengan sosok monster; (4) The Boy Who Steals The Ogre’s Treasure (4500 tahun)  versi awal Jack dan Kacang Ajaib; (5) The Smith and The Devil (6000 tahun) kisah perjanjian pandai besi dengan  iblis.

Dongeng-dongeng klasik yang populer di dunia selalu menarik untuk dibaca berulang kali, baik oleh anak-anak maupun dewasa. Dongeng gadis cantik dari Tiongkok , seperti Cinderella yang ditulis asal Perancis Charles Perrault,  kisah dongeng Beauty and the Beast oleh Madame Leprince de Beaumount diterbitkan London tahun 1756. Kisah dongeng sosok anak laki-laki, seperti Jack dan Pohon Kacang, kisah dongeng Hansel dan Gretel beradik kakak yang hidup dengan ibu tirinya yang ditulis orang Jerman bernama Wilhelm Carl Grimm. Dongeng Aladdin dan Lampu Ajaib, Sleeping Beauty, Pinocchio, Putri Duyung. Dongeng yang mendunia ini sudah mengalami banyak versi dan telah beralih media dalam berbagai bentuk, seperti animasi, film, dan sebagainya. Banyak juga dongeng yang mendunia berasal dari Indonesia, seperti Dongeng Malin Kundang si anak durhaka, dongeng Danau Toba tentang kisah cinta, dongeng Timun Mas anak ajaib, dongeng Sangkuriang kisah cinta anak ke ibu, dan dongeng Roro Jongrang kisah cinta tidak berbalas. Dongeng anak terbaik di Indonesia, seperti Bawang Putih dan Bawang Merah kisah anak piatu dengan ibu tiri, dongeng Kancil dan Buaya tentang kecerdikan dan sebagainya (bobo.grid.id).

Begitu banyak dongeng sebagai cerita khayalan di dunia yang dikarang, dipercaya, diyakini lintas usia dan waktu. Dongeng-dongeng tersebut penting, berharga, ada isi, pesan moral, etika, karakter, sosok, irama hidup, seni, hikmah dan pembelajaran bagi pembaca dan penikmat dongeng. Di dalam dongeng melekat semua komponen-komponen tersebut  yang memiliki banyak tujuan dan manfaatnya, seperti ini:

  1. Mengakrabkan hubungan anak dan orangtua.

Orangtua yang sibuk bekerja pada siang hari, akan ada waktu untuk dekat dengaan anak dengan  kebiasaan mendongeng.

  1. Mengenalkan dunia baru kepada anak.

Anak akan mendapatkan pengetahuan baru setiap malamnya dan sangat baik untuk tumbuh kembangnya.

  1. Mendidik anak untuk menjadi pendengar yang baik ketika orang berbicara.

Anak dididik untuk peka dan dapat menghargai orang lain.

  1. Memberikan gambaran perilaku baik dan perilaku tidak baik.

Anak dapat menilai karakter orang tuanya dan begitu juga sebaliknya.

  1. Memberikan perhatian dan didikan moral.

Anak secara langsung mendapatkan didikan estetika  dan etika dari orangtuanya.

  1. Melatih kekuatan daya ingat anak.

Anak terlatih untuk belajar berpikir dan mengingat hal-hal baru dalam hidupnya.

  1. Mengajarkan hal-hal baru dalam bentuk bercerita

Anak secara langsung dilatih untuk berani berpendapat atau menyampaikan sesuatu.

  1. Membiasakan anak untuk dapat mengembangkan pikirannya.

Anak terlatih untuk berimajinasi dan kritis. 

  1. Mewariskan nilai-nilai budi pekerti yang ada pada dongeng.

Anak dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk

  1. Mengajarkan anak untuk mau membaca.

Kebiasaan anak bermain game/gudget dapat dialihkan  pada buku.

  1. Memperkaya kosa kata anak.

Anak akan memiliki kosa kata yang banyak setiap harinya

  1. Melatih anak untuk mampu berbicara yang baik.

Anak belajar memilih diksi yang tepat dan efisien.

  1. Mengajarkan anak untuk pandai mengisi dan menghargai waktunya.

Anak belajar dan dididik untuk disiplin.

  1. Melatih anak untuk pandai menyelesaikan suatu masalahnya.

Anak terlatih untuk aktif dan kreatif.

  1. Melatih anak untuk pandai mencari hiburan yang menyenangkan dengan membaca.

Anak dapat menentukan sikap dan membentuk karakter yang baik.

Untuk semua anak sedunia, penyuka dongeng dan penikmat dongeng, suatu waktu akan mendongeng juga untuk anak cucunya. Salam mendongeng.

*Dosen Sastra Minangjabau FIB Universitas Andalas


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com