HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Jumat, 1 Maret 2024

Bahasa Minangkabau Dan Penggunanya

Lindawati
Lindawati

Bahasa Minangkabau dan Penggunanya

Oleh: Lindawati*

 

Masyarakat Sumatra Barat adalah masyarakat yang heterogen. Penduduk yang mendiami wilayah ini tidak hanya orang Minangkabau asli, tetapi sudah berbaur dengan masyarakat pendatang dari berbagai propinsi lain, bahkan ada dari negara lain. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, masyarakat yang berasal dari berbagai etnis dan golongan itu pastilah terjadi kontak sosial. Hal ini berimplikasi pada aspek  kebahasaan di Sumatra Barat. Bahasa yang beredar dan yang digunakan juga menjadi beragam.

Masyarakat Sumatra Barat pada umumnya dapat dikatakan anggota masyarakat yang bilingual atau multilingual. Paling sedikit mereka menguasai bahasa ibu (bahasa Minangkabau) dan bahasa Indonesia. Bahkan mereka yang mengenyam pendidikan tinggi, menguasai satu bahasa asing atau lebih selain bahasa Minangkabau dan bahasa Indonesia.

Berbagai informasi dari luar yang tersalur melalui radio dan TV telah meningkatkan perbendaharaan kata bahasa Indonesia dan bahasa Asing  masyarakat. Perbendaharaan kata dari bahasa Indonesia dan bahasa Asing itu telah mempengaruhi perilaku berbahasa masyarakat Minangkabau. Hal ini sepintas dapat dilihat dari tuturan lisan masyarakatnya yang di dalam ujaran-ujarannya sering terjadi peristiwa alih kode dan campur kode; muncul Bahasa Indomi. 

***1

Kata Minangkabau setidaknya mengacu pada dua pengertian yaitu pengertian satuan budaya dan satuan wilayah. Sebagai satuan wilayah kata Minangkabau mengacu pada wilayah administrasi Sumatera Barat minus Mentawai. Sebagai satuan budaya kata Minangkabau mengacu pada seluruh aspek kehidupan masyarakat Minangkabau. Salah satu unsur budaya itu adalah bahasa. Selain sebagai salah satu unsur budaya, bahasa  itu sekaligus berfungsi sebagai alat pembentuk, penyimpan dan penyampai  unsur kebudayaan yang lainnya. Di Minangkabau, bahasannya dinamakan bahasa Minangkabau atau sering disingkat bahasa Minang. Ada beberapa pendapat tentang definisi bahasa Minangkabau. Pendapat-pendapat itu di antaranya adalah:

  1. Roesli

Bahasa Minangkabau adalah bahasa yang digunakan oleh anak nagari dalam alam Minangkabau yaitu daerah yang sering disebut Sumatera Barat.

  1. Van Hanselt

Bahasa Minangkabau adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau untuk mengemukakan pendapat mereka.

  1. Zalner

Bahasa Minangkabau adalah bahasa yang berasal dari rumpun Austronesia Barat maupun Timur.

  1. Lenggang

Bahasa Minangkabau adalah suatu bahasa yang tidak saja dipahami di

Minangkabau (Sumatera Barat) tetapi juga dipakai di luar  Sumatra Barat seperti

di Muko-Muko (Bengkulu), Natal, Barus, Bangkinang, dan Teluk Kuantan. 

Dari keempat definisi yang dikemukakan para ahli di atas terlihat bahwa dasar pendefinisian bahasa Minangkabau itu berbeda-beda. Ada yang mendefinisikan berdasarkan geografis penyebaran, berdasarkan fungsi, dan ada yang berdasarkan kelompok-kelompok bahasa di dunia.

Bahasa daerah  sebagai bahasa yang dipakai  di wilayah nusantara menurut politik bahasa  nasional berkedudukan sebagai salah satu  unsur kebudayaan nasional. Karena itulah ia dilindungi oleh negara. Hal ini tertera dalam UUD 1945  pasal  36 Bab  XV. Bunyi dari fasal itu adalah ”bahasa daerah yang dipelihara rakyatnya dihormati oleh negara”. Artinya, kalau masyarakat pemilik bahasa itu tidak memelihara, negara tidak menghormati dan berlepas tangan kalua bahasa itu hilang dan lenyap. Salah satu di antara bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia itu  adalah bahasa Minangkabau.

            Bahasa Indonesia dan bahasa daerah mempunyai kedudukan dan fungsi berbeda dalam masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia berkedudukan ganda sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa resmi negara. Sementara itu, bahasa Minangkabau yang berkedudukan sebagai bahasa daerah menjalankan fungsi sebagai  berikut: (1) Lambang kebangsaan daerah Sumatera Barat.  Ini berarti bahwa bahasa Minangkabau bagi orang Sumatra Barat menjadi lambang kebangsaan bangsa Minangkabau di daerah  Sumatera  Barat, (2) Alat penghubung dalam keluarga dan masyarakat Minangkabau.  Artinya,  bahasa Minangkabau inilah yang digunakan untuk berkomunikasi  sehari-hari  dalam  keluarga atau dalam masyarakat Minangkabau.

   Dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, bahasa Minangkabau  mempunyai beberapa fungsi seperti : (1) Sebagai bahasa pengantar ilmu pengetahuan, terutama  pada tingkat SD.  Bahasa Minangkabau ini dipakai untuk memperlancar  pengajaran bahasa Indonesia dan bahasa lainnya; (2) Sebagai alat pendukung pertumbuhan bahasa  Indonesia. Ini dapat dilihat dari masuknya beberapa kosa kata bahasa Minangkabau ke dalam khasanah perbendaharaan bahasa Indonesia dalam  rangka memperkaya bahasa Indonesia; (3) Sebagai alat pengembangan  serta pendukung kebudayaan nasional di Sumatera Barat.

Dengan kedudukan dan fungsi bahasa Minangkabau yang demikian, telah menjadikan bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah yang penting di kawasan nusantara. Ada beberapa faktor lain yang juga menentukan penting tidaknya satu bahasa dibandingkan dengan bahasa yang lainya.  Faktor  itu  di antaranya adalah jumlah penuturnya, luas penyebarannya, dan perannya sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan seni, serta peranya sebagai pengungkap budaya Minang yang bernilai.      

Jika jumlah penuturnya yang  dijadikan patokan untuk menentukan  penting tidaknya bahasa Minangkabau  pada tingakat nasional atau internasional tentulah  dapat kita katakan bahwa bahasa Minangkabau itu tidak penting,  karena jumlah penutur bahasa Minangkabau yang betul-betul orang Minangkabau hanya berjumlah kira-kira 6.000.000. Jumlah ini hanya sebahagian kecil dari jumlah  penduduk Indonesia yang sekarang berjumlah 273 juta (sensus 2021). Apa lagi kalau dilihat secara mendunia (internasional)  jumlah orang Minangkabau itu sangatlah sedikit. Namun, pengguna bahasa Minangkabau tidak hanya orang Minangkabau, tetapi  juga digunakan oleh orang non Minangkabau. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal seperti mereka memang berdiam di Sumatra Barat sehingga mereka dalam pergaulan sehari-hari juga menggunakan bahasa Minangkabau. Selain itu juga dapat disebabka oleh perkawinan dengan orang Minangkabau, sehingga orang yang kawin dengan orang Minangkabau itu ikut menggunakan bahasa Minangkabau dalam komunikasi sehari-harinya.

Kalau yang dipakai sebagai ukuran penting tidakanya suatu bahasa adalah  luas penyebarannya, barulah dapat dikatakan bahasa Minangkabau sebagai bahasa yang penting karena  memang secara geografis penyebaran bahasa Minangkabau  cukup luas bahkan dapat dikatakan luas penyebaranya menyamai bahasa Indonesia. Penyebaran bahasa Minangkabau bersamaan dengan penyebaran orang Minangkabau itu sendiri.  Sejak dahulunya orang Minangkabau dikenal sebagai bangsa yang suka merantau. Hal ini membawa implikasi bahasa Minangkabau juga berkembang  di wilayah perantauan orang Minangkabau. Orang Minangkabau dapat dikatakan ada dimana-mana  di seluruh Indonesia, bahkan sampai kenegeri seberang seperti Malaysia, Brunai dan negara yang lainnya.

      Sebagai sarana pengembang ilmu pengetahuan, kesusasteraan, dan ungkapan budaya  lainnya  bahasa Minangkabau masih dapat menjalankan peranannya itu. Hal itu dapat dipahami  karena  masih dapat kita temukan karya sastra dalam bentuk kaba yang ditulis dalam bahasa Minangkabau. Selain dalam bentuk tulis, dalam bentuk lisan juga terdapat karya sastra yang pengekpresiannya disampaikan dalam bahasa Minangkabau. Contohnya sastra lisan yang disampaikan dalam pertunjukan lisan. Terkait dengan perannya sebagai pengungkap budaya yang lain dapat kita lihat dari adanya ungkapan, kiasan, pepatah petitih, mamangan dalam bahasa Minangkabau  yang berisikan ajaran adat istiadat Minangkabau. Akan tetapi, sebagai sarana penyampai ilmu pengetahuan secara formal, bahasa Minangkabau kurang mendapat tempat. Meskipun dalam politik bahasa dan peraturan pendidikan dinyatakan bahwa bahasa daerah dapat dipakai untuk komunikasi di sekolah dasar terutama pada kelas satu sampai kelas tiga, ternyata dari pengamatan sepintas,  guru-guru di SD itu sudah mulai menggunakan bahasa Indonesia, sehingga bahasa Minangkabau sepertinya tidak dapat tempat dalam sistem pendidikan formal di Sumatra Barat. Bahkan, untuk materi BAM (Budaya Alam Minangkabau), dulunya juga disampaikan dalam bahasa Indonesia. Dalam hal ini tragis memang.

*Dosen Sastra Minangkabau FIB Unand


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com